Friday, January 20, 2006

Setelah Menunggu 30 Tahun

INSPIRASI PAGI / IMELDA FM

Bagi yang tidak percaya dengan keabadian cinta, sebaiknya mendengar
cerita ini. Desember lalu, setelah menunggu selama 30 tahun, sepasang
kekasih dari Korea Utara dan Vietnam akhirnya bersatu dalam
pernikahan. Tiga dasawarsa bukanlah waktu yang pendek, tapi mereka
berhasil menjaga kesucian cinta mereka dari seberang lautan.

Kisah cinta ini bermula saat seorang mahasiswa kimia asal Vietnam
pergi ke Korea Utara pada 1971 untuk belajar. Mahasiswa muda itu,
Pham Ngoc Canh, jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang
wanita yang sekilas dilihatnya melewati pintu laboratorium di
Hamhung, tak jauh dari Pyongyang.

Pham pun nekat menemui Ri Young-Hui. Mereka lalu bertukar hadiah,
Pham memberi foto dan Ri memberikan alamat yang ditulis di sobekan
kertas.

Mereka bertemu diam-diam dan berpisah diam-diam. Pham memberitahu ibu
Ri agar memaksa putrinya menikah dengan pria lain saja karena mereka
berdua tidak mungkin dipertemukan. Rezim Korea Utara melarang
warganya berhubungan dengan orang asing, meski dari negara komunis
seperti Vietnam.

Ri menolak saran Pham dan ibunya untuk menikah dengan pria lain.
Bahkan ketika Pham pulang ke Hanoi karena tugas belajarnya selesai,
Ri berusaha bunuh diri. Pham pun akhirnya bertekad untuk
memperjuangkan cinta mereka.

Dibantu oleh ibu Ri, kedua kekasih ini menjalin hubungan hanya lewat
surat selama 20 tahun tanpa pernah bertemu sekalipun. Surat terakhir
diterimanya pada 1992.

Mengetahui Ri tak mungkin memperjuangkan persatuan mereka kembali,
Pham pun mengambil inisiatif untuk selalu mengusahakan pertemuan
mereka kembali.

Sebagai seorang penerjemah tim olahraga nasional, Pham beberapa kali
mengunjungi Korea Utara. Kesempatan ini selalu digunakannya untuk
menghubungi Ri. Namun, usahanya selalu gagal. Orang-orang di Korea
Utara selalu mengatakan, Ri telah menikah atau meninggal, tapi Pham
lebih percaya kesejatian cinta Ri ketimbang omongan orang-orang. Ia
menolak untuk percaya telah kehilangan kekasihnya.

Pham juga pernah berusaha melunakkan kakunya birokrasi dengan membawa
40 surat cinta dalam bahasa Korea yang dikumpulkannya selama 20 tahun
itu ke Kedutaan Besar Korea Utara di Hanoi. Ia berharap mereka mau
membantu. Namun usaha ini, seperti perjuangan sebelumnya, menemui
ketidakpastian.

Tahun-tahun terus berlalu dan rambut mereka sudah mulai beruban,
namun cinta mereka tak juga pupus. Tahun lalu, Pham melakukan usaha
terakhirnya saat ia mendengar delegasi politik Vietnam berkunjung ke
Pyongyang.

Ia kemudian menulis surat kepada Presiden dan Menteri Luar Negeri
Vietnam. Usahanya kali ini tak sia-sia. Beberapa bulan kemudian, ia
mendapat jawaban yang ditunggunya selama 30 tahun: pemerintah Korea
Utara mengizinkannya untuk menikahi Ri Young Hui.

September lalu, pasangan yang telah berusia 50 tahunan itu bertemu
kembali. Mereka pun sepakat untuk tidak menunda-nunda lagi pernikahan
yang sudah lama dinantikan itu. Desember lalu, di Hanoi, keduanya
menikah dengan dihadiri 700 tamu yang datang dengan mata berkaca-
kaca. bbc/qaris

Sumber: Koran Tempo - Sabtu, 18 January 2003

No comments: