Friday, December 03, 2010

Life Balance Ways: Hadapkan Wajah dan Bersyukurlah

Cerita dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antara manusia dengan kebenaran, demikian menurut Bhagawan Vyasa, seorang pemikir India. Salah satu cerita yang kali ini saya anggap sebagai kendaraan pemahaman yang tepat adalah kisah mandor dan buruh bangunan.

Seorang mandor bangunan yang bekerja di gedung bertingkat, ingin menyampaikan pesan penting kepada tukang yang bekerja di lantai bawahnya. Mandor ini berteriak-teriak memanggil tukang bangunan di lantai bawahnya, agar ia dapat menjatuhkan catatan berisi pesan penting. Namun, karena asyiknya bekerja, tukang ini tidak mendengar panggilan sang Mandor.

Karena tidak mendengar teriakannya, akhirnya mandor ini melemparkan uang koin logam ke depan pekerja ini. Begitu melihat ada koin di hadapannya, si tukang bukannya mendongak ke atas, tetapi hanya berhenti bekerja sejenak, kemudian mengambil uang logam itu. Beberapa kali sang mandor mencoba melemparkan uang logam, tetapi tetap tidak berhasil membuat pekerja di bawahnya mau mendongak keatas, mengetahui siapa yang menjatuhkan koin tersebut.

Tiba-tiba mandor ini mendapatkan ide lain, ia kemudian mengambil sebuah batu kecil yang ada di depannya dan melemparkannya tepat mengenai pekerja yang ada dibawahnya. Karena merasa sakit terkena lemparan batu, pekerja itu mendongak ke atas mencari tahu siapa yang melemparkan batu itu. Kini barulah sang mandor dapat menyampaikan pesan penting dengan menjatuhkan catatan pesan yang ditulisnya.

Kerabat Imelda, Kisah yang sumbernya entah dari mana sesungguhnya merupakan cerminan dari kehidupan manusia setiap harinya. Tuhan sebagai Penguasa Kehidupan sesungguhnya setiap kali mengirimkan pesan kepada manusia dengan menjatuhkan "koin uang" melalui berbagai anugerah dan kemudahan rejeki kepada manusia. Tuhan seringkali memberikan begitu banyak berkah, rahmat dan kenikmatan setiap harinya kepada kita manusia, agar kita mau menengadahkan wajah kepada-Nya dan bersyukur atas karunia-Nya.

Sayangnya, berbagai hal itu seringkali tidak membuat kita manusia mau menengadahkan wajah kepada-Nya, tidak mau bersyukur atas rahmat-Nya. Begitu asyiknya manusia bekerja mengejar kesuksesan dan kesenangan hidup duniawi, menjadikan seringkali melupakan siapa sesungguhnya Sang Pemberi Anugerah itu.

dari milis motivasi

1 comment:

Motivasi Indonesia said...

Terimakasih memposting artikel ini. Sayangnya tidak lengkap dan akan lebih mulia kalau mencantumkan sumbernya lengkap dg nama penulisnya. Salam Mulia, Eko Jalu Santoso, Penulis Buku Life balance Ways.