Tuesday, December 21, 2010

Jangan!!!

 jangan menunggu bahagia baru tersenyum.
tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia

jangan menunggu kaya baru bersedekah.
tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya

jangan menunggu termotivasi baru bergerak.
tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi

jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli,
tapi pedulilah dengan orang lain! maka kamu akan dipedulikan...

jangan menunggu orang memahami kamu baru kita memahami dia,
tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu

jangan menunggu terinspirasi baru menulis.
tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu

jangan menunggu proyek baru bekerja.
tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggumu

jangan menunggu dicintai baru mencintai.
tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai

jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang,
tapi hiduplah dengan tenang, Insya Allah bukan sekadar uang yang datang,

jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti.
tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti

jangan menunggu sukses baru bersyukur.
tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu

jangan menunggu bisa baru melakukan,
tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!

Para Pecundang selalu menunggu Bukti dan Para Pemenang Selalu Menjadi Bukti
Seribu kata mutiara akan dikalahkan Satu Aksi Nyata!

oleh Pramono Dewo
dari milis motivasi

Friday, December 17, 2010

Mentalitas Penemu

Anda mungkin masih ingat dengan berbagai iklan tentang plester untuk luka. Masih ingat kan dengan iklan tentang anak yang bersepeda, terjatuh dan terluka. Lantas, oleh orangtuanya diberikan plester penutup lukanya. Nah, bagaimanakah penemuan plester luka ini terjadi? Ternyata, plester luka itu pertama kali diinpirasikan oleh seorang koki wanita yang tidak berpengalaman bernama Earl Dickson. Karena kurang trampil, ia seringkali memotong jarinya sendiri saat potong sayur. Akhirnya, oleh suaminya Dickson, yang saat itu bekerja di Johnson and Johnson, ia membuatkan semacam penempel yang dikasih pembalut yang akan segera bisa dipakai saat istrinya terluka. Ternyata, upaya menolong istrinya ini menjadi cikal bakal penemuan plester luka yang luar biasa.

Cerita tadi menginspirasi kita untuk belajar melihat peluang `penemuan' baru dari kejadian yang kita alami sehari hari. Pertama, jangan lagi melihat masalah sebagai sesuatu yang celaka. Kedua, perbesar mata Anda untuk melihat alternatif dan ketiga, jutsru gunakan ilmu dan pengetahuan yang lain dalam melihat permasalahan yang Anda alami sekarang. Selamat menemukan hal-hal baru.

ditulis oleh Anthony Dio Martin
dari milis motivasi

Hasrat Penumpukan

Sudah sejak saya kecil sebetulnya keadaan tak henti mengajarkan, betapa tidak berartinya sebuah penumpukan. Naluri penumpukan pertama yang saya ingat ialah ketika pertama kali saya belajar berpuasa.

Semua jenis makanan rasanya ingin saya kumpulkan, saya sembunyikan untuk saya makan sendiri. Untuk itu, saya malah merasa perlu memilki semacam bunker perlu juga dengan cara sembunyi-sembunyi. Bunker saya itu harus penuh sekaligus harus tetap jadi tempat misteri.

Apa saja makanan yang saya temui saya simpan di sini. Apa saja, karena bagi perut lapar, semua jenis makanan terasa lezat sekali. Sebentar-sebentar bunker rahasia ini saya datangi, aneka makanan itu saya pandangai untuk saya saja), apa yang sanggup saya makan ternyata cuma sedikit saja.

Cukup dengan makan sebagian saja saya sudah telentang kekenyangan. Setelah sebelumnya lemas karena kelaparan, saya segera lemas oleh kekenyangan. Saat itu, diam makan, ternyata apa yang disebut makan itu hanya secepat itu, hanya sesingkat itu dan sesederhana itu.

Seluruh kegaduhan itu ternyata selesai cukup hanya dengan beberapa suapan. Rasanya malu sekali mengiba-iba minta diperbolehkan menyantap seluruh makanan tetapi cukup dengan minum beberapa tegukan, saya sudah kekenyangan yang cuma sebegini, harus ditebus dengan keganasan seperti ini.

Tak perlu seluruh makanan sebanyak itu, tak perlu bernafsu menjadikan seluruhnya menjadi harta karun pribadi, karena yang dibutuhkan ternyata cuma sebatas itu. Tapi lagi-lagi, jika kelaparan datang lagi, akal sehat saya seperti terbang lagi. Kekeliruan demi kekeliruan yang sama terus saya
peragakan berulang-ulang hingga hari ini.

Kini, setelah saya bukan anak kecil lagi, puasa saya memang telah mampu genap sehari. Bunker rahasia itu memang tak ada lagi. Kebiasaan mengumpulkan makanan memang tak lagi saya lakukan. Tetapi apakah berarti saya sudah menjadi kuat di hadapan kelaparan? Rasanya tidak.

Apalagi makin bertambahnya usia, malah makin banyak saja jenis kelaparan yang saya derita. Ada lapar karier, lapar popularitas, lapar perhatian, yang ada di dunia saya ini.

ditulis oleh Prie GS
dari milis motivasi

Kebahagiaan yang menular


Seorang pemuda berangkat kerja dipagi Hari. Memanggil taxi, dan naik...
'Selamat pagi Pak,'...katanya menyapa sang sopir taxi terlebih dulu...
'Pagi yang cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil.

Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati, Ia melajukan taxinya. Sesampainya ditempat tujuan.. Pemuda itu membayar dengan selembar 20ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu.

'Kembaliannya buat bapak saja...selamat bekerja Pak..' kata pemuda dengan senyum.
'Terima kasih...' jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur...
'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih... Pikir sopir taxi itu...
Dan ia pun menuju kesebuah warung.

'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.
'Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dengan tersenyum. Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,.. 'begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar. Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.

Begitulah...cerita bisa berlanjut..Bergulir... .seperti bola salju...Pak sopir bisa lebih bahagia Hari itu...Begitu juga keluarga si mbok...Teman2 si anak...keluarga mereka...Semua tertular kebahagiaan...

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja disekitar Kita.
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...
Jadi,,,Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini? ^_^

dari milis motivasi :)

Wednesday, December 15, 2010

Seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya.

Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman-teman karyawan yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.

Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari.

Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Kini cuman dia seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

'Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini?' Tanya si tukang kayu.

'Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi 'to-tak, tok-tak'.

Kerbat Imelda, tahukah engkau bahwa problema yang kita hadapi akan berkurang seperempat hanya dengan membiarkan diri duduk secara tenang?
Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam 'kegaduhan'-.

dari milis motivasi

Monday, December 13, 2010

Mengandalkan Panca Indra

Kebutuhan seseorang terbatas, namun keinginan seseorang tak terbatas
- Terlalu banayak menikmati warna bisa merusak penglihatan
- Terlalu banyak menikmati bunyi akhirnya bisa merusak telinga
- terlalu banyak manikmati makanan bisa merusak rasa
- terlalu banyak melakukan kegiatan , seperti berburu bisa merusak pikiran dan kesehatan mental
- Terlalu banyak mengumpulkan kekayaan membuat orang tidak merasa aman dan merusak mentalnya

Dalamnya laut tidak bisa diukur, demikian juga jalan hidup seseorang. Dalam mengejar ambisi, sesorang tidak tahu kapan harus berhenti. Yang diperoleh bukan kepuasan dan kenyamanan, tapi rasa takut yang terus menerus dan bencana yang akan menimpanya (conficius)

dari milis motivasi

Sifat Air

1. Air mempunyai tiga sifat istimewa
2. Pertama air dapat memberikan makan kepada siapa saja
3. Kedua, karena lunak, air tidak menetang hal- hal yang menyimpang, namun membiarkan semuanya itu berjalan bagaimana mestinya
4.Ketiga, air mengalir ke tempat rendah yang diremehkan orang. Seperti air, yang tempatnya di bawah, orang yang berbudi luhur mau bersikap rendah
5. seperti air yang dalam dan jernih, orang berbudi luhur tetap iam dan menyendiri
6. seperti air yang memberikan makanan kepada siapa pun secara adil, orang yang berbudi luhur tidak pamrih untuk sesuatu yang dilakukannya
7. Apapun yang dikatakan, orang berbudi luhur selamanya jujur dan benar; seperti refleksi suatu benda di air
8 . Karena sifatnya yang lemah, air dapat mengambil bentuk apapun, tergantung dari tempatnya. Kalau orang bisa seperti air, dia dapat memperoleh hasil yang spontan.

sifat air, merupakan renungan conficius
dari milis motivasi

Saturday, December 04, 2010

Harga Kekuasaan itu hanyalah sama dengan segelas air..

Khalifah Harun Ar Rasyid sedang dalam sebuah perjalanan melintasi sebuah gurun pasir menunggangi unta. Bersamanya Seorang Penasehat yang bijak, Ibnu As Samak. Perjalanan panjang di siang yang panas. Terik matahari membuat dehidrasi dan sang khalifah pun kehausan. Pada satu tempat yang teduh, Harun ar Rasyid menepi.

Ibnu Samak menawarkan segelas air sambil berujar, “Khalifah…, dalam kondisi panas dan tenggorokan kehausan, andai kata kau tidak dapatkan air untuk minum kecuali dengan harus mengeluarkan separuh kekuasaanmu, sudikah engkau membayar dan mengeluarkannya? !”

Tanpa pikir panjang khalifah ar Rasyid menjawab, “Tentu Aku bersedia membayarnya seharga itu asal tidak mati kehausan!”

Maka usai mendengarnya, Ibnus Samak memberikan segelas air itu dan khalifah pun tidak lagi kehausan.

Kemudian Ibnu Samak melontarkan pertanyaan lagi, “Wahai Khalifah, andai air segelas yang kau minum tadi tidak keluar dari lambungmu selama beberapa hari tentulah amat sakit rasanya. Perut jadi gak keruan dan semua urusan jadi berantakan karenanya. Andai kata bila kau berobat demi mengeluarkan air itu dan harus menghabiskan separuh kekayaanmu lagi, akankah kau sudi membayarnya? ”

Mendengar itu, sang khalifah merenungi kondisi yang disebut oleh Ibnu Samak. Seolah mengamini maka khalifah menjawab, “Saya akan membayarnya meski dengan separuh kekuasaanku !”

Mendengar jawaban dari sang khalifah, maka Ibnus Samak sang penasehat raja yang bijak kemudian berkomentar, “O…., kalau begitu seluruh Kekuasaan yang khalifah miliki itu rupanya hanya senilai segelas air saja!”

Sahabat, Itu baru kenikmatan segelas air...., coba kita renungkan dan kita rasakan betapa nikmat yang dilimpahkan Allah SWT kepada kita amat sangat banyak, hingga kita tak akan mampu menghitungnya.

Mata kita dengan leluasanya memandang indahnya dunia dan segala ciptaanNYA, akankah kita gunakan untuk memandang yang dilarang oleh Allah Yang Maha Melihat ?

Pendengaran kita mampu menangkap segala bentuk informasi yang membuat kita menjadi orang hebat, akankah kita pakai mendengar hal-hal yang melanggar aturan Allah Yang Maha Mendengar ?

Mulut dan Lidah kita yang mampu menikmati berbagai rasa dan kelezatan serta mengkomunikasikan segala bentuk perasaan dan kebijakan, sudahkah kita jaga agar tidak melukai ? seberapa seringkah kita baca dan kita patuhi Surat-Surat Cinta (Firman) dari Yang Maha Pembuat Kebijakan

Nafas kita yang setiap detik mensuplai kebutuhan oksigen untuk tubuh dan kehidupan kita secara Cuma-Cuma, akankah kita sia-siakan detik demi detik berlalu tanpa ada kontribusi untuk memperjuangkan tegaknya aturan-aturan Allah SWT dalam diri, keluarga dan masyarakat kita ?

