Thursday, April 30, 2009

Orang Buta

Orang buta menuntun orang buta
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah
sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta
itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita?
Kan sama saja buat saya!
Saya bisa pulang kok." Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang
lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu
setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang
pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu
kan punya mata! Beri
jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling
berlalu. Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini
si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya?
Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas,
"Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!" Si buta tertegun..
Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh, maaf, sayalah yang 'buta',
saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta." Si buta tersipu menjawab,
"Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya." Dengan tulus, si
penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun
melanjutkan perjalanan masing-masing. Dalam perjalanan selanjutnya, ada
lagi pejalan yang menabrak orang buta kita. Kali ini, si buta lebih
berhati-hati, dia bertanya dengan santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?"
Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama."
Senyap sejenak. secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda
orang buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya.," sembari meledak dalam
tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang
berjatuhan sehabis bertabrakan. Sahabat,
Hari ini kita belajar tentang KEBIJAKSANAAN, KEPEDULIAN DAN KERENDAHAN
HATI...
Betapa gelap dan butanya kita tanpa pelita
kebijaksanaan...
betapa banyak orang saling bertabrakan karena keegoisan, keserakahan
tanpa ada kepedulian bagi sesama...
Betapa gampangnya kita menghakimi dan menyalahkan " si penabrak", padahal
mungkin saja pelita kita yang padam.. bukankah diperlukan kerendahan hati untuk
minta maaf??...
Ah.. seandainya didunia ini banyak orang yang saling mendukung dan saling
mengingatkan !!..
Selamat bekerja, hati-hati jangan menabrak... jaga lilin kebijaksanaan
agar tidak padam...

Filipus Gudel

Penyesalan

Seorang dokter berpangkat kolonel di suatu negara berprestasi sangat cemerlang. Dengan demikian, dia dipercaya oleh kalangan atas, termasuk presidennya, untuk merawat kesehatan diri mereka pada dokter yang pandai tersebut.

Setiap hari, hidupnya dipenuhi oleh jadwal tugas yang membuat orang lain berdecak kagum karena tidak semua dokter mendapat kesempatan berprestasi seperti itu. Hari demi hari dilalui dengan prestasi yang menjulang. Semakin tinggi dan tak terbilang hadiah dan fasilitas hidup yang menggiurkan diterimanya.

Begitu penuh jadwal hidupnya untuk mengurus orang lain, pergi berhari- hari menemani jenderal ini dan itu, pergi berminggu-minggu untuk menemani presiden ke luar negeri, dan sebagainya. Untuk bertemu muka dengan istri dan anak-anaknya sungguh hal yang langka. Dan keadaan ini terus berlanjut dari waktu ke waktu.

Sampai suatu hari sepulang dari luar negeri menemani dan merawat pejabat tinggi yang sedang sakit, setiba di depan rumahnya, sang dokter melihat tenda terpasang dan kerumunan para kerabat dan tetangganya. Dalam hati sang dokter bertanya: ada apa gerangan di rumahku? Begitu keluar dari mobil, dia langsung bergegas masuk menguak kerumunan para tamu yang menyampaikan ucapan belasungkawa.

Setiba di ruang tamu rumahnya, terbujur sang istri tercinta, wanita yang menjadi belahan jiwanya, wanita yang selama ini ditinggalkannya untuk bepergian menjalankan tugas-tugas untuk merawat dan mempertahankan hidup orang lain. Tapi, satu-satunya wanita yang diinginkan dalam hidupnya saat ini terdiam kaku. Sang istri meninggal setelah menderita sakit parah yang cukup lama, dan dia tidak mampu merawatnya, apalagi memperpanjang masa hidupnya.

Maka, tercenunglah sang dokter. Dia bertanya ke mana saja aku ini, kapan terakhir aku makan bersama dengan wanita kesayanganku, kapan terakhir kali aku memeriksa kesehatannya, kapan terakhir kali aku mengucapkan selamat berulang tahun untuknya. Oh, sudah lama-lama sekali! Sekarang aku ingin mengucapkannya, sekarang aku ingin makan bersamanya, sekarang aku ingin tidur bersamanya, tapi sudah terlambat! Tidak ada hari esok lagi untuk melakukannya.




Jangan sampai kita menyesal dalam hidup ini. Hidup terlalu singkat untuk dipakai "tidak peduli terhadap pasangan" serta "merasa kecewa dan marah". Jadikan sentuhan, pelukan, dan kemesraan sebagai alat untuk membangun fondasi yang kuat dalam hal membina hubungan suami- istri. Sama seperti otot, kasih dapat menjadi kuat jika sering digunakan. Sebaliknya, kasih juga bisa mati jika tidak disertai perbuatan.

Mudah-mudah belum terlambat bagi kita untuk memulai mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, apa yang seharusnya dilakukan untuk membahagiakan pasangan hidup dan diri kita juga.


