Tuesday, December 21, 2010

Jangan!!!

 jangan menunggu bahagia baru tersenyum.
tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia

jangan menunggu kaya baru bersedekah.
tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya

jangan menunggu termotivasi baru bergerak.
tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi

jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli,
tapi pedulilah dengan orang lain! maka kamu akan dipedulikan...

jangan menunggu orang memahami kamu baru kita memahami dia,
tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu

jangan menunggu terinspirasi baru menulis.
tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu

jangan menunggu proyek baru bekerja.
tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggumu

jangan menunggu dicintai baru mencintai.
tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai

jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang,
tapi hiduplah dengan tenang, Insya Allah bukan sekadar uang yang datang,

jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti.
tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti

jangan menunggu sukses baru bersyukur.
tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu

jangan menunggu bisa baru melakukan,
tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!

Para Pecundang selalu menunggu Bukti dan Para Pemenang Selalu Menjadi Bukti
Seribu kata mutiara akan dikalahkan Satu Aksi Nyata!

oleh Pramono Dewo
dari milis motivasi

Friday, December 17, 2010

Mentalitas Penemu

Anda mungkin masih ingat dengan berbagai iklan tentang plester untuk luka. Masih ingat kan dengan iklan tentang anak yang bersepeda, terjatuh dan terluka. Lantas, oleh orangtuanya diberikan plester penutup lukanya. Nah, bagaimanakah penemuan plester luka ini terjadi? Ternyata, plester luka itu pertama kali diinpirasikan oleh seorang koki wanita yang tidak berpengalaman bernama Earl Dickson. Karena kurang trampil, ia seringkali memotong jarinya sendiri saat potong sayur. Akhirnya, oleh suaminya Dickson, yang saat itu bekerja di Johnson and Johnson, ia membuatkan semacam penempel yang dikasih pembalut yang akan segera bisa dipakai saat istrinya terluka. Ternyata, upaya menolong istrinya ini menjadi cikal bakal penemuan plester luka yang luar biasa.

Cerita tadi menginspirasi kita untuk belajar melihat peluang `penemuan' baru dari kejadian yang kita alami sehari hari. Pertama, jangan lagi melihat masalah sebagai sesuatu yang celaka. Kedua, perbesar mata Anda untuk melihat alternatif dan ketiga, jutsru gunakan ilmu dan pengetahuan yang lain dalam melihat permasalahan yang Anda alami sekarang. Selamat menemukan hal-hal baru.

ditulis oleh Anthony Dio Martin
dari milis motivasi

Hasrat Penumpukan

Sudah sejak saya kecil sebetulnya keadaan tak henti mengajarkan, betapa tidak berartinya sebuah penumpukan. Naluri penumpukan pertama yang saya ingat ialah ketika pertama kali saya belajar berpuasa.

Semua jenis makanan rasanya ingin saya kumpulkan, saya sembunyikan untuk saya makan sendiri. Untuk itu, saya malah merasa perlu memilki semacam bunker perlu juga dengan cara sembunyi-sembunyi. Bunker saya itu harus penuh sekaligus harus tetap jadi tempat misteri.

Apa saja makanan yang saya temui saya simpan di sini. Apa saja, karena bagi perut lapar, semua jenis makanan terasa lezat sekali. Sebentar-sebentar bunker rahasia ini saya datangi, aneka makanan itu saya pandangai untuk saya saja), apa yang sanggup saya makan ternyata cuma sedikit saja.

Cukup dengan makan sebagian saja saya sudah telentang kekenyangan. Setelah sebelumnya lemas karena kelaparan, saya segera lemas oleh kekenyangan. Saat itu, diam makan, ternyata apa yang disebut makan itu hanya secepat itu, hanya sesingkat itu dan sesederhana itu.

Seluruh kegaduhan itu ternyata selesai cukup hanya dengan beberapa suapan. Rasanya malu sekali mengiba-iba minta diperbolehkan menyantap seluruh makanan tetapi cukup dengan minum beberapa tegukan, saya sudah kekenyangan yang cuma sebegini, harus ditebus dengan keganasan seperti ini.