Kaki tangan kita yang mampu bergerak secara leluasa untuk mengerjakan berbagai aktifitas kehidupan, sudahkan kita mengekspresikan ketundukan dan ketaatan dengan bersujud dan rukuk kepadaNya disaat Dia memanggil kita ?

Harta dan Kekayaan yang telah diamanahkan kepada kita, sudahkan kita sucikan ? sudah relakah kita investasikan untuk Planning Sukses Akhir Hayat kita ? dan masih banyak nikmat lainnya yang kalau kita hitung dan kita rinci satu per satu kita tidak akan mampu menghitungnya.

dari milis motivasi

KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA..

Suatu hari sepasang suami istri bertengkar.

Suami : "Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ....!"
Istri : "Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek...!"

Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
"Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah/bosen nih... jadi suami kerja dikantor.. Aku mohon jadikanlah aku sbg istriku dan istriku ubahlah jadi aku.
Tuhan pun tersenyum..

Esoknya permohonan sang suami dikabulkan.. dia berubah jadi istrinya. Subuh dia bangun menyiapkan makanan utk suaminya ( yang sebenarnya adalah sang istri). Lalu menyetrika baju utk suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi kepasar utk belanja, tak terasa jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang di beri makan anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian yang di jemurnya lalu di menyetrika sampai jam 4 sore

Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton tv telenovela. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV sambil menunggu sang suami.

Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, si istri berdoa:
"Ya .. Tuhan yg Maha Pengampun... ampunilah aku.. "Aku tidak tau apa yg aku minta.. mohon kembalikan aku seperti sedia kala

Tuhan tersenyum saja.."Baiklah akan saya kabulkan..tapi.. "
"Tapi apa...? Tanya si Istri.
"Tapi kamu harus nunggu 9 bulan lagi.. karena tadi malem kamu positif (hamil)"

Kerabat Imelda, moral dari cerita tadi adalah..Janganlah mengeluh dengan pekerjaan yg telah kita dapat dan jangan iri dengan pekerjaan orang lain...Selalu ada kekurangan dan kelebihan dari apa yang telah kita miliki, jangan mudah iri atas apa yang dimiliki orang lain..

dari milis motivasi

A Boy and a Butterfly

Suatu hr ada seorang anak laki2 sdg memperhatikan sebuah kepompong.. Dan ternyata didlmnya ada kupu2 yg sdg berjuang utk melepaskan diri dari dalam kepompong dan Kelihatannya begitu sulitnya.
Si anak laki2 tsb merasa kasihan pada kupu2 tsb dan berpikir cara utk membantu si kupu2 agar bisa keluar dg mudah. Akhirnya si anak laki2 tadi menemukan ide dan segera mengambil gunting dan membantu memotong kepompong agar kupu2 bisa segera keluar dari sana. Alangkah senang dan leganya si anak laki2 tsb.

Tetapi apa yang terjadi ??? Si kupu2 memang bisa keluar dari sana,Tetapi Kupu2 tsb tidak dapat terbang,hanya dpt merayap

Apa sebabnya??? Ternyata bagi seekor kupu2 yg sdg berjuang dari kepompongnya tsb, yg mana pd saat dia mengerah kan seluruh tenaganya, ada suatu cairan didlm tubuhnya yg mengalir dg kuat ke seluruh tubuhnya yg membuat sayapnya bisa mengembang sehingga ia dapat terbang, tetapi krn tdk ada lg perjuangan tsb maka sayapnya tidak dapat mengembang sehingga jadilah ia seekor kupu2 yg hanya dapa merayap.

Kadangkala good intention, niat baik kita belum tentu menghasilkan sesuatu yg baik.

Sama seperti pada saat kita mengajar anak kita. Kadangkala kita sering membantu mereka krn kasihan atau rasa sayang, tp sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri.

Membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang. Memandulkan kreativitas, karena kita tdk tega melihat mereka mengalami kesulitan, yg sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya, justru menjadi KUAT.

Demikian jg pd saat kita sedang hrs berjuang menghadapi sesuatu, jangan mengharapkan bantuan orang lain,berjuanglah dahulu dengan mengerahkan segala kemampuan kita... Hidup memang penuh dgn PERJUANGAN.

Sesungguhnya kita sering menyalahkan situasi yang kita hadapi, namun ternyata situasilah yang mendewasakan kita...

Ditulis oleh Pramono Dewo
Dari milis motivasi

Friday, December 03, 2010

Life Balance Ways: Hadapkan Wajah dan Bersyukurlah

Cerita dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antara manusia dengan kebenaran, demikian menurut Bhagawan Vyasa, seorang pemikir India. Salah satu cerita yang kali ini saya anggap sebagai kendaraan pemahaman yang tepat adalah kisah mandor dan buruh bangunan.

Seorang mandor bangunan yang bekerja di gedung bertingkat, ingin menyampaikan pesan penting kepada tukang yang bekerja di lantai bawahnya. Mandor ini berteriak-teriak memanggil tukang bangunan di lantai bawahnya, agar ia dapat menjatuhkan catatan berisi pesan penting. Namun, karena asyiknya bekerja, tukang ini tidak mendengar panggilan sang Mandor.

Karena tidak mendengar teriakannya, akhirnya mandor ini melemparkan uang koin logam ke depan pekerja ini. Begitu melihat ada koin di hadapannya, si tukang bukannya mendongak ke atas, tetapi hanya berhenti bekerja sejenak, kemudian mengambil uang logam itu. Beberapa kali sang mandor mencoba melemparkan uang logam, tetapi tetap tidak berhasil membuat pekerja di bawahnya mau mendongak keatas, mengetahui siapa yang menjatuhkan koin tersebut.

Tiba-tiba mandor ini mendapatkan ide lain, ia kemudian mengambil sebuah batu kecil yang ada di depannya dan melemparkannya tepat mengenai pekerja yang ada dibawahnya. Karena merasa sakit terkena lemparan batu, pekerja itu mendongak ke atas mencari tahu siapa yang melemparkan batu itu. Kini barulah sang mandor dapat menyampaikan pesan penting dengan menjatuhkan catatan pesan yang ditulisnya.

Kerabat Imelda, Kisah yang sumbernya entah dari mana sesungguhnya merupakan cerminan dari kehidupan manusia setiap harinya. Tuhan sebagai Penguasa Kehidupan sesungguhnya setiap kali mengirimkan pesan kepada manusia dengan menjatuhkan "koin uang" melalui berbagai anugerah dan kemudahan rejeki kepada manusia. Tuhan seringkali memberikan begitu banyak berkah, rahmat dan kenikmatan setiap harinya kepada kita manusia, agar kita mau menengadahkan wajah kepada-Nya dan bersyukur atas karunia-Nya.

Sayangnya, berbagai hal itu seringkali tidak membuat kita manusia mau menengadahkan wajah kepada-Nya, tidak mau bersyukur atas rahmat-Nya. Begitu asyiknya manusia bekerja mengejar kesuksesan dan kesenangan hidup duniawi, menjadikan seringkali melupakan siapa sesungguhnya Sang Pemberi Anugerah itu.

dari milis motivasi

Mencuci Piring

"Saya suka cuci piring" kata gadis cilik itu.
"Mengapa?" tanyaku takjub.
"Karena saya suka melihat keajaiban setelah mencuci. Piring yang tadinya kotor dan berminyak bisa menjadi bersih dan mengkilap. Mengherankan.....," jawabnya dengan kedua bola mata yang berpendar indah.

Keajaiban dalam cuci piring. Wah, ini sungguh tak terpikirkan olehku. Keajaiban dalam hal-hal yang sangat sederhana. Gadis cilik itu satu diantara lebih dari seratus anak yang berkumpul dan menikmati camping rohani yang diadakan oleh sekolah minggu gerejaku. Dan tiba-tiba aku melihat dan merasakan keajaiban pada kumpulan anak kecil itu. Ternyata hidup adalah keajaiban. Dan keajaiban tidak semata suatu peristiwa yang luar biasa, yang menakjubkan, yang menjadi buah bibir bagi banyak orang. Keajaiban itu sangatlah sederhana dan dapat dinikmati bahkan dalam peristiwa-peristiwa kecil sehari-hari. Ternyata, hidup kita ini dikelilingi oleh banyak keajaiban. Tahukah anda?

Maka kita yang saat ini sedang mengejar keajaiban, mengharapkan dan merindukan keajaiban, tetapi merasa kecewa dan putus asa karena tak pernah menemukannya, mungkin perlu belajar dari gadis cilik itu. Dengan tangan mungilnya, dia dengan tekun mencuci piring makannya dan menemukan keajaiban yang dicari banyak orang saat menikmati hasil kerjanya. Dari piring yang kotor menjadi piring yang mengkilap.

"Saya suka mencuci piring, karena saya suka melihat keajaiban setelah mencuci....."

Keajaiban setelah mencuci. Keajaiban setelah bekerja keras membersihkan sisa-sisa lemak dan menggosok piring makannya sendiri. Keajaiban setelah berusaha.....

Mengapa kita seringkali hanya duduk diam menunggu keajaiban itu datang dengan sendirinya? Tidakkah keajaiban itu pun butuh proses kerja yang tidak ringan? Mengapa seringkali kita merasa kecewa karena disepelekan atau dianggap tidak ada? Tidakkah kita sendirilah yang perlu membuktikan keberadaan kita? Mengapa kita harus tergantung pada orang lain? Mengapa kita harus menganggap diri kita harus diperhatikan, harus dicintai, harus dipuji sebagai bukti keberadaan kita? Bukankah kita sendirilah yang harus berupaya untuk memperhatikan, mencintai dan memuji keberadaan orang lain sehingga mereka bisa tahu bahwa kita ada? Keajaiban hanya akan muncul setelah kita bekerja keras. Setelah gadis cilik itu membersihkan piringnya, dan tidak perlu menanti orang lain yang datang membersihkan piringnya. Gadis cilik itu melihat keajaiban setelah mencuci piringnya sendiri....

Keajaiban itu sesederhana hidup ini. Hidup yang harus dijalani, saat demi saat, hari demi hari, dijalani dan dinikmati. Dengan mengeluh dan merasa kecewa tanpa berbuat apa-apa, kita hanya akan mendapatkan semakin banyak kekecewaan dan perasaan putus asa pun kian dalam. Dan keajaiban yang kita harapkan semakin menjauh dari kita. Dengan matanya yang berpendar indah, gadis cilik itu itu memandang piring makan yang kini mengkilap bersih setelah dia mencucinya. Inilah keajaiban itu. Inilah kegembiraan baginya. Dia tidak menunggu seseorang datang dan membersihkannya. Lalu akan merasa kecewa dan sakit hati jika ternyata tak ada yang mau membantunya untuk mencuci piringnya sendiri. Tidak. Dia bekerja sendiri. Dia berusaha sendiri. Dan menikmati hasilnya sendiri. Keajaiban ada setelah dia mencuci piringnya. Dan dia menikmatinya.


dari milis motivasi

Wednesday, December 01, 2010

Kebahagiaan Anda adalah pilihan Anda.

Margaret istri John Maxwell, sedang menjadi pembicara di salah satu seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, John Maxwell, sang suami, duduk mendengarkan di bangku paling depan. Di akhir sesi, setelah pengunjung bertepuk tangan, ada sesi tanya jawab.

Seorang ibu mengacungkan tangan bertanya, "Mrs. Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?" Pertanyaan yang bagus! Seluruh ruangan terdiam. Margaret berpikir beberapa saat, kemudian mantab menjawab, "Tidak."

Seluruh hadirin terkejut. "Tidak," tegasnya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan serentak menoleh ke arah John Maxwell. Lucunya John Maxwell juga menoleh kebelakangan mencari-cari pintu keluar. Rasanya ingin cepat keluar. Malu,

Kemudian Margaret berkata, "John Maxwell seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, atau selingkuh. Ia setia dan memenuhi semua kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tak bisa membuatku bahagia." Sebuah suara bertanya, "Mengapa?" Jawab Margareth "Karena tak seorang pun di dunia yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri. "

Dengan kata lain, maksud Margaret adalah, tidak ada orang yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia, karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri. Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu merasa berkecukupan, tidak merasa minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar. Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik/tampan pasanganmu, atau sesukses apa hidupmu.

Kebahagiaan adalah masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak. Bila itu terletak di tangan kita maka pilihlah untuk BAHAGIA.

dari milis motivasi

Friday, November 26, 2010

Aku Ingin Satu Angka Lagi

Kali ini saya ingin share soal Rudy Hartono..Juara All England sebanyak 8 kali. Berikut ini adalah cerita yang pernah diceritakan pada saya beberapa waktu yang lalu :

"Pada suatu kejuaraan All England, Rudy Hartono berhadapan dengan Sture johnson, Juara Eropa asal Swedia, Situasi benar benar kritis, Pada Set pertama Sture Johnson unggul 15 - 4 dan set kedua ia sudah unggul 14 - 0 . Semua pendengar RRI dan pemirsa TVRI benar benar terhenyak, satu angka lagi tamatlah Rudy Hartono.
Alhamdulillah, teriak penyiar RRI, Shutelcock berpindah ke tangan Rudy. "Aku Ingin Satu Angka Saja" kata Rudy ketika Memulai Service, ternyata 1 - 14 . "Aku Ingin Satu Angka Lagi" , dan terjadilah 2 - 14 . Akhirnya 14 - 14 dan Rudy mengakhiri set kedua dengan 17 - 14 . Sture Johnson benar - benar heran, Penonton INDONESIA riuh Rendah. Set ketiga, Rudy lagi - lagi menyatakan , "Aku ingin satu angka lagi....Aku ingin satu angka lagi". Dan set ketiga berakhir dengan 15 - 0 untuk Rudy Hartono. Ia pun maju ke final melawan Finalis dari Denmark, Svend Pri"

Dari cerita di atas ada beberapa hal yang ingin saya share :
1. Jangan pernah menyerah.
Seperti halnya Rudy Hartono, meskipun kita nampaknya sulit meraih cita-cita tetapi teruslah berjuang dan berjuang, sebab sebelum mencapai cita-cita maka itu tandanya masih ada peluang untuk meraih cita-cita. Selama masih ada kesempatan berarti masih bisa berhasil.

2. Kesuksesan itu diraih setahap demi setahap
Tidak ada kesuksesan yang datang tanpa didahului kesuksesan yang lain. Contohnya : kita harus lulus jenjang SD dahulu sebelum bisa ke SMP, dan lulus SMP untuk bisa ke SMA, dst. Jadi tetaplah tekun untuk raih cita-cita.

dari milis motivasi

Tuesday, November 23, 2010

Kura Kura

Alkisah, di tepian sungai sebuah hutan, tampak seekor kura-kura sedang berjalan di sana. Mendekatlah sahabatnya, seekor pelanduk.

“Hai kura kura, apa kabar pagi ini?”

“Hai juga pelanduk. Yah…beginilah aku. Jalanku lambat dan tidak mungkin bisa berlari secepat dirimu,” jawab si kura-kura dengan suara iri.

Si pelanduk melanjutkan berkata, “Sobat, seiisi hutan sedang resah saat ini. Raja hutan sedang mengerang kelaparan dan mulai mencari mangsa. Duh, giliran siapa ya yang akan menjadi santapannya kali ini? Jujur saja, aku kasihan kepadamu! Jalanmu begitu lambat, pasti akan menjadi korban empuk bagi sang raja.”

Dengan suara memelas si kura-kura berkata, “Sobat, tolong ajari aku cara berlari cepat seperti kamu agar aku bisa menyelamatkan diri bila hendak dimangsa oleh raja hutan.”

Si pelanduk setuju dan sejak saat itu, si kura-kura rajin berlatih berlari cepat seperti yang diajarkan oleh pelanduk.

Hingga suatu hari, sang raja hutan berada tak jauh dari si kura-kura. Melihat jalan si kura-kura yang (menurutnya) aneh, si raja hutan hanya mengikuti sambil mengeluarkan suara erangan dan mempermainkannya dengan kuku kakinya. Lalu, karena ketakutan yang luar biasa, si kura-kura akhirnya menghentikan usaha berlarinya. Diapun menarik seluruh anggota tubuhnya ke dalam tempurung, terdiam memejamkan mata dan pasrah kepada nasib—menunggu eksekusi dari si raja hutan.

Tempurung kura-kura yang diam seperti batu bukanlah benda yang asyik untuk dimainkan, juga bukan barang yang nikmat untuk dimakan. Maka, tidak lama kemudian si raja hutan pun meninggalkan kura-kura.

Monyet di atas pohon pun berteriak nyaring ke kura-kura, “Hai kura-kura, bangunlah!! Bahaya sudah berlalu!”

Serasa tidak percaya, si kura-kura perlahan menjulurkan kepalanya melihat ke arah monyet, “Huah, aku selamat!”

“Benar, engkau selamat! Engkau sungguh hewan yang sangat beruntung karena tempurung perlindunganmu menempel di tubuhmu. Jika ada bahaya mengancam, engkau tidak perlu lari cepat-cepat seperti kami! Maka, tidak perlu belajar berlari cepat seperti pelanduk atau memanjat pohon seperti kami. Karena sesungguhnya setiap makhluk hidup memiliki kelebihan dan kekurangnya masing-masing.”

Sambil tertunduk malu si kura menjawab, “Ya, benar! Sobat, terima kasih atas nasihatmu. Sekarang aku tahu, tidak ada yang perlu disesali karena menjadi seekor kura-kura. Tidak harus menjadi seperti makhluk lain. Ternyata, aku juga makhluk yang memiliki kelebihan istimewa, yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya!”

Kerabat Imelda, Setiap orang yang dilahirkan di dunia ini pasti punya manfaat! Juga, pasti memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, kalau kita hanya berfokus pada kelebihan orang lain atau pada kelemahan diri kita sendiri, maka keyakinan dan kepercayaan diri kita sulit dikembangkan.

Untuk itu, kita perlu mengenal serta mengembangkan kekuatan/kelebihan kita.

Saya percaya, sekecil apapun kemampuan kita pada awalnya, namun kalau kita fokus dan penuh kesungguhan hati dalam mengembangkannya, lambat laun keyakinan dan kepercayaan diri kita akan tumbuh dengan sehat, serta membawa kita pada kemenangan dan kesuksesan.

dari milis motivasi

Lalat dan Semut

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar” katanya.

Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.

Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarang nya untuk mencari makan dan ketikamenjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, ” Ada apa dengan lalat ini Pak?, mengapa dia sekarat?”. “Oh.. itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita”

Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi “Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? kenapa tidak berhasil?”. Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama”.

Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya namun kali ini dengan mimik & nada lebih serius. “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini”.......

dari milis motivasi

Soft Drink

Kerabat Imelda, Sudah tepatkah keberadaan anda sekarang?
Saya akan memberikan suatu perumpamaan bagus dari tulisan Kanezane Arihyoshi

Ada 3 kaleng soft drink, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.

Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng softdrink pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng softdrink lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng softdrink ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng softdrink itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.

mengapa ketiga kaleng softdrink tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama?

Ya, Lingkungan kita mencerminkan harga kita.

Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.

Apabila kita berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri kita, maka kita akan menjadi cemerlang. Tapi bila kita berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri kita, maka kita akan menjadi kerdil.

Kerabat Imelda, (Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA.

Friday, November 19, 2010

Alasan Sebuah Kegagalan

bila kita mencari cari alasan untuk sebuah kegagalan, kita bisa temukan berjuta juta dengan mudahnya, namun alasan tetaplah alasan. ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. kerapkali alasan serupa dengan pengingkaran, semakin banyak menumpuuk alasan, semakin besar penngingkaran pada diri sendiri. ini menjauhkan akita dari yang namanya keberhasilan. sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. cobalah kita berusaha berhenti mencari suatu alasan untuk menutup kegagalan. Mulai dengan bertindak untuk meraih keberhasilan.

sebaiknya kita belajar dari penambang yang tekun mencari emas. ia menimba berliter liter tanah keruh disungai. ia saring lumpur dari pasir. ia sisir pasir dari logam, tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. begitulah semestinya kita memperlakukan kegagalan.

kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas, bila kita terus berusaha, tekun mencari perbaikan disela sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan alasan. maka kita akan menemukan cahaya kesempatan. dengan mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada didalamnya..

dari milis motivasi

Cinta


Telapak tanganmu berkeringat, hatimu dag dig dug, suaramu bagai tersangkut di tenggorokan, itu bukan... cinta, tapi SUKA.

Tanganmu tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya, itu bukan cinta, tapi NAFSU.

Kamu menginginkannya karena tahu ia akan selalu berada di sampingmu, itu bukan cinta, tapi KESEPIAN.

Kamu menerima cintanya, karena kamu tidak mau menyakitinya, itu bukan cinta, tapi KASIHAN.

Kamu bersedia memberikan semua yang kamu suka demi dia, itu bukan cinta, KEMURAHAN HATI.

Kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya kepada semua orang, itu bukan cinta, tapi KEMUJURAN.

Kamu mengatakan padanya bahwa dia adalah satu-satunya hal yang kamu pikirkan, itu bukan cinta, tapi GOMBAL.

Kamu mencintainya jika:
1.Menerima kesalahannya.
2.Rela memberikan hatimu, hidupmu dan matimu.
3.Hatimu tercabik bila ia sedih dan berbunga bila ia bahagia.
4.Menangis untuk kepedihannya.

Cinta adalah pengorbanan;
Mencintai berarti memberi diri;

Cinta adalah kematian atas EGOISME dan EGOSENTRISME.

Cinta adalah kasih yang tak akan pernah akan habisnya,
Cinta bukan hanya dimulut saja tapi juga dengan perbuatan
kalau mencintai seseorang artinya sempit tapi mengasihi seseorang sangat luas artinya.

dari milis motivasi

Wednesday, November 17, 2010

Mengasah Kapak

Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat.
Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya.

Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik.
Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.

Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya.
Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon.
Sang majikan sangat terkesan dan berkata, “Bagus, bekerjalah seperti itu!”

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang
pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon.

Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon.
Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit.

“Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku”, pikir penebang pohon itu.

Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak
mengerti apa yang terjadi.

“Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?” sang majikan bertanya.
“Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak.
Saya sangat sibuk mengapak pohon,” katanya.

Kerabat Imelda, Kehidupan kita sama seperti itu.
Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak.

“Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya.”

Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.

Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir danmerenung, untuk belajar dan bertumbuh. Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan
kehilangan efektifitas.

Jadi mulai dari sekarang, pikirkanlah cara bekerja yang lebih efektif dan menambahkan banyak nilai ke dalamnya.

dari milis motivasi

Tuesday, November 16, 2010

3 HARI DALAM HIDUP

Hari pertama : Hari kemarin.
Kita tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kita tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kita tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang Kita rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat dan beristirahat dengan tenang;
lepaskan saja…

Hari ke dua : hari esok.
Hingga mentari esok hari terbit,
Kita tak tahu apa yang akan terjadi.
Kita tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kita tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; toh belum tentu esok hari Kita merengkuhnya
biarkan saja…


Hari ke tiga : yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri Kita untuk hari ini.
Kita dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila Kita mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada Kita.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa Kita menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri Kita sendiri

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu
bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga

dari milis motivasi

Mengapa Banyak Hewan Kurban Yang Menangis?

Di hari Raya Iedul Adha banyak sekali hewan ternak yang dikurbankan. Umat Islam meyakininya sebagai bagian dari warisan Nabi Ibrahim alaihissalaam. Kepada Ibrahim Tuhan mengajarkan kesediaan untuk berkorban. Kemudian ajaran itu diabadikan oleh Tuhan melalui Nabi-Nabi yang datang kemudian. Setiap mahluk yang tunduk kepada Tuhannya tentu akan dengan senang hati menjalani perintah-Nya. Termasuk hewan-hewan ternak itu. Tetapi, apakah setiap hewan kurban bersuka cita ketika mereka memberikan pengorbanan itu?

Di masa kecil, hati saya sering dipenuhi oleh kisah-kisah indah yang menceritakan tentang hewan-hewan yang senang kalau dipilih untuk menjadi kurban. Meskipun mereka mati, namun kematiannya membuat Tuhan senang. Sehingga, hewan-hewan itu bisa menjadi mahluk yang disayang oleh Tuhannya.

Setelah dewasa, sudut pandang saya mulai berubah. Bahkan, panca indera saya merasakan ada hewan yang meneteskan air mata ketika terpilih menjadi kurban. Semakin saya tua, semakin banyak cerita tentang hewan-hewan yang menangis itu. Lalu saya bertanya dalam hati; ”Apakah hewan-hewan di zaman ini sudah enggan untuk diajak lebih dekat dengan Tuhan?”

Lama saya memikirkan sebuah jawaban. Hingga saya kembali teringat tentang apa yang pernah saya alami dulu. Sewaktu masih kecil, saya adalah penggembala domba. Dan saya biasa berbicara dengan domba-domba saya. Kali ini pun saya merasa seolah tengah berdiskusi dengan mereka.”Wahai domba-dombaku,” Saya bertanya; ”mengapa sekarang kalian enggan menjadi hewan kurban?”

Domba-domba itu terperanjat, lalu menjawab;”Embeee...k” katanya.

”Kenapa begitu?” balas saya. Lalu mereka berkata:”Bekmbek, eeeeeembeeeeek....”

Anda yang tidak mengerti bahasa para domba tidak akan memahami isi dialog kami. Tapi, sekarang saya faham mengapa banyak hewan kurban yang menangis di hari raya Iedul Adha. Para domba bilang, mereka menangis karena banyak sekali orang yang berkurban bukan untuk mencari karunia Tuhan. Melainkan sekedar ingin mendapatkan pujian. Para domba dan teman-temannya sesama hewan kurban sedih sekali melihat perilaku para manusia. Mereka mengira bahwa kurbannya itu akan sampai kepada Tuhan sebagai suatu amalan. Padahal dengan niatnya yang tidak lurus lagi, tidak mungkin Tuhan menilainya sebagai suatu kebaikan.


Diantara manusia ada yang berkurban karena merasa ’tidak enak’ oleh tetangganya. ”Orang mampu kok tidak berkurban, apa kata dunia?” Padahal hanya soal membayar pajak yang boleh sambil bilang begitu.

Diantara mereka juga ada yang berkurban untuk sekedar pameran. ”Lihat nih, hewan kurban gue yang paling gede!”


Ada pula yang berkurban untuk beragam alasan lainnya selain mendekatkan diri kepada Tuhan. Ibadah sudah berubah menjadi sekedar ritual yang hampa akan makna. Maka wajar jika para hewan yang dikurbankan itu merasa pengorbanannya tidak lagi memiliki nilai spiritual seperti halnya yang diajarkan Tuhan kepada Ibrahim.

Domba-domba saya bercerita tentang betapa banyaknya manusia yang mengira bahwa kurbannya bakal diterima oleh Tuhan. Padahal, Tuhan sudah berfirman bahwa tidak sedikitpun bagian dari hewan kurban itu akan sampai kepada-Nya. Tidak dagingnya. Tidak darahnya. Bahkan tidak sekalipun hanya sehelai bulunya.

Domba-domba saya bercerita tentang betapa sedihnya mereka melihat tingkah polah manusia yang telah kehilangan esensi dari kurbannya. Mereka hanya melihat jasad kasar hewan-hewan yang dikurbankan. Padahal hakekat dari kurban melampaui batasan-batasan kasat mata belaka. Karena hakekat kurban adalah komitmen untuk menyembelih nafsu kebinatangan yang masih berkeliaran didalam diri kita.

Binatang tidak malu membuka-buka aurat didepan umum. Kita berkurban, tapi tetap berbangga hati dengan aurat-aurat yang kita perlihatkan. Binatang tidak segan untuk merebut makanan milik teman. Kita berkurban, tetapi masih berani merampas harta benda yang bukan hak kita. Binatang tidak sungkan untuk mengumbar syahwat dimana saja dan dengan siapa saja. Kita berkurban, tapi tidak lagi menghiraukan siapa yang muhrim dan siapa yang haram untuk berhubungan intim. Binatang juga berprinsip siapa yang paling kuat fisiknya, dialah yang menjadi rajanya. Kita berkurban, namun masih gemar menerapkan hukum rimba sehingga akal dan nurani kita tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.

Domba-domba saya bercerita, betapa sedihnya mereka melihat tingkah polah manusia yang berkurban namun tetap membiarkan hidup sifat-sifat kebinatangan didalam dirinya. Sehingga di hari raya Iedul Adha, banyak orang yang kehilangan makna dari kurban yang dilakukannya. Diakhir pertemuan itu, domba-domba saya berpesan;”Jika engkau berkurban, maka luruskanlah niatmu hanya untuk Tuhanmu. Dan sembelihlah nafsu-nafsu kebinatangan didalam dirimu. Maka aku akan bersuka cita untuk menjadi simbol kurbanmu....”

Ketika domba saya hendak dikurbankan, dia terlihat meneteskan air mata. Lalu saya bertanya;”Mengapa engkau menangis? Apakah aku belum meluruskan niatku?”

Domba saya berkata;”Sekarang aku menangis oleh rasa syukurku, karena Tuhan telah memilihku menjadi hewan kurbanmu....”

ditulis oleh DADANG KADARUSMA
DARI MILIS MOTIVASI

Sunday, November 14, 2010

Benarkah Tuhan telah memberikan yang terbaik untuk kita ?

Bila Tuhan CEPAT mengabulkan doa kita.
Maka Tuhan menyetujui bahwa yang kita minta itu memang yang terbaik untuk kita.

Bila Tuhan LAMBAT mengabulkannya.
Artinya tuha ingin menguji kita.
Apakah kita akan berusaha keras untuk mengejar/mewujudkan permintaan tsb.
Apakah permintaan kita itu memang benar-benar yang kita inginkan.
Apakah yang kita minta itu benar-benar memang terbaik untuk kita.
Karena yang kita inginkan belum tentu terbaik untuk kita.

Bila Tuhna TIDAK mengabulkan doa kita.
Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya permintaan kita itu telah dikabulkan Tuhan dengan sesuatu yang lebih indah dan lebih membahagiakan.
Hanya saja kita sering baru menyadarinya setelah bertahun-tahun kemudian.

Tetaplah berprasangka baik pada Tuhan dalam keadaan apapun.
Karena apapun yang sedang dan telah terjadi, sesungguhnya itulah yang terbaik bagi kita.
Sehingga kita berkewajiban untuk SELALU IKHLAS dan MENSYUKURI apa pun kondisi kita.


dari milis motivasi

Friday, November 12, 2010

Papan dan rayap

Dikisahkan dua orang laki-laki bekerja keras membuat sebuah perahu. Ketika sedang sibuk bekerja mereka berdua menemukan rayap disebuah papan. Salah seorang dari mereka kemudian ingin membuang papan itu tapi temannya melarang. Dia berkata, ”kenapa papan ini dibuang? Kan sayang. Lagipula tidak ada masalah. Cuma kena rayap sedikit saja.”
Karena tidak ingin mengecewakan temannya, papan yang ada rayapnya pun digunakan untuk membuat perahu. Selang beberapa hari, perahu pun selesai dan sudah bisa digunakan untuk melayari lautan.

Tapi beberapa tahun kemudian, rayap-rayap itu ternyata bertelur dan menetas. Rayap-rayap itu kemudian menggerogoti kayu kapal. Bahkan rayap-rayap itu menyebar kemana-mana hingga memakan kayu yang ada di lambung kapal.

Kapal terus digunakan dan tak seorang pun sadar hingga akhirnya, kayu-kayu perahu itu pun mulai keropos. Dan, ketika dihantam oleh ombak besar, air berhasil menembus masuk dari celah-celah dan lubang-lubang kayu.

Karena hujan juga sering turun dengan deras, para awak perahu tidak mampu lagi menguras air yang masuk ke dalam perahu sehingga akhirnya perahu itu karam. Di dalamnya terdapat barang-barang berharga dan nyawa manusia.

Kerabat Imelda, Kalau saja kita sadar bahwa malapetaka besar ini sebenarnya berasal dari hal yang remeh dan tidak berharga seperti papan yang sudah kena rayap. Kalau saja ketika membuat perahu dahulu papan itu dibuang, tentu saja malapetaka ini bisa dicegah.

Dan, begitulah kalau pada kenyataannya kita sering tidak sadar kalau perbuatan-perbuatan kesalahan kecil dan remeh yang kita lakukan kadang-kadang justru malah menimbulkan malapetaka besar.

dari milis motivasi

Cerita "Kebiasaan"

Disuatu sore Ayah mengajak anak remajanya yang agak nakal dan mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk untuk berjalan-jalan dihutan sekitar perkebunan mereka. "Engkau melihat pohon itu? Cobalah engkau mencabutnya," kata sang Ayah sambil menunujuk pada salah satu pohon kecil dipinggir hutan.

Dengan segera anak remaja itu berlari dengan satu tangan saja mencabut pohon kecil itu. Mereka terus berjalan dan kali ini sang ayah menunjuk sebuah sebuah pohon yang sudah agak besar . "Sekarang coba cabut pohon itu. Dengan segera pula si anak remaja mencabut pohon itu, tetapi kali ini tidak dengan satu tangan. Ia harus mencabutnya dengan kedua tangannya.

Setelah berjalan beberapa langkah lagi sang Ayah menunjuk sebuah pohon cemara yang cukup besar. "Sekarang Ayah mau engkau mencabut pohon itu." Dengan kaget anak remaja itu menjawab, "Yang benar saja Ayah, itu kan besar dengan seluruh kekuatanku pun aku tak dapat mencabutnya. Pohon itu hanya dapat ditebang dengan Buldozer.”

"Benar katamu," jawab sang Ayah. Mereka kemudian duduk berdua dipinggir Hutan. "Sekarang dengar," kata sang Ayah memulai pelajarannya. Sesuatu yang belum terlalu lama dibiarkan, masih bisa dihilangkan dengan mudah. Seperti ketika engkau mencabut pohon kecil tadi dengan satu tanganmu. Tetapi kebiasaan yang sudah agak lama dibiarkan, masih bisa dihilangkan tetapi dengan usaha dan kerja keras, seperti ketika engkau mencabut pohon kedua dengan kedua tanganmu.


Sedangkan kebiasaan yang sudah mendarah daging karena sudah dibiasakan dan dipelihara, akan sangat sulit menghilangkannya kecuali dengan pertolongan Allah Swt. Maka belajarlah segera membuang hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah dan jangan membiasakan dirimu melakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik.

dari milis motivasi

Kegigihan

Orang-orang yang belajar dari pengalaman tentang pentingnya kegigihan, akan menerima kekalahan sebagai sesuatu yang bersifat sementara belaka. Merekalah orang-orang yang sedemikian gigih mengejar keinginan, sehingga kekalahan akhirnya berbuah menjadi kemenangan.

Tetapi begitu banyak orang yang mengalami kekelahan dan tidak pernah bangkit kembali. Hanya segelintir orang saja yang berani menerima hukuman atas kekalahannya sebagai sebuah dorongan untuk berusaha lebih keras lagi. Tetapi ada sesuatu yang tak terlihat oleh kita, sesuatu yang tidak pernah diketahui keberadaannya oleh kebanyakan orang. Ia adalah kekuatan tersembunyi namun dahsyat, yang muncul untuk menyelamatkan orang-orang dari semangat mereka yang mengendur. Kekuatan ini adalah kegigihan. Jika anda tidak memilikinya, anda tak akan mencapai kesuksesan di bidang apapun.

dari milis motivasi

Wednesday, November 10, 2010

Obrolan dengan Malaikat

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depanruang kerja pertama dan berkata, ” Ini adalah Seksi Penerimaan. Di sini, semua permintaan yang ditujukan pada Tuhan diterima”.

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, “Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Di sini kemuliaan dan berkat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya”. Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangatkecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk di sana, hampir tidak melakukan apapun. “Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih”, kata Malaikat-ku pelan. Dia tampak malu. “Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?”, tanyaku. “Menyedihkan”, Malaikat-ku menghela napas. ” Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih”. “Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?”, tanyaku. “Sederhana sekali”, jawab Malaikat. “Cukup berkata, “Terima kasih, Tuhan”.

“Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri”, tanyaku. Malaikat-ku menjawab, “Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.”

“Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.”

“Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.”

Juga…. “Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan … engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.”

“Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat, maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia”.

“Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan … maka engkau termasuk orang yang sangat jarang.”

“Jika engkau masih bisa mencintai … maka engkau termasuk orang yang besar, karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun.”

“Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.”

“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu .”

dari milis motivasi

Saturday, November 06, 2010

Ketulusan

Alkisah di sebuah rumah mewah yang terletak dipinggiran sebuah kota, hiduplah sepasang suami istri. Dari sekilas orang yang memandang, mereka adalah pasangan yang sangat harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana usaha mereka dalam meraih kehidupan mapan yang seperti saat ini. Sayang, pasangan itu belum lengkap. Dalam kurun waktu sepuluh tahun pernikahan mereka, pasangan itu belum juga dikaruniai seorang anak pun yang mereka harapkan.

Karenanya walaupun masih saling mencinta, si suami berkeinginan menceraikan istrinya karena dianggap tak mampu memberikan keturunan sebagai penerus generasinya. Setelah melalui perdebatan sengit, dengan sedih dan duka yang mendalam, si istri akhirnya menyerah pada keputusan suaminya untuk tetap bercerai.

Dengan perasaan tidak menentu, suami istri itu menyampaikan rencana perceraian kepada orang tua mereka. Meskipun orang tua mereka tidak setuju, tapi tampaknya keputusan bulat sudah diambil si suami. Setelah berbincang-bincang cukup lama dan alot, kedua orang tua pasangan itu dengan berat hati menyetujui perceraian tersebut. Tetapi, mereka mengajukan syarat, yakni agar perceraian pasangan suami istri itu diselenggarakan dalam sebuah sebuah pesta yang sama besarnya seperti pesta saat mereka menikah dulu.

Agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya, maka persyaratan mengadakan pesta perceraian itu pun disetujui. Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan. Sungguh, itu merupakan pesta yang tidak membahagiakan bagi siapa saja yang hadir dalam pesta itu. Si suami tampak tertekan dan terus meminum arak sampai mabuk dan sempoyongan. Sementara sang istri tampak terus melamun dan sesekali mengusap air matanya di pipinya. Di sela mabuknya si suami berkata lantang, “Istriku, saat kau pergi nanti. semua barang berharga atau apapun yang kamu suka dan kamu sayangi, Ambillah dan Bawalah !!“. Setelah berkata seperti itu, tak lama kemudian ia semakin mabuk dan akhirnya tak sadarkan diri.

Keesokan harinya, setelah pesta usai, si suami terbangun dari tidur dengan kepala berdenyut-denyut. Dia merasa tidak mengenali keadaan disekelilingnya selain sosok yang sudah dikenalnya bertahun-tahun yaitu sang istri yang ia cintai. Maka, dia pun bertanya “Ada dimakah aku ? Kenapa ini bukan di kamar kita ? Apakah aku masih mabuk dan bermimpi ? tolong jelaskan.”

Si istri menatap penuh cinta pada suaminya dengan mata berkaca-kaca dan menjawab, “Suamiku, ini karena dirumah orang tuaku. Kemaren kau bilang didepan semua orang bahwa engkau berkata kepadaku, bahwa aku boleh membawa apa saja yang aku mau dan aku sayangi. Di dunia ini tidak ada satu barang yang berharga dan aku cintai dengan sepenuh hati selain kamu. karena itu kamu sekarang kubawa serta ke rumah orang tuaku. Ingat, kamu sudah berjanji dalam pesta itu.”

Dengan perasaan terkejut setelah sesaat tersadar, si suami bangun dan memeluk istrinya, “Maafkan aku Istriku, aku sungguh bodoh dan tidak menyadari bahwa dalamnya cintamu padaku. Walaupun aku telah menyakitimu, dan berniat menceraikanmu, tetapi engkau masih mau membawa serta diriku bersamamu dalam keadaan apapun“.

dari milis motivasi

Teruslah Mencoba

* Pernahkah Kau jatuh saat ingin mengejar sesuatu di depanmu?

* Pernahkah Kau gagal saat mencoba sesutu hal yang orang lain anggap hal itu mudah?

* Dan pernahkah Kau merasa terkucilkan disaat semua orang tak menghiraukan keadaanmu?

Dan apa yang Kau lakukan setelah itu? menyerah?atau bangkit kembali dari hal tersebut?

* Saat Kau ingin mengejar sesuatu yang ada di depanmu baik itu abstrak maupun nyata, TERUSLAH KEJAR! Kalaupun ada batu yang banyak dan membuat kau terjatuh tetaplah berjuang untuk terus berlari ke depan.

* Saat kau gagal mencoba sesuatu hal yang orang lain mengganggapnya hal tersebut mudah

TETAPLAH MENCOBA! Kalaupun ada hinaan dan cacian karena kau tidak bisa melakukannya tetaplah berusaha hingga kau berhasil menciptakan apa yang kau coba

* Saat kau merasa terkucilkan disaat semua orang tak menghiraukanmu BERPIKIRLAH POSITIF! Kalaupun banyak orang yang mengecewakanmu dan membuatmu terluka tetaplah tersenyum hingga semua orang menyadari bahwa kau begitu berarti bagi mereka

Kenapa kita harus lakukan semua itu???Penting kah???

* Batu yang menjatuhkanmu saat mengejar sesuatu mengajarkan kita bahwa kita perlu teliti dalam melangkah dan belajar dari kesalahan kita saat kita terjatuh.

* Gagal saat mencoba sesuatu merupakan hal yang mengajarkan kita untuk pantang menyerah dan menunjukkan kita bahwa kita itu bukannya bodoh melainkan kita menemukan hal penghambat yang orang lain tidak temukan sebagai pembelajaran bagi kita untuk bisa mengatasi kendakla saat mencobanya kembali

* Merasa terkucilakan mungkin merupakan kesalahan dari kita berpandangan terhadap orang lain dan perasaan seperti ini mengajarkan kita untuk berpikir positif bahwa orang2 disekitar kita tetap peduli terhadap kita mungkin cara mereka untuk perduli kurang kita pahami untuk itu disinilah kita perlu belajar mempelajari karakter orang lain Semua hal yang membuat kita putus asa sebenarnya menyimpan pembelajaran yang sangat berharga bagi kita.

Bukan lagi saatnya kita menyerah saat keputusasaan menyerang kehidupan kita, namun di saat itulah kita harus bangkit untuk berusaha menyelesaikan itu semua karena semua itu hanya kita yang dapat menyelesaikannya dengan baik. Dan lihatlah sisi baik dari setiap masalah yang ada jangan selalu melihat sisi jelek dari suatu masalah, karena tiap sisi menimbulkan efek yang berbeda.

dari miis motivasi

Kebajikan dan Welas Asih

Pada zaman Tiongkok Kuno ada seorang petani mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu dan mempunyai anjing-anjing yang galak dan kurang terlatih. Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar-ngejar domba-domba petani. Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tetapi ia tidak mau peduli. Suatu hari aning-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa kambing sehingga terluka parah.

Petani itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim. Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dengan hati-hati dan berkata, “Saya bisa saja menghukum pemburu itu dan memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya. Tetapi Anda akan kehilangan seorang teman dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?” Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.

“Baik, saya akan menawari Anda sebuah solusi yang mana Anda harus manjaga domba-domba Anda supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga Anda tetap sebagai teman.” Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.

Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim. Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada tiga anak tetangganya itu, yang mana ia menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut. Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing pemburunya. Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah menggangu domba-domba pak tani.

Di samping rasa terima kasihnya kepada kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani. Sebagai balasannya petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya. Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi teman yang baik.

Sebuah ungkapan Tiongkok Kuno mengatakan, “Cara Terbaik untuk mengalahkan dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan belas kasih.”

dari milis motivasi

Tuesday, November 02, 2010

Isi yg penting.. Bukan Bungkusannya

Hidup akan sangat melelahkan,
sia-sia dan menjemukan
bila Anda hanya menguras pikiran untuk mengurus BUNGKUSAN-nya saja
dan mengabaikan ISINYA.

Bedakanlah apa itu Bungkusan
dan apa itu Isinya.

Rumah yg indah hanya bungkusan;
Keluarga Bahagia itu isinya.

Pesta nikah hanya bungkusan;
Cintakasih, Pengertian dan komitmen, itu isinya

Ranjang mewah hanya bungkusan;
Tidur nyenyak itu isinya.

Makan enak hanya bungkusan;
Gizi dan energi itu isinya.

Kecantikan hanya bungkusan;
Kepribadian itu isinya.

Bicara itu hanya bungkusan;
Kerja nyata itu isinya.

Buku hanya bungkusan;
Pengetahuan itu isinya.

Jabatan hanya bungkusan;
Pengabdian dan pelayanan itu isinya.

Pergi ke Rumah Ibadah itu bungkusan;
Melakukan perintah Tuhan dalam hidup itu isinya.

Utamakanlah isinya...
namun rawatlah bungkusnya...

ditulis oleh Yudhi Ismayadi
dari milis motivasi

Tuan Oeng dan Seorang Gadis Kecil

Dari dalam toko mainannya, seorang pria tua yang biasa dipanggil Tuan Oeng
oleh para pelanggannya menatap seorang gadis berseragam putih-merah yang
sedang terpaku di depan kaca etalase toko. Sudah dua minggu ini di waktu yang sama, yaitu pukul 13.15, gadis itu selalu berdiri di depan etalase toko.
”Bisa aku bantu?” tegur Tuan Oeng tersenyum ramah.
GADIS itu menoleh ke arah Tuan Oeng kemudian mengetuk kaca etalase.
”Berapa harga Lily?” tanya gadis itu kemudian.
Tuan Oeng menoleh ke arah etalase dan menemukan sebuah boneka bergaun ungu yang ditunjuk oleh gadis berkepang dua itu.
”Lima puluh ribu rupiah,” jawabnya singkat.
”Mahal, ya...,” ujar gadis itu terdengar seperti menggumam. Ia kemudian melangkah meninggalkan toko dan pemiliknya.

Keesokannya, Tuan Oeng kembali menemukan gadis kecil itu terpana di depan
etalase. Matanya bergeming dari Lily yang telah dipajang sejak dua minggu
lalu. Kali ini Tuan Oeng tak menegur. Ia membiarkan saja gadis itu menatap Lily sampai puas.