Cerita ini ditulis oleh Lianny Hendranata diambil dari milis motivasi

Tuesday, April 28, 2009

Thanks For All The Thing Happen To Your Life

Jika Anda bangun pagi ini dengan lebih sehat daripada sakit, Anda lebih diberkati daripada jutaan orang yang tak akan selamat melewati minggu ini

Jika Anda punya makanan di kulkas Anda, pakaian di tubuh Anda, atap di kepala Anda, dan tempat untuk tidur, Anda lebih kaya daripada 75 persen dunia ini.

Jika Anda punya uang di bank atau di dompet Anda, Anda berada di antara 8 persen yang terkaya di dunia.

Jika Anda mengangkat kepala Anda dengan senyum di wajah Anda dan benar-benar bersyukur, Anda diberkati karena kebanyakan orang bisa, tapi sebagian tidak melakukannya.


Saya BERSYUKUR untuk istri yang memberiku makanan yang sama dengan malam kemarin karena berarti istriku di rumah malam ini,dan tidak bersama orang lain ...

BERSYUKUR untuk suami yang duduk bermalasan di sofa sambil baca koran males-malesan , karena itu berarti dia bersama aku di rumah dan tidak keluyuran,apalagi ke bar malam ini.

BERSYUKUR untuk anakku yang selalu PROTES di rumah, karena artinya dia sedang di rumah dan TIDAK sedang keluyuran di jalanan.

BERSYUKUR untuk pajak yang saya bayar, karena artinya saya bekerja atau punya penghasilan.

BERSYUKUR untuk rumah yang berantakan, karena artinya saya masih punya kesempatan
melayani orang-orang yang mengasihi saya.

BERSYUKUR untuk baju yang mulai kesempitan, karena artinya saya bisa lebih dari cukup untuk makan.

BERSYUKUR pada bayangan yang mengikutiku, karena artinya aku tidak disilaukan oleh matahari.

BERSYUKUR untuk Kebun yang harus dirapikan dan perkara yang harus dibetulkan di rumah, karena artinya saya punya rumah.

BERSYUKUR akan berita orang yang lagi demo, karena artinya kita masih punya kebebasan untuk berbicara.

BERSYUKUR untuk dapat tempat parkir yang paling jauh, karena artinya saya masih bisa berjalan kaki dan diberkati dengan kendaraan yang saya bisa bawa.

BERSYUKUR untuk cucian, karena artinya saya punya baju yang bisa dipakai.

BERSYUKUR karena kepenatan dan kelelahan kerja setiap hari, karena artinya saya mampu bekerja keras setiap hari.

BERSYUKUR mendengar alarm yang mengganggu di pagi hari, karena artinya saya masih hidup.

Hiduplah, Senyumlah & Kasihi sesama dengan seluruh HATIMU .. !!


ditulis oleh Rusdy Gunawan
dari milis motivasi

Thursday, April 23, 2009

Selamat Hari Kartini (Kaum Wanita)

Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin
betina. Lawan jenis dari wanita adalah pria atau laki-laki. Wanita adalah
kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Pesona wanita
sejak dulu hingga sekarang sebetulnya tidak pernah berkurang atau bertambah,
hanya tentu saja pada jaman sekarang peranan wanita yang lebih bervariasi
dalam pola kehidupan masyarakat, membuat wanita semakin menonjol untuk
dibicarakan dan dibahas. tepat hari ini kita memperingati hari Kartini, yang
menjadi sebuah lambang kesetaraan Gender antara Pria dan Wanita.

Kartini dapat diibaratkan sebagai seorang wanita tangguh, bukan dalam arti
kartini berjuang dengan senjata untuk membuat kesetraaan jender. wanita
tangguh memperlihatkan keberaniannya meskipun ia sedang merasa takut, wanita
tangguh memberikan yang terbaik dari dirinya kepada orang lain & keluarganya
wanita tangguh menyadari bahwa kesalahan dalam hidup bisa mendatangkan
kebaikan dan manfaat yang membangun, wanita tangguh mengetahui dengan jelas
bahwa Tuhan yang Maha Kuasa akan selalu menopang ketika ia lemah ataupun
tersandung, dan wanita tangguh memiliki iman bahwa sepanjang perjalanan
hidupnya ia akan tumbuh makin kuat.

Dahulu pada jaman romawi menempatkan kedudukan kaum wanita dibandingkan
dengan prianya, ternyata masih dibawah kedudukan wanita. Menurut
undang-undang Romawi masa itu, wanita adalah harta-benda milik laki-laki,
dapat diperlakukan sekehendak hati, ia berkuasa dari soal hidup sampai
matinya, dipandang persis seperti budak. Ia menjadi milik bapaknya, kemudian
milik suaminya, lalu milik anaknya. Pemilikan demikian ini persisi seperti
memiliki budak atau seperti memiliki binatang dan benda mati. Wanita
dipandangnya hanya sebagai pembangkit nafsu berahi. Ia tidak punya kuasa
apa-apa terhadap sifat kebetinaannya, hingga mau tidak mau ia harus
berpura-pura berbuat sopan sedapat mungkin, dan ini tetap berlaku selama
berabad-abad kemudian, termaksud dalam jaman era kartini.