Tak perlu seluruh makanan sebanyak itu, tak perlu bernafsu menjadikan seluruhnya menjadi harta karun pribadi, karena yang dibutuhkan ternyata cuma sebatas itu. Tapi lagi-lagi, jika kelaparan datang lagi, akal sehat saya seperti terbang lagi. Kekeliruan demi kekeliruan yang sama terus saya
peragakan berulang-ulang hingga hari ini.

Kini, setelah saya bukan anak kecil lagi, puasa saya memang telah mampu genap sehari. Bunker rahasia itu memang tak ada lagi. Kebiasaan mengumpulkan makanan memang tak lagi saya lakukan. Tetapi apakah berarti saya sudah menjadi kuat di hadapan kelaparan? Rasanya tidak.

Apalagi makin bertambahnya usia, malah makin banyak saja jenis kelaparan yang saya derita. Ada lapar karier, lapar popularitas, lapar perhatian, yang ada di dunia saya ini.

ditulis oleh Prie GS
dari milis motivasi

Kebahagiaan yang menular


Seorang pemuda berangkat kerja dipagi Hari. Memanggil taxi, dan naik...
'Selamat pagi Pak,'...katanya menyapa sang sopir taxi terlebih dulu...
'Pagi yang cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil.

Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati, Ia melajukan taxinya. Sesampainya ditempat tujuan.. Pemuda itu membayar dengan selembar 20ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu.

'Kembaliannya buat bapak saja...selamat bekerja Pak..' kata pemuda dengan senyum.
'Terima kasih...' jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur...
'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih... Pikir sopir taxi itu...
Dan ia pun menuju kesebuah warung.

'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.
'Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dengan tersenyum. Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,.. 'begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar. Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.

Begitulah...cerita bisa berlanjut..Bergulir... .seperti bola salju...Pak sopir bisa lebih bahagia Hari itu...Begitu juga keluarga si mbok...Teman2 si anak...keluarga mereka...Semua tertular kebahagiaan...

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja disekitar Kita.
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...
Jadi,,,Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini? ^_^

dari milis motivasi :)

Wednesday, December 15, 2010

Seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya.

Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman-teman karyawan yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.

Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari.

Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Kini cuman dia seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

'Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini?' Tanya si tukang kayu.

'Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi 'to-tak, tok-tak'.

Kerbat Imelda, tahukah engkau bahwa problema yang kita hadapi akan berkurang seperempat hanya dengan membiarkan diri duduk secara tenang?
Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam 'kegaduhan'-.

dari milis motivasi

Monday, December 13, 2010

Mengandalkan Panca Indra

Kebutuhan seseorang terbatas, namun keinginan seseorang tak terbatas
- Terlalu banayak menikmati warna bisa merusak penglihatan
- Terlalu banyak menikmati bunyi akhirnya bisa merusak telinga
- terlalu banyak manikmati makanan bisa merusak rasa
- terlalu banyak melakukan kegiatan , seperti berburu bisa merusak pikiran dan kesehatan mental
- Terlalu banyak mengumpulkan kekayaan membuat orang tidak merasa aman dan merusak mentalnya

Dalamnya laut tidak bisa diukur, demikian juga jalan hidup seseorang. Dalam mengejar ambisi, sesorang tidak tahu kapan harus berhenti. Yang diperoleh bukan kepuasan dan kenyamanan, tapi rasa takut yang terus menerus dan bencana yang akan menimpanya (conficius)

dari milis motivasi

Sifat Air

1. Air mempunyai tiga sifat istimewa
2. Pertama air dapat memberikan makan kepada siapa saja
3. Kedua, karena lunak, air tidak menetang hal- hal yang menyimpang, namun membiarkan semuanya itu berjalan bagaimana mestinya
4.Ketiga, air mengalir ke tempat rendah yang diremehkan orang. Seperti air, yang tempatnya di bawah, orang yang berbudi luhur mau bersikap rendah
5. seperti air yang dalam dan jernih, orang berbudi luhur tetap iam dan menyendiri
6. seperti air yang memberikan makanan kepada siapa pun secara adil, orang yang berbudi luhur tidak pamrih untuk sesuatu yang dilakukannya
7. Apapun yang dikatakan, orang berbudi luhur selamanya jujur dan benar; seperti refleksi suatu benda di air
8 . Karena sifatnya yang lemah, air dapat mengambil bentuk apapun, tergantung dari tempatnya. Kalau orang bisa seperti air, dia dapat memperoleh hasil yang spontan.

sifat air, merupakan renungan conficius
dari milis motivasi

Saturday, December 04, 2010

Harga Kekuasaan itu hanyalah sama dengan segelas air..