SAMPAI di suatu Minggu, Tuan Oeng melihat gadis itu datang bersama seorang anak laki-laki yang lebih kecil. Keduanya mengendarai sepeda dan memarkir sepeda tepat di depan etalase toko. Terlihat raut gembira di wajah gadis itu.

”Selamat datang. Ada yang bisa dibantu, Nak?” sambut Tuan Oeng.
Kedua bocah itu adalah pembeli pertama di hari itu.
”Saya ingin membeli Lily,” ujar gadis itu mantap.
Tuan Oeng tersenyum. ”Apakah kau meminta orangtuamu untuk membelikannya?”
tanyanya.

Gadis itu menggeleng. ”Tidak, Pak. Saya memecahkan celengan yang sudah saya isi sejak setahun.”
Tuan Oeng terpana memandang gadis kecil yang mulai berceloteh bangga itu.
”Walaupun hanya memiliki empat puluh ribu dari uang celengan saya, Ayah memberi uang dua puluh ribu untuk menutupi kekurangannya.”

Tuan Oeng mengangguk mengerti. ”Berarti kau sudah tak punya tabungan lagi, ya?”
Gadis itu mengangguk. ”Kali ini iya, tetapi mulai besok saya akan makin rajin menyisihkan uang jajan. Itu sebabnya Ayah melebihkan sepuluh ribu agar saya dapat membeli celengan baru.”

Tuang Oeng mengacungkan kedua jempolnya tanda bangga. ”Hebat!” ujarnya.
SESAAT kemudian transaksi berlangsung. Gadis itu menulis nama dan alamatnya. Kemudian ia membayar Lily dengan satu lembar uang lima puluh ribu.

”Bisakah Bapak membungkus Lily dengan rapi?” pinta gadis itu.
”Tentu. Untuk gadis kecil yang rajin menabung, Bapak akan bungkus dengan kotak cantik berwarna ungu.”

Ketika sedang membungkus Lily, Tuan Oeng memerhatikan kedua bocah tadi berada di depan rak mainan tentara.
”Aku akan menabung seperti Kakak agar bisa membeli paket mainan tentara ini,” ujar bocah lelaki itu kepada kakak perempuannya.

”Kamu suka, ya?” tanya gadis kecil itu kepada adiknya.
”Iya. Hampir semua teman-temanku memilikinya. Namun, mana mungkin Ayah membelikannya untukku,” nada bocah lelaki itu terdengar kecewa.

”Ayah, kan, pernah bilang kepada, kita jika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha sendiri. Namun, jika kita membutuhkan sesuatu, Ayah dan Ibu akan membelikannya.”

BOCAH lelaki itu mengangguk. ”Aku akan berusaha keras seperti Kakak!
Aku akan menabung.”
”Sebaiknya kau menabung dengan cepat,” timpal satu anak buah Tuan Oeng, masuk ke dalam percakapan.

”Paket mainan tentara itu edisi terbatas dan tidak diproduksi lagi. Di toko ini bahkan hanya tinggal dua paket.”

Raut wajah bocah lelaki itu berubah kecewa. ”Benarkah? Ya....”
Gadis kecil itu menepuk pundak adiknya. Ia tidak bisa berkata apa-apa.
BEBERAPA saat kemudian kedua bocah itu sudah melangkah ke luar toko. Namun, beberapa menit kemudian, gadis itu datang kembali ke toko sendirian. Ia membawa sebuah kotak berwarna ungu.

”Maaf, Pak. Bolehkan saya menukar Lily dengan satu paket tentara edisi terbatas itu?” ujar gadis itu.

Tuan Oeng terkejut dan terbengong sejenak. ”Kenapa kau mau menukarnya?”
Gadis itu menggeleng. ”Saya tidak tahu kenapa saya sedih setelah mendapatkannya. Mungkin karena saya takut adik saya tidak bisa mendapatkan apa yang ia mau. Sepertinya ia masih terlalu kecil untuk menabung cepat.”

Tuan Oeng tersenyum. Ia merasa gadis di depannya sudah dewasa. Padahal, gadis kecil itu dan adiknya sama-sama masih kecil. Transaksi penukaran berlangsung. Harga miniatur tentara itu lebih murah sepuluh ribu rupiah daripada harga Lily.

KETIKA gadis itu keluar dari toko, Tuang Oeng sibuk menulis sesuatu di atas
kartu. Selesai menulis, ia memanggil salah satu anak buahnya dan berkata,

”Kirimkan kotak ungu ini ke alamat gadis kecil tadi. Ini alamat dan nomor
teleponnya.”
Anak buah Tuan Oeng sekilas membaca isi kartu ucapan yang ditulis Tuan Oeng.
Tulisannya berbunyi:

”Untuk seorang kakak yang murah hati dan rajin menabung. Tertanda Tuan Oeng,
dari toko Hati.”



ditulis oleh Afifah Muharikah
dari milis motivasi

Kasih Terbesar

Pada suatu siang, sebuah peluru mortir mendarat di sebuah panti asuhan di sebuah perkampungan kecil Vietnam. Seorang petugas panti asuhan dan dua orang anak langsung tewas, beberapa anak lainnya terluka, termasuk seorang gadis kecil yang berusia sekitar 8 tahun.

Orang-orang dari kampung tersebut segera meminta pertolongan medis dari kota terdekat. Akhirnya, seorang dokter Angkatan Laut Amerika dan seorang perawat dari Perancis yang kebetulan berada di kota itu bersedia menolong. Dengan membawa Jeep yang berisi obat-obatan dan perlengkapan medis mereka berangkat menuju panti asuhan tersebut.

Setelah melihat keadaan gadis kecil itu, dokter menyimpulkan bahwa anak tersebut sudah dalam keadaan yang sangat kritis. Tanpa tindakan cepat, anak itu akan segera meninggal kehabisan darah. Transfusi darah adalah jalan terbaik untuk keluar dari masa kritis ini.

Dokter dan perawat tersebut segera mengadakan pengujian singkat kepada orang-orang di panti asuhan - termasuk anak-anak, untuk menemukan golongan darah yang cocok dengan gadis kecil itu. Dari pengujian tersebut ditemukan beberapa orang anak yang memiliki kecocokan darah dengan gadis kecil tersebut.

Sang dokter, yang tidak begitu lancar berberbahasa Vietnam - berusaha keras menerangkan kepada anak-anak tersebut - bahwa gadis kecil itu hanya bisa ditolong dengan menggunakan darah salah satu anak-anak itu. Kemudian, dengan berbagai bahasa isyarat, tim medis menanyakan apakah ada di antara anak-anak itu yang bersedia menyumbangkan darahnya bagi si gadis kecil yang terluka parah.

Permintaan itu ditanggapi dengan diam seribu bahasa. Setelah agak lama, seorang anak mengacungkan tangannya perlahan-lahan, tetapi dalam keraguan ia menurunkan tangannya lagi, walaupun sesaat kemudian ia mengacungkan tangannya lagi.

“Oh, terima kasih,” kata perawat itu terpatah-patah. “Siapa namamu ?”

“Heng,” jawab anak itu.

Heng kemudian dibaringkan ke tandu, lengannya diusap dengan alkohol, dan kemudian sebatang jarum dimasukkan ke dalam pembuluh darahnya. Selama proses ini, Heng terbaring kaku, tidak bergerak sama sekali.

Namun, beberapa saat kemudian ia menangis terisak-isak, dan dengan cepat menutupi wajahnya dengan tangannya yang bebas.

“Apakah engkau kesakitan, Heng ?” tanya dokter itu. Heng menggelengkan kepalanya, tetapi tidak lama kemudian Heng menangis lagi, kali ini lebih keras. Sekali lagi dokter bertanya, apakah jarum yang menusuknya tersebut membuatnya sakit, dan Heng menggelengkan kepalanya lagi.

Tetapi tangisan itu tidak juga berhenti, malah makin memilukan. Mata Heng terpejam rapat, sedangkan tangannya berusaha menutup mulutnya untuk menahan isakan tangis.

Tim medis itu menjadi khawatir, pasti ada sesuatu yang tidak beres. Untunglah seorang perawat Vietnam segera datang. Melihat anak kecil itu yang tampak tertekan - ia berbicara cepat dalam bahasa Vietnam. Perawat Vietnam itu mendengarkan jawaban anak itu dengan penuh perhatian, dan kemudian perawat itu menjelaskan sesuatu pada Heng dengan nada suara yang menghibur.

Anak itu mulai berhenti menangis - dan menatap lembut mata perawat Vietnam itu beberapa saat. Ketika perawat Vietnam itu mengangguk - tampak sinar kelegaan menyinari wajah Heng.

Sambil melihat ke atas, perawat itu berkata lirih kepada dokter Amerika tersebut, “Ia mengira bahwa ia akan mati. Ia salah paham. Ia mengira anda memintanya untuk memberikan seluruh darahnya agar gadis kecil itu tetap hidup.”

“Tetapi kenapa ia tetap mau melakukannya ?” tanya sang perawat Perancis dengan heran.

Perawat Vietnam itu kembali bertanya kepada Heng.. dan Heng pun menjawab dengan singkat :

“Ia sahabat saya..”


ditulis oleh Kolonel dr. John W. Mansur
termuat dari buku berjudul The Missileer
dari milis motivasi

Who’s The Boss ?

Tidak banyak yang tahu tentang serial komedi lawas berikut : Who’s The Boss. Serial TV yang dibintangi Tony Danza, Judith Light dan Alyssa Milano ini dapat dikatakan sangat sukses pada zamannya. Ia bercerita tentang ‘hubungan aneh’ antara pembantu rumah tangga –yang kebetulan duda beranak satu- dengan majikannya, seorang janda beranak satu pula. Dikatakan aneh, karena hubungan keduanya sedemikian komplek sehingga tak jelas lagi siapa majikan dan siapa pembantu. Lucu memang, tapi jika direnungkan lebih dalam sedikit-banyak lelucon Who’s The Boss ada benarnya. Kini tengoklah sejenak hidup kita. Bukankah hiruk-pikuk pengejaran akan kesuksesan, kekayaan dan eksistensi diri sering menimbulkan dampak lupanya kita pada ‘siapa Boss yang sebenarnya’ dalam hidup ini. Seolah-olah seluruh uang yang mengelilingi kita, pencapaian, orang-orang disekitar kita, bahkan diri kita ini adalah milik kita sendiri. Seolah-olah semuanya ini berada digengaman kita, dan semuanya itu akan tetap disitu sampai selama-lamanya. Siapa aku dan siapa TUHAN !??

Hingga bencana serupa Wasior, Mentawai dan Merapi sekonyong-konyong datang menyeruak, merampas hidup dan segala sesuatu didalamnya dari depan hidung kita. Entah apa alasan dibalik semua itu, tak ada pendapatan seorangpun dapat menghakiminya. Apakah ini hukuman ataukah ujian semata ?

Tapi satu hal yang begitu jelas : semua itu diijinkan oleh TUHAN untuk terjadi. Dan ketika terjadi, serta merta semua mata membelalak. Dada-dada busung menciut. Pandangan sombong tengadah pun jadi tertunduk. Kini, mulai jelas sudah siapa Pemilik semuanya. Uang, harta, anak, orang tua, teman bahkan nyawa kita, ternyata bukan milik kita. Who’s The Boss ? Walaupun sekilas terkesan kejam, pahit dan otoriter, namun adalah sah-sah saja jika Sang Pemilik melakukan apa yang ia suka terhadap miliknya sendiri. Apapun alasan dibalik itu semua, Beliau jauh lebih tahu. Sebuah peringatan bagi semua manusia yang punya mata, telinga dan hati.