Saat ini saat dikatakan wanita sudah sederajat dengan pria ternyata banyak
wanita sendiri yang melakukan pelecehan terhadap dirinya sendiri, maksudnya
apa, Banyak kita temui para wanita yang menjajakan harga diri dan kesucian
di jalan-jalan tanpa ada perasaan risih dan mereka menanggalkan rasa
malunya, Mereka mengumbar nafsu para lelaki, padahal telah kita ketahui
bahwa laki-laki itu sangat mudah tergoda apalagi oleh perempuan yang
berpakaian seksi, sehingga banyak timbul kejahatan karenanya, misalnya
pemerkosaan, permusuhan, pembunuhan. fakta yang terjadi memang benar bahwa
banyak sekali kerusakan yang telah timbul karena wanita yang tidak mengenali
kemuliaan, kehormatan dan kesucian dirinya, sehingga menjadi wanita yang
tidak bermartabat bahkan “murahan.”

Wanita bisa menjadi sumber kerusakan hal yang mungkin ditimbulkan oleh
wanita adalah pengaruh harta dan kekuasaan. Wanita banyak yang tertipu
dengan indahnya kehidupan dunia, suka bermewah-mewahan dan berfoya-foya.
Lalu mereka mempengaruhi suami-suami mereka agar melakukan perbuatan haram
untuk memenuhi nafsu dunianya, hingga banyak terjadi pencuriaan, perampokan,
dan korupsi, karena laki-laki itu tidak ingin ditinggalkan wanita yang
terlanjur dicintainya.

Pepatah mengatakan wanita adalah makhluk yang mulia, namun kenyataannya
adalah wanita sangat sengsara. TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang bekerja di
luar negeri sangat sengsara, banyak wanita yang disiksa bahkan ada pula yang
pulang tinggal nama. Betapa pilu hati hati kita menyaksikan berbagai
kejadian naas yang menimpa wanita. Kekerasan dalam rumah tangga, penyiksaan,
pelecehan seksual, dan sebagainya. terkdang orang menyebut “Emansinya
Kebablasan“ yang seperti kita ketahui saat ini. Banyak wanita yang melakukan
hal semaunya sendiri. Ada yang bekerja tetapi tidak memikirkan nasib
keluarganya. Padahal sebagai seorang isteri yang baik, harus mengikuti
imamnya. Terkadang lelaki dengan persepsi terbatas melakukan wanita sebagi
barang, jika perlu memiliki wanita lebih dari satu atau disebut poligami,
meskipun ditegaskan beribu kali oleh para penyokong poligami bahwa, poligami
kerap menistakan perempuan. Poligami adalah kekerasan terhadap perempuan.

Saya sangat mengagumi wanita, karena saya hidup di kelilingi wanita-wanita
yang hebat, Ibu saya yang dengan hebat membimbing saya menjadi seperti saat
ini, Istri saya yang hebat dengan setia mendampingi saya untuk bisa menjadi
diri saya, putri tercinta yang hebat memberi inspirasi dan gairah untuk
berjuang hidup, dan sahabat-sahabat wanita yang memberi warna dalam
persahabatan dalam dunia ini. wanita adalah kunci kebaikan suatu bangsa.
Wanita adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka
baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka
akan rusak pulalah generasi tersebut.

Selamat hari kartini... dan jadikan momentum untuk untuk cermin wanita saat
ini...

ditulis Erwin Arianto
dari milis motivasi

Penyembuh Ampuh Bernama : “Keheningan”

Berjalan tergopoh-gopoh menuju tali-tali jemuran. Tangan kanannya terlihat menenteng seember cucian basah. Dengan benda putih kecil di kedua telinga ia siap beraksi. Menjemur pakaian, seperti pagi-pagi yang kemarin. Siti, ABG yang bekerja sebagai pembantu nyokap memang susah dipisahkan dari benda itu. Earphone, memang hampir selalu menemaninya bertugas. PRT jaman sekarang memang beda. Gaul, baca koran dan melek teknologi. Serupa tapi tidak sama dengan adegan diatas. Beberapa murid sekolah menengah dalam sebuah angkot. Pagi yang sibuk. Bunyi klakson disana-sini. Perlombaan berangkat kerja yang membuat kemacetan. Ada yang mengangguk-angguk kecil, yang seorang memejamkan mata, yang lain memandang lurus kedepan.Phose boleh tak sama, tetapi ditelinga mereka bertengger benda serupa. Lagi-lagi earphone, saudara kandung handsfree. Benda bersuara dengan berujung handphone, walkman, MP4 atau ipod dan sebagainya.