Khalifah Harun Ar Rasyid sedang dalam sebuah perjalanan melintasi sebuah gurun pasir menunggangi unta. Bersamanya Seorang Penasehat yang bijak, Ibnu As Samak. Perjalanan panjang di siang yang panas. Terik matahari membuat dehidrasi dan sang khalifah pun kehausan. Pada satu tempat yang teduh, Harun ar Rasyid menepi.

Ibnu Samak menawarkan segelas air sambil berujar, “Khalifah…, dalam kondisi panas dan tenggorokan kehausan, andai kata kau tidak dapatkan air untuk minum kecuali dengan harus mengeluarkan separuh kekuasaanmu, sudikah engkau membayar dan mengeluarkannya? !”

Tanpa pikir panjang khalifah ar Rasyid menjawab, “Tentu Aku bersedia membayarnya seharga itu asal tidak mati kehausan!”

Maka usai mendengarnya, Ibnus Samak memberikan segelas air itu dan khalifah pun tidak lagi kehausan.

Kemudian Ibnu Samak melontarkan pertanyaan lagi, “Wahai Khalifah, andai air segelas yang kau minum tadi tidak keluar dari lambungmu selama beberapa hari tentulah amat sakit rasanya. Perut jadi gak keruan dan semua urusan jadi berantakan karenanya. Andai kata bila kau berobat demi mengeluarkan air itu dan harus menghabiskan separuh kekayaanmu lagi, akankah kau sudi membayarnya? ”

Mendengar itu, sang khalifah merenungi kondisi yang disebut oleh Ibnu Samak. Seolah mengamini maka khalifah menjawab, “Saya akan membayarnya meski dengan separuh kekuasaanku !”

Mendengar jawaban dari sang khalifah, maka Ibnus Samak sang penasehat raja yang bijak kemudian berkomentar, “O…., kalau begitu seluruh Kekuasaan yang khalifah miliki itu rupanya hanya senilai segelas air saja!”

Sahabat, Itu baru kenikmatan segelas air...., coba kita renungkan dan kita rasakan betapa nikmat yang dilimpahkan Allah SWT kepada kita amat sangat banyak, hingga kita tak akan mampu menghitungnya.

Mata kita dengan leluasanya memandang indahnya dunia dan segala ciptaanNYA, akankah kita gunakan untuk memandang yang dilarang oleh Allah Yang Maha Melihat ?

Pendengaran kita mampu menangkap segala bentuk informasi yang membuat kita menjadi orang hebat, akankah kita pakai mendengar hal-hal yang melanggar aturan Allah Yang Maha Mendengar ?

Mulut dan Lidah kita yang mampu menikmati berbagai rasa dan kelezatan serta mengkomunikasikan segala bentuk perasaan dan kebijakan, sudahkah kita jaga agar tidak melukai ? seberapa seringkah kita baca dan kita patuhi Surat-Surat Cinta (Firman) dari Yang Maha Pembuat Kebijakan

Nafas kita yang setiap detik mensuplai kebutuhan oksigen untuk tubuh dan kehidupan kita secara Cuma-Cuma, akankah kita sia-siakan detik demi detik berlalu tanpa ada kontribusi untuk memperjuangkan tegaknya aturan-aturan Allah SWT dalam diri, keluarga dan masyarakat kita ?

Kaki tangan kita yang mampu bergerak secara leluasa untuk mengerjakan berbagai aktifitas kehidupan, sudahkan kita mengekspresikan ketundukan dan ketaatan dengan bersujud dan rukuk kepadaNya disaat Dia memanggil kita ?