Ternyata kita semua hanya sekedar menumpang di dunia ini. Penumpang-penumpang yang seringkali sombong dan melupakan status kita : lahir telanjang, kembali pulangpun dengan telanjang.

Itu tentu saja berarti, kalau sampai sekarang kita masih bisa tidur dengan aman, cukup makan, menonton televisi dengan nyaman, tak terlalu sulit untuk tersenyum, sehat, bahagia, dikelilingi keluarga dan teman, itu semua ‘semata-mata’ karena belas kasihan-Nya. Kasih karunia Sang Khalik lah yang membuat kita ada sebagaimana kita adanya hari ini. Jika demikian, ada baiknya setiap pagi kita awali dengan sujud syukur akan segala nikmat dan kebaikan-Nya dalam hidup kita. Segala hormat dan kemuliaan bagi Sang Raja, The One and Only Boss, dari selama-lamanya, sampai selama-lamanya.

ditulis oleh Made Teddy Artiana
dari milis motivasi

Friday, October 29, 2010

Belajar dari gempa dan kehancurannya

Apa yang akan terjadi dalam hidup manusia tidak pernah ada yang tahu, orang tidak tahu kalau akan terjadi gempa atau badai dalam dirinya karena semua itu kadang diluar nalar manusia.

Beberapa saat yang lalu, kita disibukan dengan banyak kabar tentang gempa dan bencana dan saat ini keadaan lebih baik dan lebit tenang dengan belum terdengar adanya gempa. Semua orang akan menjadi "ngeri" karena gempa itu karena gempa telah meluluh lantakkan kehidupan mereka termasuk keadaan sekitar mereka. Tapi apa yang terjadi setelah gempa.

Gempa bisa mengubah segalanya, dari gempa solidartas muncul, keperpihakan hadir dan semangat juang tumbuh. Setelah gempa, orang keluar dari zona nyaman keadaanya ke zona yang tidak pasti karena hidup harus terus berjuang membangun diri setelah gempa terjadi. Setelah gempa ada yang cepat bangun untuk membangun tapi ada juga yang terlelap dalam mimpi buruknya dan terperosok lebih dalam di sana. Yang pasti setelah kehancuran itu ada banyak yang lebih baik daripada sebelumnya.

"Allah kadang memang menghancurkan dunia seseorang untuk memberikan dunia baru yang lebih baik".

Sama seperti gempa bumi demikianlah juga terjadi gempa dalam hidup seseorang. Bagi orang beriman Gempa ini dipandang berasal dari rencana Allah untuk kehidupan seseorang. Jika orang hidup dalam ketidak syukuran mereka akan menyalahkan keadaan dan Allah serta tidak menyadari kalau dunia baru sedang dimulai sejak gempa itu terjadi.

Saya pernah mengalami gempa dan badai hebat dalam hidup ini yang meluluhlantakkan hidup saya hingga tinggal puing-puing tidak berarti. Tapi setelah gempa itu, saya menemukan jalan baru yang lebih indah setelah jalan sebelum gempa itu karena jalan itu saya bangun bersama Ia yang mengijinkan gempa itu terjadi. Puing-puing itu kembali saya susun menjadi bangunan yang berbeda dari bangunan sebelumnya dengan cara pandang yang berbeda pula.

Pertama aneh tapi lama kelaman terasa lebih indah bahkan mengagumkan terutama bagi saya dan bagi mereka yang melihat keberadaannya setelah terjadi gempa kehidupan ini.
Maka saya selalu yakin kalau setelah tikungan selalu akan ada jalan lain yang lebih indah dalam kehidupan seseorang.

Setelah badai dan gempa kehidupan selalu akan ada hal terindah dalam hidup. Banyak orang telah mengalaminya, setelah jatun, ditingalkan, berani bangkit dan akhirnya tampil lebih percaya diri dan mempesona banyak orang yang melihatnya.

Maka jangan pernah patah semangat dan pupus harapan setelah ada gempa menghajar hidup Anda, yakinlah diri kalau akan ada keindahan baru karena hidup masih bisa ditata dan dibangun dengan lebih leluasa dari awal kehidupan setelah gempa atau badai itu. Sambutlah hari dengan semangat dan keyakinan baru walaupun gempa baru menghantam hidupi dan lihatlah, "Allah menghancurkan duniamu saat ini dan Ia akan menggantikannya dengan dunia baru yang lebih indah dan lebih menawan hati".

Salam dalam syukur, salam dalam cinta, salam dalam keberanian untuk bangkitdan bangun mendirikan rumah kehidpanbaru dengan lebih indah bersama Tuhan setelah gempa dan badai hidup terjadi. Salam dalam pembaharuan dan pembangunan hidup setelah gempa atau badai.

"Lihatlah, Allah sedang merenda hidupmu menjadi kain yang indah serta sedang membangun dirimu menjadi istana yang indah setelah hidupmu dihancurkan oleh badai dunia ini. Sungguh dalam Allah selalu ada pembaharuan dan cinta untuk membangun hidup kita".

"Allah tidak jahat dengan badai itu, tapi Ia sedang menata hidup kita".

Salam dalam cinta membangun dunia baru setelah badai hidup.

dari milis motovasi

10 Menit

Kamar kerja yang amburadul sudah saya rencanakan untuk saya bersihkan sejak setahun lalu, belum juga “ada waktu” mengerjakannya. Saya coba dengan metoda “10 menit”: Setiap Senin dan Kamis saya akan meluangkan 10 menit komitmen saja minimal (boleh lebih kalau saya suka) untuk membersihkannya. Ternyata cukup berhasil. Kadang 10 menit kadang 15 menit saya berhenti dan dengan puas merasa telah mampu menghilangkan kebiasaan menunda saya.

Riset menunjukkan kalau kita hanya komit dengan hal kecil saja, seperti 10 menit, akan memudahkan kita untuk tidak menunda, dan segera menjalankannya. Misalkan ada buku yang belum juga kita baca, kita mau sediakan 10 menit saja maka dengan mudah kita akan rela membacanya, sering malah jadi 2 jam yang tentu saja bagus juga.

Riset terpisah mengatakan kalau kita memikirkan terlalu banyak, maka otak kita tersendat, dan sulit dan malas melakukannya. Kalau kita memakai sikap “just do it” saja dengan mudah akan mampu segera memulainya. Pemikiran yang terlalu banyak sering malah menyumbat otak kita membuat kita berhenti.

10 menit juga dapat dipakai untuk mencari idea segar, dengan memaksakan diri kita untuk menelorkan 20 idea dalam 10 menit. Idea no 1 sampai 10 akan umum, tapi idea2 no 15 sampai 20 mungkin akan ada yang hebat (dan ada yang ngawur juga). Dan investiasi waktu kita 10 menit sangat dapat diterima.

Saat saya lulus MBA saya berkata pada teman saya, untung saya sudah memulai bisnis sejak muda dulu, terlalu banyak tahu justru membuat kita berhenti dan tidak berani memulai sesuatu. Saya yakin lebih sulit bagi lulusan MBA atau S3 untuk memulai bisnis daripada pada lulusan SMA yang selalu memakai konsep “just do it”. Ready – shoot – aim. Menembak dulu baru mencari sasaran. Jalan dulu baru berpikir.

Kombinasi untuk tidak berpikir, dan memendekkan komitmen waktu hanya 10 menit, akan banyak berguna bagi kita untuk memacu melaksanakan sesuatu. Konsep ini dapat anda pakai untuk: meeting dengan anak buah; memulai membaca buku; membersihkan lemari pakaian yang sudah kacau; menulis puisi; menelpon keluarga ditempat jauh; dst.

10 menit tidak akan menyelesaikan persoalan besar, 10 menit tidak cukup untuk membereskan kerjaan anda, 10 menit tidak bisa membuat anda jadi sukses, tapi setidaknya 10 menit akan mempu membuat anda “start” dan memulai sesuatu yang sudah lama tertunda. Selamat memulai.

ditulis ileh Tanadi Santoso
dari milis motivasi

Wednesday, October 27, 2010

PERKAWINAN

Berpasangan engkau telah diciptakan,
Dan selamanya engkau akan berpasangan.
Bersamalah dikau tatkala Sang Maut merenggut umurmu,
Ya, bahkan bersama pula kalian, dalam ingatan sunyi Tuhan.
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu,
Tempat angin surga menari-nari di antaramu.
Berkasih-kasihanlah, namun jangan membelenggu cinta,
Biarkan cinta itu bergerak senantiasa, bagaikan air hidup.
Yang lincah mengalir antara pantai kedua jiwa.
Saling isilah piala minumanmu, tapi jangan minum dari satu piala,
Saling bagilah rotimu, tapi jangan makan dari pinggan yang sama.
Bernyanyi dan menarilah bersama, dalam segala sukacita,
Hanya biarkanlah masing-masing menghayati ketunggalannya.
Tali rebana masing-masing punya hidup sendiri,
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya.
Berikan hatimu, namun jangan saling menguasakannya,
Sebab hanya Tangan Kehidupan yang akan mampu mencakupnya.
Tegaklah berjajar, namun jangan terlampau dekat:
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibangun terlalu rapat?

oleh Kahlil Gibran
dari milis motivasi

Falsafah lima jari

1.. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2.. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3.. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari
telunjuk.
4.. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga
diberi hadiah cincin.
5.. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf (ingatkah anda
waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari
kelingking?) .

Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari,
mereka bersatu untuk mencapai tujuan (menulis, memegang, menolong anggota
tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).

Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?

Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala
perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi,
saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling
menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh. Sudahkah kasih sayang Anda
hari ini bertambah ^_^


dari milis motivasi

Tuesday, October 26, 2010

Berkarya & Berindah

Kegelisahan dan kesulitan hidup timbul manakala kita terlalu mencintai kehidupan dunia, hingga enggan melakukan ibadah kepada-Nya.
Karena Allah sudah mendesain ritme hidup kita untuk mengabdi dan melakukan ibadah kepadaNya.
Maka ketika hal itu diabaikan, yang akan terjadi adalah disharmoni dan ketidakseimbangan hidup yang berakhir pada ketidakbahagiaan.
Bila ingin hidup lebih bahagia dan penuh makna, tetaplah terus berkarya mengejar prestasi kehidupan dunia, dengan tetap terus berusaha menyempurnakan ibadah kepada-Nya.......

dari milis motivasi

Antena Berkarat

Malam itu, acara menonton televisi dirumah kami agak terganggu. Ribuan semut memenuhi layar televisi kami. Belum lagi bunyi kresek-kresek tak jelas mengganggu telinga. Padahal dua hari yang lalu, setidaknya 80% dari gambarnya masih dapat kami nikmati. Program hiburan favorit yang telah ditunggu-tunggu menjadi sama sekali tidak menghibur. Malam yang seharusnya indahpun, perlahan tapi pasti jadi menjengkelkan.

Jelas bukan salah stasiun televisi. Mereka tentu tetap memancarkan sinyalnya sedemikian rupa. Apalagi tawa riuh tetangga memberitahu kami bahwa televisi mereka baik-baik saja. Kesalahan bukan terletak pada stasiun televisi, bukan juga pada pemancarnya, apalagi pada televisi diruang keluarga, kesalahan ada pada antena televisi kami.

Entah apa penyebabnya antena kami lebih cepat berkarat dari yang seharusnya. “Begini nih kalau beli antena China !”, timpal salah satu dari antara kami menyalahkan. Aku sendiripun tidak mengingat dengan pasti, apakah benar antena yang kami beli memang import dari China. Ucapan itu lebih dari sekedar mencari kambing hitam untuk menyalurkan kekesalan. Lagu lama manusia : mau benar atau salah, yang penting buang sampah !