Yang satu ini sekarang bagaikan baju atau celana layaknya. Melekat erat dikeseharian kita. Tidak sulit untuk menemukan orang berbicara serius seorang diri di pinggir jalan. Bukan latihan drama, atau caleg stress yang bermunculan saat ini. Urusan bisnis, hanphone dan handsfree.Memang benda-benda itu sengaja didesign semakin kecil, semakin ringan, semakin mobile dan semakin muat menampung apapun didalamnya. Teknologi selalu mempunyai tujuan mempermudah, itu yang semua orang cari. Tetapi mengenai efek samping, yang seperti ini tidak banyak yang perduli.

Menyenangkan memang dapat mendengarkan lagu dimanapun kita mau. Menghibur stress sekaligus tempat persembunyian dari “kesunyian” atau “keheningan”. Memang kata yang satu itu sekarang hampir merupakan binatang yang nyaris punah. Silence. Banyak orang tidak nyaman akan kesunyian. Seandainya kita mau memperhatikannya, maka kita akan sadar betapa jari-jemari ini akan begitu cepat meraih remote –apapun itu TV, radio, tape- mencari “hiburan” untuk mengusirnya. Dan bagi sebagian besar orang itu sudah menjadi sebuah kebiasaan. Sepanjang pagi kita dihadang klakson, dan deru knalpot kendaraan bermotor, kemudian bunyi telepon dan kesibukan kantor. Sore harinya –kembali lagi seperti itu- bunyi klakson dan knalpot lagi. Dan setelah tiba dirumah : sinetron, acara seru dan lagu-lagu. Dan berakhir ketiduran ditemani oleh cable TV atau lagu-lagu MP3.

Kemodernan kerap kali mengusir kesunyian. Sehingga kesunyian buat kita telah terlajur menjadi “setan lewat”. Mencekam dan ingin cepat-cepat kita lalui. Memang dalam kesunyian pikiran kita akan terasa berbicara demikian keras, mengaduk-ngaduk sang diri. Inilah yang seringkali ditakutkan oleh sebagian kita. Tetapi seandainya kita bersabar, maka kita akan belajar satu hal. Menenangkan pikiran-pikiran itu. Terasa sulit untuk pertama kalinya, tetapi menentramkan dan menyembuhkan, jika kita telah terbiasa.

“Know how to listen and be sure that silence often produces the same effects as science”
-Napoleon Bonaparte-

Sejarah juga mencatat bahwa begitu banyak pencipta luar biasa yang dilahirkan dari kesunyian itu. Sebut saja Thomas Alva Edison, Beethoven, Helen Keller dan sederet tokoh lain sebagainya. Memang ketulian, merupakan kesunyian yang ekstrim dan sebagian besar dari kita mungkin tidak mengharapkan menjadi sebesar mereka. Tetapi paling tidak kita adalah pencipta dunia kita masing-masing.


Kadang kita berpikir bahwa kebisingan dapat diusir dengan kebisingan lain. Atau sekedar mengalihkan diri dari kebisingan yang tidak kita sukai, kepada kebisingan yang kita sukai. Padahal kebisingan hanya dapat ditenangkan oleh kesunyian. Bukan oleh cable TV, sinetron, lagu-lagu atau riuh rendahnya mall. Dan kesunyian (baca : suara alam) merupakan obat penyembuh alami yang sangat ampuh yang didesign oleh Sang Pencipta. Kita tidak lagi peka terhadap suara alam.

“We need to find God, and he cannot be found in noise and restlessness. God is the friend of silence. See how nature - trees, flowers, grass- grows in silence;
see the stars, the moon and the sun, how they move in silence...
We need silence to be able to touch souls.”
-Mother Teresa-


Nah, kalau sekarang Anda merasa begitu penat, terlalu mudah marah, sangat kuatir akan sesuatu atau dalam tekanan luar biasa. Matikan sejenak handphone dan benda-beda berbunyi lainnya dan datanglah kepada kesunyian. Dengarkan suara alam. Ternyata alam tidak pernah diam. Suara kodok, jangkrik, gesekan pohon bambu, kicauan burung, rintik hujan, gemericik air, deburan ombak, hembusan angin. Semuanya berbicara dalam nada mereka masing-masing. Bukan kebisingan melainkan kesesuaian yang dalam. Keharmonian.

Mulai dari sekarang, cobalah sisihkan waktu barang sepuluh menit setiap harinya dalam keheningan. Pengalaman pribadi saya, efeknya sangat luar biasa. Kesegaran, kreatifitas dan ketenangan. Vitamin yang sangat cocok buat pekerjaan dibidang seperti saya ini. Tetapi jangan percaya saya begitu saja, musryik. Anda harus mencobanya sendiri . Mumpung belum terlambat. Karena besar kemungkinan di generasi cucu kita nanti suara jangkrik, burung dan kodok sudah jadi suara digital belaka !!!

Ada sebuah kisah menggelikan. Seorang rekan kerja bersama anaknya kebetulan datang kerumah diwaktu malam. Kami meeting di sebuahbale bengong dihalaman rumah. Setelah beberapa saat lamanya, mungkin karena sudah tidak sabar, si anak yang tengah duduk dibangku kuliah bertanya. “Maaf Mas, itu suara apa sih, kodok yah ?”. Mamanya serta merta menjawab. “Itu suara mp3...!!”. Kemudian memandangiku, “Iya khan Mas ?”. Kontan aku dan istriku tertawa. “Itu kodok beneran”, sahut istriku. “Masak sih..?!!!” timpal mereka hampir berbarengan. “Kodok liar kok..kadang- kdang mereka bulan madu kesini”, kataku. Akhirnya kami menyempatkan diri untuk mengantarkan kedua anak dan ibu itu menuju kolam kecil persis didepan teras rumah. Dan dalam remang-remang itupun samar terlihat dua pasang kodok yang tengah ML…..making love alias kawin !!

“Silence is a source of great strength.”
-Lao Tzu-


ditulis : by MadeTeddyArtiana
photographer, disegner & company developer

Sunday, April 19, 2009

Berhenti

Di tengah-tengah sebuah training, sang trainer memberikan
arahannya. "Letakkan kedua tangan kalian di dada kalian masing-masing!"
seorang trainer memulai instruksinya. "Letakkan, trus, dan rapat hingga
kalian merasakan detak jantung kalian masing-masing!" lanjut
beliau. Aku pun menuruti kata-katanya, kuletakkan kedua tanganku perlahan
ke atas dadaku. Kucari-cari sebentar, dan akhirnya terasalah detak
jantungku. Aku pun menunggu instruksi selanjutnya. "Letakkan dan
rasakan detak jantung Anda..!!" begitu instruksi beliau, "Jika sudah terasa,
sekarang katakan kepada jantung Anda, Berhenti..!!" Aku pun agak bingung dengan instruksi tersebut namun tak urung
kulakukan juga. "Katakan, dan perintahkan kepada jantung Anda untuk berhenti!,
katakan pada ia untuk berhenti!!" "Tidak mungkin!!' teriakku dalam hati,
"Tidak mungkin bisa!!" entah, apakah trainer tersebut mendengar apa yang
kami rasakan, ia pun melanjutkan kata-katanya.. "Lihatlah..
rasakanlah..!! bahkan jantung kita pun bukan milik kita...!!", Seketika
itu pula, Degg, diri ini kontan tersadar apa maksud dari semua ini. Ya
Tuhan,begitu sering diri ini lupa, bahkan jantung, apa yang ada di dalam diri
kita ini sekalipun.. bukan milik kita. Ah, padahal begitu sering kita merasa
bahwa kita ada diatas segala-galanya.

Seringkali manusia memandang orang lain
lebih rendah, lebih buruk, lebih jelek, ataupun pandangan-pandangan yang
semacamnya. Sering kali pula manusia merasa sangat berkuasa, seolah-olah
hidup dan mati orang lain berada di tangannya, tanpa sadar bahwa hidupnya
sendiri sekalipun, atau bahkan tubuh nya sendiri pun, bukanlah
miliknya.

Kita tidak mampu untuk mengatur aliran darah, atau daya kerja organ tubuh kita//
Kalau toh kita bisa hidup, sehat dan berkarya.. itu bukan karena kekuatan dan kelebihan kita... Itu merupakan anugerah Tuhan...
Kalau toh kita memiliki segalanya harta, pangkat, dan kedudukan itu karena Tuhan semata..

Kalau saja otak kita digeser satu milimeter saja
dari tempatnya, kalau detak jantung kita tidak berfungsi normal, kalau saja ada
salah satu organ kita yang mogok tidak mau berfungsi...maka anda bukan
siapa-siapa, hanya seonggok daging yang tergolek tidak berdaya...
Jangan ada seorangpun yang bersifat adigang adigung adiguna.. sombong karena semua yang dimilikinya...

Terimalah dan kerjakan dengan syukur, dan
jadikan hidupmu berkah bagi semua orang.....
dari milis motivasi

Thursday, April 09, 2009

Menjadi Ibu Rumah Tangga, Berani?

Seorang sahabat mengungkapkan rencananya untuk mengundurkan diri dari perusahaan tempat kerjanya. Ia merasa tidak takut meninggalkan karirnya yang sudah belasan tahun dirintisnya dari bawah. “sayang juga sebenarnya, dan ini merupakan pilihan yang berat, terlebih ketika saya merasa sudah berada di puncak karir,” ujarnya.