Harta dan Kekayaan yang telah diamanahkan kepada kita, sudahkan kita sucikan ? sudah relakah kita investasikan untuk Planning Sukses Akhir Hayat kita ? dan masih banyak nikmat lainnya yang kalau kita hitung dan kita rinci satu per satu kita tidak akan mampu menghitungnya.

dari milis motivasi

KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA..

Suatu hari sepasang suami istri bertengkar.

Suami : "Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ....!"
Istri : "Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek...!"

Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
"Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah/bosen nih... jadi suami kerja dikantor.. Aku mohon jadikanlah aku sbg istriku dan istriku ubahlah jadi aku.
Tuhan pun tersenyum..

Esoknya permohonan sang suami dikabulkan.. dia berubah jadi istrinya. Subuh dia bangun menyiapkan makanan utk suaminya ( yang sebenarnya adalah sang istri). Lalu menyetrika baju utk suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi kepasar utk belanja, tak terasa jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang di beri makan anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian yang di jemurnya lalu di menyetrika sampai jam 4 sore

Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton tv telenovela. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV sambil menunggu sang suami.

Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, si istri berdoa:
"Ya .. Tuhan yg Maha Pengampun... ampunilah aku.. "Aku tidak tau apa yg aku minta.. mohon kembalikan aku seperti sedia kala

Tuhan tersenyum saja.."Baiklah akan saya kabulkan..tapi.. "
"Tapi apa...? Tanya si Istri.
"Tapi kamu harus nunggu 9 bulan lagi.. karena tadi malem kamu positif (hamil)"

Kerabat Imelda, moral dari cerita tadi adalah..Janganlah mengeluh dengan pekerjaan yg telah kita dapat dan jangan iri dengan pekerjaan orang lain...Selalu ada kekurangan dan kelebihan dari apa yang telah kita miliki, jangan mudah iri atas apa yang dimiliki orang lain..

dari milis motivasi

A Boy and a Butterfly

Suatu hr ada seorang anak laki2 sdg memperhatikan sebuah kepompong.. Dan ternyata didlmnya ada kupu2 yg sdg berjuang utk melepaskan diri dari dalam kepompong dan Kelihatannya begitu sulitnya.
Si anak laki2 tsb merasa kasihan pada kupu2 tsb dan berpikir cara utk membantu si kupu2 agar bisa keluar dg mudah. Akhirnya si anak laki2 tadi menemukan ide dan segera mengambil gunting dan membantu memotong kepompong agar kupu2 bisa segera keluar dari sana. Alangkah senang dan leganya si anak laki2 tsb.

Tetapi apa yang terjadi ??? Si kupu2 memang bisa keluar dari sana,Tetapi Kupu2 tsb tidak dapat terbang,hanya dpt merayap

Apa sebabnya??? Ternyata bagi seekor kupu2 yg sdg berjuang dari kepompongnya tsb, yg mana pd saat dia mengerah kan seluruh tenaganya, ada suatu cairan didlm tubuhnya yg mengalir dg kuat ke seluruh tubuhnya yg membuat sayapnya bisa mengembang sehingga ia dapat terbang, tetapi krn tdk ada lg perjuangan tsb maka sayapnya tidak dapat mengembang sehingga jadilah ia seekor kupu2 yg hanya dapa merayap.

Kadangkala good intention, niat baik kita belum tentu menghasilkan sesuatu yg baik.

Sama seperti pada saat kita mengajar anak kita. Kadangkala kita sering membantu mereka krn kasihan atau rasa sayang, tp sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri.

Membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang. Memandulkan kreativitas, karena kita tdk tega melihat mereka mengalami kesulitan, yg sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya, justru menjadi KUAT.

Demikian jg pd saat kita sedang hrs berjuang menghadapi sesuatu, jangan mengharapkan bantuan orang lain,berjuanglah dahulu dengan mengerahkan segala kemampuan kita... Hidup memang penuh dgn PERJUANGAN.

Sesungguhnya kita sering menyalahkan situasi yang kita hadapi, namun ternyata situasilah yang mendewasakan kita...