Namun jika dipikir-pikir, betapa hidup kita seringkali sangat mirip dengan Si Antena Berkarat itu. Cukup banyak penderitaan, pergumulan dan masalah yang timbul hanya karena salah memutuskan. Kita mengira TUHAN diam jauh disana tak peduli, padahal diri-diri kitalah yang harusnya berbenah diri. Ribuan kali bertanya dan mengeluh lewat doa. Kita kira Ia, Sang Pemberi Petunjuk diam seribu bahasa, padahal telinga inilah yang tak mampu mendengar akan suara Surga.

Dunia membutakan mata hati kita, hingga tak mampu melihat kebaikan Nya. Lalu hidup terasa kian sulit. Kehidupan yang seharusnya indah, malah berbalik menghajar kita hingga lebih dari sekedar babak belur. Berputar-putar kelelahan. Compang-camping mengenaskan.

Jelas itu bukan takdir kita. Kita adalah kalifah, pemimpin. Rahmat bagi semesta alam. Bahkan lebih dari itu semua : biji mata TUHAN. Lalu mengapa ini semua terjadi ? Pasti ada sesuatu yang salah !!

Padahal, TUHAN yang Maha Kasih itu dapat dipastikan tetap setia. Tidak hanya menunggu, namun dengan segala inisiatif yang proaktif. Pasti tak terhitung jumlahnya, Ia sudah dan selalu berusaha mengarahkan kita menuju kehidupan yang ‘penuh’ dengan segala kebaikan dan rahmat.

Ternyata memang sesuatu harus dilakukan. Sesuatu yang memang merupakan porsi kita. Dan sesuatu itu adalah : membersihkan diri dari segala karat. Sehingga kita tidak salah pilih, tersesat kemudian menderita, bukan karena tidak dikasihi, bukan karena ditinggalkan, namun hanya karena berkarat.

Mungkin itu adalah satu-satunya cara untuk merasakan kehadiran-Nya. Secara penuh mengalami kebaikan hidup. Dan yang paling penting, membuat kasih TUHAN yang mesra, memeluk kita lalu mengalir bebas, menyelesaikan segala perkara. Sehingga kita dapat menikmati surga di bumi dan surga di surga nanti (*)

ditulis oleh Made Teddy Artiana, S.Kom
dari milis motivasi

Friday, October 22, 2010

Masa Lalu dan Masa Depan

Ada yang bertanya, sejauh mana masa lalu mempengaruhi kesuksesan kita di masa depan?

Sebelum kita menjawab pertanyaan tadi, kita lihat faktanya saja. Ada orang yang memiliki masa lalu kelam, masa lalu yang pahit, dan penuh kegagalan, namun saat ini mampu meraih sukses. Ada juga orang yang sekarang sukses karena masa lalunya penuh dengan kesuksesan. Sebaliknya juga ada, tidak sedikit orang yang memiliki masa lalu indah dan gemilang namun mengalami keterpurukan saat ini.

Anda sudah bisa menebak jawaban pertanyaan tadi bukan? Ini alasannya.

Masa lalu, baik atau buruk, akan meninggalkan kenangan. Baik kenangan indah yang membuat kita semangat. Namun kadang, kenangan indah juga membuat orang terlena. Beruntunglah yang menjadikan kenangan indah sebagai pemicu semangat. Begitu juga, ada orang yang meninggalkan kenangan pahit kemudian dijadikannya sebagai cambuk yang memotivasi dirinya hingga sukses. Namun, tidak sedikit orang yang hilang semangat karena masa lalu yang kelam.

Jadi, terlepas apakah masa lalu kita itu baik atau buruk, yang terpenting ialah bagaimana kita mengambil hikmah kemudian dijadikan sebagai landasan kita untuk melangkah ke depan saat ini. Tidak peduli apakah kenangan itu baik atau buruk, keduanya mengandung hikmah. Selanjutnya, apakah Anda mau memanfaatkan hikmah itu sebagai tindakan saat ini atau tidak?

Kuncinya Ada Pada Saat Ini
Kuncinya ada pada saat ini, bukan masa lalu. Bagimana Anda bersikap dan bertindak sekarang. Bagaimana Anda menyikapi masa lalu kemudian mengambil tindakan untuk menyongsong masa depan.

Itulah yang perlu Anda lakukan saat ini atau sekarang: mengambil hikmah dan bertindak.

dari milis motivasi

Monday, October 18, 2010

Pesan pak Petani

Di belakang rumah saya, lima tahun yang lalu adalah sekedar tanah urugan yang dipastikan tidak subur, maklum diambil dari tanah padas berkapur ditambah bongkaran gedung.

Lalu mulai tumbuh pohon pisang, lalu di bawah pohon pisang mulai kulihat gembur oleh humus dan mikroorganisme yang berkembang biak…

Dan lewat satu tahun yang tadinya dari 2-3 pohon pisang, sekarang telah rindang oleh lebih dari 10 pohon pisang.
Pohon jeruk dari biji buangan anakku, lengkuas jahe yang bersemi ditanam istriku…
Lalu belakang rumahku sekarang menjadi rindang dan subur…

Demikian dalam kebun - ladang kehidupan kita, tidak perlu menyesali apabila mendapati gersang kerontangnya ladang kehidupan kita...

Mulailah menanam
Mulailah menyiram
Mulailah memupuk
Hingga suatu saat ladang kehidupan kita menghijau dan sejuk penuh buah dan bunga…

Apabila keluarga kita terasa gersang kerontang
Mulailah menanam cinta
Mulailan menyiram dengan kesabaran
Mulailah memupuk dengan syukur dan kasih sayang
Maka bunga-bunga kebahagiaan perlahan akan bersemi indah pada saatnya…

Apabila rejeki anda terasa seret
Mulailah menanam kasih sayang pada sesama
Mulailah menyirami dengan berbagi dan sodaqoh
Mulailah memupuk dengan kejujuran dan tawakal
Maka buah rejeki yang penuh keberkahan bersemi indah pada saatnya

… apa yang kita panen adalah tergantung apa yang kita tanam…
Demikian renungan dari Petani

ditulis oleh Supriyadi
dari milis motivasi

Tuesday, October 12, 2010

Bagaimana mendidik anak

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran


Dorothy Law Nolte.

dari milis motivasi

Filosofi Bambu

Suatu hari dalam kondisi yang putus asa seseorang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, bahkan berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasnya. Maka dia pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. “Tuhan, berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti” katanya.

Tuhan memberi jawaban yang mengejutkannya. “Lihat ke sekelilingmu”, kataNya. “Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?” “Ya”, jawabnya.

Lalu Tuhan berkata, “Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, dan pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tapi Aku tidak berhenti merawatnya.”

“Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya.”

“Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. ”

“Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, yang kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani.”

“Tahukah engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu”.

Tuhan berkata, “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.” “Saatmu akan tiba”, Tuhan mengatakan itu kepadanya. “Engkau akan tumbuh sangat tinggi.”

“Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?” tanyanya. “Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?” Tuhan balik bertanya. “Setinggi yang mereka mampu?” dia bertanya.
“Ya.” jawabNya “Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai.”

Lalu dia pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Tuhan tidak akan pernah menyerah terhadapnya dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda.
dari milis motivasi

Give It a Second Thought

Seorang Indian Amerika menceritakan tentang seorang pemberani yang menemukan sebutir telur burung elang dan lalu menaruhnya di sarang ayam. Anak burung elang yang dierami tumbuh dewasa bersama anak-anak ayam.
Seumur hidupnya, si elang berpikir bahwa ia adalah seekor ayam, dan ia melakukan segala hal yang dilakukan oleh ayam-ayam. Menggaruk-garuk sampah atau tanah untuk mencari bulir-bulir beras dan serangga untuk dimakan. Berkokok. Mengepak-ngepakkan sayapnya seperti ayam dan mencoba terbang namun tak pernah lebih tinggi dari setengah kaki dari tanah (dan hanya seperti itulah layaknya seekor ayam ketika terbang).
Tahun-tahun berlalu. Sang elang pun kini tumbuh tua. Suatu hari, ia melihat seekor burung yang sangat mengagumkan jauh di langit berawan. Terbang dengan keagungan dan gemulai dalam hembusan arus angin yang kuat, membumbung tinggi di angkasa dengan kepakan sayapnya yang kuat dan keemasan.
“Burung yang sangat indah!” ujar si elang kepada tetangganya. “Burung apa itu?”
“Itu adalah seekor elang - pemimpin para burung-burung,” celetuk tetangganya. “Tapi jangan pernah engkau memikirkannya. Kamu takkan pernah bisa menjadi seperti dirinya.”
Maka si elang itu pun tak pernah mencoba memikirkannya kembali dan ia pun mati dengan berpikir bahwa ia adalah seekor ayam.


Terkadang tanpa kita sadari, apa yang membuat kita gagal dalam hidup ini adalah akibat dari perkataan orang disekitar kita yang mencoba meyakinkan kita bahwa kita ‘TIDAK BISA’ melakukan suatu hal.
Jadi tak ada salahnya bila kita bersikap ‘tuli’ terhadap perkataan-perkataan pesimis yang simpang siur. Cobalah untuk selalu berpikir terbuka, tetap berusaha dan berpikir bahwa ‘AKU BISA’.

dari milis motivasi

Menerima Apa Adanya

Seorang pelajar yang baru saja pulang dari medan perang menelepon orangtuanya di rumah. Orangtuanya begitu senang mendengar bahwa anaknya telah kembali. Mereka segera menyuruh pemuda itu untuk pulang ke rumah. Pemuda itupun sudah tidak sabar lagi rasanya untuk berkumpul kembali dengan keluarganya setelah berbulan bulan lamanya ia harus berada di negara lain untuk berperang.

Pemuda itu menanyakan pada orangtuanya apakah ia boleh membawa sahabatnya untuk tinggal bersama sama mereka. Orangtuanya setuju saja lagipula mereka masih punya satu kamar extra di rumah, satu orang tentunya tidak akan begitu merepotkan. ” tetapi sahabatku itu cacat Ia hanya memiliki satu lengan dan satu kaki saja “. Demikian si pemuda itu memberi penjelasan agar orangtuanya tidak terkejut nantinya.

Mendengar hal itu orangtuanya mengurungkan niatnya. Mereka mencoba memberi penjelasan pada putranya, “Tidakkah sebaiknya kita membawa temanmu itu ke panti perawatan korban perang? Kita akan kerepotan mengurus segala keperluannya nantinya. Sudahlah, sebaiknya kamu segera pulang saja. Kami sudah sangat merindukanmu. Besok pagi kami akan segera menjemputmu. Dimana kamu tinggal sekarang?”. Mendengar jawaban orangtuanya, pemuda itu memberikan hotelnya dan menutup telepon dengan kecewa.

Keesokan harinya orangtua pemuda itu menjemputnya di Hotel dan menemukan kabar bahwa pemuda itu telah bunuh diri dengan cara menjatuhkan dirinya lewat jendela. Setelah melihat mayat putranya,betapa hancur hati mereka mengetahui bahwa ternyata putranya itu hanya memiliki satu Lengan dan satu kaki.

Seringkali kita lupa bahwa mengasihi adalah menerima diri orang lain SEUTUHNYA tanpa syarat.
Mengasihi suami bukanlah hanya pada saat dirinya begitu gagah dan mapan dengan pekerjaan yang menjanjikan.
Mengasihi isteri adalah menerima dirinya apa adanya dengan kondisi fisik seperti apapun.
Mengasihi anak adalah bisa memuji dan memberinya semangat sekalipun kemampuannya jauh di bawah rata rata anak seumurannya.
Mengasihi Orangtua adalah bangga memiliki mereka sekalipun mereka bukan orangtua yang sempurna.

MENGASIHI ADALAH MENERIMA ORANG LAIN APA ADANYA.

dari milis motivasi