Lalu kemana setelah resign? “yang ada di pikiran saya saat ini hanya satu, menjadi ibu rumah tangga. Sudah terlalu lama saya meninggalkan anak-anak di rumah tanpa bimbingan maksimal dari ibunya. Saya sering terlalu lelah untuk memberi pelayanan terbaik untuk suami. Bahkan sebagai bagian dari masyarakat, saya sangat sibuk sehingga hanya sedikit waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga dan warga sekitar”

Tapi, ibu nampaknya masih ragu? “bukan ragu. Saya hanya perlu menata mental sebelum benar-benar mengambil langkah ini”.

“Rasanya masih malu jika suatu saat bertemu dengan teman-teman sejawat atau rekan bisnis. Saya belum menemukan jawaban yang pas saat mereka bertanya, “sekarang Anda cuma jadi ibu rumah tangga?”

Saya tersenyum mendengarnya, mencoba memahami kesesakan benaknya saat itu. Teringat saya dengan seorang sahabat lama yang saat di sebuah forum wanita karir di Jerman lantang menjawab, “profesi saya ibu rumah tangga, jika diantara para hadirin ada yang mengatakan bahwa ibu rumah tangga bukan profesi, saya bisa menjelaskan secara panjang lebar betapa mulianya profesi saya ini dan tidak cukup waktu satu hari untuk menjelaskannya”.

Luar biasa. Saya harus hadiahkan acungan jempol melebihi dari yang saya miliki untuk sahabat yang satu ini. Saya tuturkan kisah ini kepada sahabat yang sedang menata hati meyakinkan diri untuk benar-benar menjadi ibu rumah tangga, bahwa ia takkan pernah menyesali pilihannya itu. Kelak ia akan menyadari bahwa langkahnya itu adalah keputusan terbaik yang pernah ia tetapkan seumur hidupnya.

Naluri setiap wanita adalah menjadi ibu. Adakah wanita yang benar-benar tak pernah ingin menjadi ibu? Percayalah, pada fitrahnya wanita akan lebih senang memilih berada di rumah mendampingi perkembangan putra-putrinya dari waktu ke waktu. Menjadi yang pertama melihat si kecil berdiri dan menjejakkan langkah pertamanya. Ia tak ingin anaknya lebih dulu bisa berucap “mbak” atau “bibi” ketimbang ucapan “mama”. Tak satupun ibu yang tak terenyuh ketika putra yang dilahirkan dari rahimnya lebih memilih pelukan baby sitter saat menangis mencari kehangatan.

Ibulah yang paling mengerti memberikan yang terbaik untuk anaknya, karena ia yang tak henti mendekapnya selama dalam masa kandungan. Sebagian darahnya mengalir di tubuh anaknya. Ia pula yang merasakan perih yang tak tertahankan ketika melahirkan anaknya, saat itulah kembang cinta tengah merekah dan binar mata ibu menyiratkan kata, “ini ibu nak, malaikat yang kan selalu menyertaimu”. Cintapun terus mengalir bersama air kehidupan dari dada sang ibu, serta belai lembut dan kecupan kasih sayang yang sedetik pun takkan pernah terlewatkan.

Ibu akan menjadi apapun yang dikehendaki. Pemberi asupan gizi, pencuci pakaian, tukang masak terhebat, perawat di kala sakit, penjaga malam yang siap siaga, atau pendongeng yang lucu. Kadang berperan sebagai guru, kadang kala jadi pembantu. Jadi apapun ibu, semuanya dilakukan tanpa bayaran sepeserpun alias gratis.

***
KI, bukan malu atau bingung saat harus berhadapan dengan rekan bisnis. Katakan dengan bangga baru sebagai ibu rumah tangga. Sebab sesungguhnya, mereka pun sangat ingin mengikuti jejak anda, hanya saja mereka belum mengambil keputusan seperti anda. Tersenyumlah karena anak-anak pun bangga dengan langkah terbaik ibunya.

dari milis motivasi

Tuesday, April 07, 2009

Gadis Cantik Untuk Pria Kaya

Seorang gadis muda dan cantik, mengirimkan surat ke sebuah majalah terkenal, dengan judul:
“Apa yang harus saya lakukan untuk dapat menikah dengan pria kaya?”