Ditulis oleh Pramono Dewo
Dari milis motivasi

Friday, December 03, 2010

Life Balance Ways: Hadapkan Wajah dan Bersyukurlah

Cerita dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antara manusia dengan kebenaran, demikian menurut Bhagawan Vyasa, seorang pemikir India. Salah satu cerita yang kali ini saya anggap sebagai kendaraan pemahaman yang tepat adalah kisah mandor dan buruh bangunan.

Seorang mandor bangunan yang bekerja di gedung bertingkat, ingin menyampaikan pesan penting kepada tukang yang bekerja di lantai bawahnya. Mandor ini berteriak-teriak memanggil tukang bangunan di lantai bawahnya, agar ia dapat menjatuhkan catatan berisi pesan penting. Namun, karena asyiknya bekerja, tukang ini tidak mendengar panggilan sang Mandor.

Karena tidak mendengar teriakannya, akhirnya mandor ini melemparkan uang koin logam ke depan pekerja ini. Begitu melihat ada koin di hadapannya, si tukang bukannya mendongak ke atas, tetapi hanya berhenti bekerja sejenak, kemudian mengambil uang logam itu. Beberapa kali sang mandor mencoba melemparkan uang logam, tetapi tetap tidak berhasil membuat pekerja di bawahnya mau mendongak keatas, mengetahui siapa yang menjatuhkan koin tersebut.

Tiba-tiba mandor ini mendapatkan ide lain, ia kemudian mengambil sebuah batu kecil yang ada di depannya dan melemparkannya tepat mengenai pekerja yang ada dibawahnya. Karena merasa sakit terkena lemparan batu, pekerja itu mendongak ke atas mencari tahu siapa yang melemparkan batu itu. Kini barulah sang mandor dapat menyampaikan pesan penting dengan menjatuhkan catatan pesan yang ditulisnya.

Kerabat Imelda, Kisah yang sumbernya entah dari mana sesungguhnya merupakan cerminan dari kehidupan manusia setiap harinya. Tuhan sebagai Penguasa Kehidupan sesungguhnya setiap kali mengirimkan pesan kepada manusia dengan menjatuhkan "koin uang" melalui berbagai anugerah dan kemudahan rejeki kepada manusia. Tuhan seringkali memberikan begitu banyak berkah, rahmat dan kenikmatan setiap harinya kepada kita manusia, agar kita mau menengadahkan wajah kepada-Nya dan bersyukur atas karunia-Nya.

Sayangnya, berbagai hal itu seringkali tidak membuat kita manusia mau menengadahkan wajah kepada-Nya, tidak mau bersyukur atas rahmat-Nya. Begitu asyiknya manusia bekerja mengejar kesuksesan dan kesenangan hidup duniawi, menjadikan seringkali melupakan siapa sesungguhnya Sang Pemberi Anugerah itu.

dari milis motivasi

Mencuci Piring

"Saya suka cuci piring" kata gadis cilik itu.
"Mengapa?" tanyaku takjub.
"Karena saya suka melihat keajaiban setelah mencuci. Piring yang tadinya kotor dan berminyak bisa menjadi bersih dan mengkilap. Mengherankan.....," jawabnya dengan kedua bola mata yang berpendar indah.

Keajaiban dalam cuci piring. Wah, ini sungguh tak terpikirkan olehku. Keajaiban dalam hal-hal yang sangat sederhana. Gadis cilik itu satu diantara lebih dari seratus anak yang berkumpul dan menikmati camping rohani yang diadakan oleh sekolah minggu gerejaku. Dan tiba-tiba aku melihat dan merasakan keajaiban pada kumpulan anak kecil itu. Ternyata hidup adalah keajaiban. Dan keajaiban tidak semata suatu peristiwa yang luar biasa, yang menakjubkan, yang menjadi buah bibir bagi banyak orang. Keajaiban itu sangatlah sederhana dan dapat dinikmati bahkan dalam peristiwa-peristiwa kecil sehari-hari. Ternyata, hidup kita ini dikelilingi oleh banyak keajaiban. Tahukah anda?

Maka kita yang saat ini sedang mengejar keajaiban, mengharapkan dan merindukan keajaiban, tetapi merasa kecewa dan putus asa karena tak pernah menemukannya, mungkin perlu belajar dari gadis cilik itu. Dengan tangan mungilnya, dia dengan tekun mencuci piring makannya dan menemukan keajaiban yang dicari banyak orang saat menikmati hasil kerjanya. Dari piring yang kotor menjadi piring yang mengkilap.

"Saya suka mencuci piring, karena saya suka melihat keajaiban setelah mencuci....."

Keajaiban setelah mencuci. Keajaiban setelah bekerja keras membersihkan sisa-sisa lemak dan menggosok piring makannya sendiri. Keajaiban setelah berusaha.....

Mengapa kita seringkali hanya duduk diam menunggu keajaiban itu datang dengan sendirinya? Tidakkah keajaiban itu pun butuh proses kerja yang tidak ringan? Mengapa seringkali kita merasa kecewa karena disepelekan atau dianggap tidak ada? Tidakkah kita sendirilah yang perlu membuktikan keberadaan kita? Mengapa kita harus tergantung pada orang lain? Mengapa kita harus menganggap diri kita harus diperhatikan, harus dicintai, harus dipuji sebagai bukti keberadaan kita? Bukankah kita sendirilah yang harus berupaya untuk memperhatikan, mencintai dan memuji keberadaan orang lain sehingga mereka bisa tahu bahwa kita ada? Keajaiban hanya akan muncul setelah kita bekerja keras. Setelah gadis cilik itu membersihkan piringnya, dan tidak perlu menanti orang lain yang datang membersihkan piringnya. Gadis cilik itu melihat keajaiban setelah mencuci piringnya sendiri....

Keajaiban itu sesederhana hidup ini. Hidup yang harus dijalani, saat demi saat, hari demi hari, dijalani dan dinikmati. Dengan mengeluh dan merasa kecewa tanpa berbuat apa-apa, kita hanya akan mendapatkan semakin banyak kekecewaan dan perasaan putus asa pun kian dalam. Dan keajaiban yang kita harapkan semakin menjauh dari kita. Dengan matanya yang berpendar indah, gadis cilik itu itu memandang piring makan yang kini mengkilap bersih setelah dia mencucinya. Inilah keajaiban itu. Inilah kegembiraan baginya. Dia tidak menunggu seseorang datang dan membersihkannya. Lalu akan merasa kecewa dan sakit hati jika ternyata tak ada yang mau membantunya untuk mencuci piringnya sendiri. Tidak. Dia bekerja sendiri. Dia berusaha sendiri. Dan menikmati hasilnya sendiri. Keajaiban ada setelah dia mencuci piringnya. Dan dia menikmatinya.


dari milis motivasi

Wednesday, December 01, 2010

Kebahagiaan Anda adalah pilihan Anda.

Margaret istri John Maxwell, sedang menjadi pembicara di salah satu seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, John Maxwell, sang suami, duduk mendengarkan di bangku paling depan. Di akhir sesi, setelah pengunjung bertepuk tangan, ada sesi tanya jawab.

Seorang ibu mengacungkan tangan bertanya, "Mrs. Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?" Pertanyaan yang bagus! Seluruh ruangan terdiam. Margaret berpikir beberapa saat, kemudian mantab menjawab, "Tidak."

Seluruh hadirin terkejut. "Tidak," tegasnya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan serentak menoleh ke arah John Maxwell. Lucunya John Maxwell juga menoleh kebelakangan mencari-cari pintu keluar. Rasanya ingin cepat keluar. Malu,

Kemudian Margaret berkata, "John Maxwell seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, atau selingkuh. Ia setia dan memenuhi semua kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tak bisa membuatku bahagia." Sebuah suara bertanya, "Mengapa?" Jawab Margareth "Karena tak seorang pun di dunia yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri. "

Dengan kata lain, maksud Margaret adalah, tidak ada orang yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia, karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri. Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu merasa berkecukupan, tidak merasa minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar. Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik/tampan pasanganmu, atau sesukses apa hidupmu.

Kebahagiaan adalah masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak. Bila itu terletak di tangan kita maka pilihlah untuk BAHAGIA.

dari milis motivasi