Saya akan jujur, tentang apa yang akan coba saya katakan di sini. tahun ini saya berumur 25 tahun. Saya sangat cantik, mempunyai selera yang bagus akan fashion. saya ingin menikahi seorang pria dengan penghasilan minimal $500ribu/tahun. anda mungkin berpikir saya matre, tapi penghasilan $1juta/tahun hanya dianggap sebagai kelas menengah di New York. persyaratan saya tidak tinggi. apakah ada di forum ini mempunyai penghasilan $500ribu/tahun? apa kalian semua sudah menikah? yang saya ingin tanyakan:
apa yang harus saya lakukan untuk menikahi orang kaya seperti anda? yang terkaya pernah berkencan dengan saya hanya $250rb/tahun. bila seseorang ingin pindah ke area pemukiman elit di City Garden New York, penghasilan $ 250rb/tahun tidaklah cukup.
dengan kerendahan hati, saya ingin menanyakan:
dimana para lajang2 kaya hang out?
kisaran umur berapa yang harus saya cari?
kenapa kebanyakan istri dari orang2 kaya hanya berpenampilan standar?
saya pernah bertemu dengan beberapa wanita yang memiliki penampilan tidak menarik, tapi mereka bisa menikahi pria kaya?
bagaimana, anda memutuskan, siapa yang bisa menjadi istrimu, dan siapa yang hanya bisa menjadi pacar?

Si Cantik
-------------------------------------------------------------------------------------

Inilah balasan dari seorang pria yang bekerja di Finansial Wall Street:

saya telah membaca surat mu dengan semangat. saya rasa banyak gadis2 di luar sana yang mempunyai pertanyaan yang sama. ijinkan saya untuk menganalisa situasi mu sebagai seorang profesional.

pendapatan tahunan saya lebih dari $500rb, sesuai syaratmu, jadi saya harap semuanya tidak berpikir saya main2 di sini. dari sisi seorang bisnis, merupakan keputusan salah untuk menikahimu. jawabannya mudah saja, saya coba jelaskan, coba tempatkan “kecantikan” dan “uang” bersisian, dimana anda mencoba menukar kecantikan dengan uang: pihak A menyediakan kecantikan, dan pihak B membayar untuk itu, hal yg masuk akal. tapi ada masalah disini, kecantikan anda akan menghilang, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa ada alasan yang bagus. faktanya, pendapatan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun, tapi anda tidak akan bertambah cantik tahun demi tahun. karena itu, dari sudut pandang ekonomi, saya adalah aset yang akan meningkat, dan anda adalah aset yang akan menyusut. bukan hanya penyusutan normal, tapi penyusutan eksponensial.

jika hanya (kecantikan) itu aset anda, nilai anda akan sangat mengkhawatirkan 10 tahun mendatang. dari aturan yg kita gunakan di Wall Street, setiap pertukaran memiliki posisi, kencan dengan anda juga merupakan posisi tukar. jika nilai tukar turun, kita akan menjualnya dan adalah ide buruk untuk menyimpan dalam jangka lama, seperti pernikahan yang anda inginkan. mungkin terdengar kasar, tapi untuk membuat
keputusan bijaksana, setiap aset dengan nilai depresiasi besar akan di jual atau “disewakan.” siapa saja
dengan penghasilan tahunan $500rb, bukan orang bodoh, kami hanya berkencan dengan anda, tapi tidak akan menikahi anda.

saya akan menyarankan agar anda lupakan saja untuk mencari cara menikahi orang kaya. lebih baik anda menjadikan diri anda orang kaya dengan pendapatan $500rb/tahun. ini kesempatan lebih bagus daripada mencari orang kaya bodoh. mudah2an balasan ini dapat membantu. jika anda tertarik untuk servis “sewa pinjam,” hubungi saya.

ttd,
J.P. Morgan _,_._,___

dari milis motivasi

Monday, April 06, 2009

Obrolan Imajiner Bersama Tuhan Tentang Jodoh

Bukan baru sekarang aja gue berdoa sama Tuhan tentang pasangan yang gue inginkan. Ketika ada keinginan di hati untuk menikah, gue selalu berdoa agar Tuhan memberikan gue pasangan hidup.
Suatu kali gue berkeluh kesah sama Tuhan, kenapa ga ada orang yang cocok buat gue. Tuhan pun menjawab, “Elo ga punya pasangan mat, karena elo ga minta kan?”. Oh oke, akhirnya gue minta sama Tuhan agar gue diberi pasangan, bukan cuma itu, gue juga menjelaskan kriteria pasangan yang gue mau. Gue menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Lebih daripada itu, gue juga memberikan deskripsi fisik pasangan yang selama ini gue impikan. Seiring jalannya waktu, gue pun menambahkan daftar kriteria yang gue inginkan dalam diri pasangan gue.

Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati gue, “Hamba-Ku, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan. " Aku bertanya, "loh kok gitu, Kenapa Tuhan?" dan Ia menjawab, " Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar." Gue tanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?" " Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskannya kepada-Mu, Adalah suatu ketidak adilan dan ketidak benaran bagi-Ku untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah mengampuni tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepadaku, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.

Pernikahan adalah seperti sekolah - suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat tumbuh bersamamu."


Aku pun terdiam, membisu, merenung
Tertohok, sejenak ada rasa sesak di dada
Air mata itu pun jatuh, pelan tapi pasti
Langit terasa damai, angin berhembus pelan
Bintang bersinar terang, bulan tersenyum lembut
Dan aku pun ber-sujud pada-Nya
Seraya berdoa
"Berikanlah pasangan yang baik untuk-ku, hidup-ku, agama-ku, dan masa depan-ku"
aamiin

ditulis oleh Rendy Rahmat Imelda 70

Sunday, April 05, 2009

Arti Kehidupan

Alkisah, seorang pemuda mendatangi orang tua bijak yang tinggal di sebuah desa yang begitu damai. Setelah menyapa dengan santun, si pemuda menyampaikan maksud dan tujuannya. "Saya menempuh perjalanan jauh ini untuk menemukan cara membuat diri sendiri selalu bahagia, sekaligus membuat orang lain selalu gembira."

Sambil tersenyum bijak, orang tua itu berkata, "Anak muda, orang seusiamu punya keinginan begitu, sungguh tidak biasa. Baiklah, untuk memenuhi keinginanmu, paman akan memberimu empat kalimat. Perhatikan baik-baik ya..."

"Pertama, anggap dirimu sendiri seperti orang lain!" Kemudian, orang tua itu bertanya, "Anak muda, apakah kamu mengerti kalimat pertama ini? Coba pikir baik-baik dan beri tahu paman apa pengertianmu tentang hal ini."

Si pemuda menjawab, "Jika bisa menganggap diri saya seperti orang lain, maka saat saya menderita, sakit dan sebagainya, dengan sendirinya perasaan sakit itu akan jauh berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika saya mengalami kegembiraan yang luar biasa, dengan menganggap diri sendiri seperti orang lain, maka kegembiraan tidak akan membuatku lupa diri. Apakah betul, Paman?"

Dengan wajah senang, orang tua itu mengangguk-anggukkan kepala dan melanjutkan kata-katanya. "Kalimat kedua, anggap orang lain seperti dirimu sendiri!"

Pemuda itu berkata, " Dengan menganggap orang lain seperti diri kita, maka saat orang lain sedang tidak beruntung, kita bisa berempati, bahkan mengulurkan tangan untuk membantu. Kita juga bisa menyadari akan kebutuhan dan keinginan orang lain. Berjiwa besar serta penuh toleransi. Betul, Paman?"

Dengan raut wajah makin cerah, orang tua itu kembali mengangguk-anggukkan kepala. Ia berkata, "Lanjut ke kalimat ketiga. Perhatikan kalimat ini baik-baik, anggap orang lain seperti mereka sendiri!"

Si anak muda kembali mengutarakan pendapatnya, "Kalimat ketiga ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai privasi orang lain, menjaga hak asasi setiap manusia dengan sama dan sejajar. Sehingga, kita tidak perlu saling menyerang wilayah dan menyakiti orang lain. Tidak saling mengganggu. Setiap orang berhak menjadi dirinya sendiri. Bila terjadi ketidakcocokan atau perbedaan pendapat, masing-masing bisa saling menghargai."

Kata orang tua itu, "Bagus, bagus sekali! Nah, kalimat keempat: anggap dirimu sebagai dirimu sendiri! Paman telah menyelesaikan semua jawaban atas pertanyaanmu. Kalimat yang terakhir memang sesuatu yang sepertinya tidak biasa. Karena itu, renungkan baik-baik."

Pemuda itu tampak kebingungan. Katanya, "Paman, setelah memikirkan keempat kalimat tadi, saya merasa ada ketidakcocokan, bahkan ada yang kontradiktif. Bagaimana caranya saya bisa merangkum keempat kalimat tersebut menjadi satu? Dan, perlu waktu berapa lama untuk mengerti semua kalimat Paman sehingga aku bisa selalu gembira dan sekaligus bisa membuat orang lain juga gembira?"

Spontan, orang tua itu menjawab, "Gampang. Renungkan dan gunakan waktumu seumur hidup untuk belajar dan mengalaminya sendiri."

Begitulah, si pemuda melanjutkan kehidupannya dan akhirnya meninggal. Sepeninggalnya, orang-orang sering menyebut namanya dan membicarakannya. Dia mendapat julukan sebagai: "Orang bijak yang selalu gembira dan senantiasa menularkan kegembiraannya kepada setiap orang yang dikenal."


Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk belajar mencintai kehidupan dan berinteraksi dengan manusia lain di muka bumi ini. Selama kita mampu menempatkan diri, tahu dan mampu menghargai hak-hak orang lain, serta mengerti keberadaan jati diri sendiri di setiap jenjang proses kehidupan, maka kita akan menjadi manusia yang lentur. Dengan begitu, di mana pun kita bergaul dengan manusia lain, akan selalu timbuk kehangatan, kedamaian, dan kegembiraan. Sehingga, kebahagiaan hidup akan muncul secara alami...

dari milis motivasi