Friday, May 28, 2010

Kasih Sayang Terindah

Ada seorang teman yang bertutur tentang kasih sayang terindah di dalam hidupnya. Kasih sayang yang diperolehnya dari seorang ayah. Dalam penuturannya menceritakan, sepanjang hidupnya semasa pertumbuhan menjadi dewasa tidak pernah mendengar ayahnya mengucapkan 'aku sayang padamu.' Didalam sepanjang hidup semakin sulit bagi ayahnya untuk mengucapkan hal itu pada dirinya. konflik, pertengaran, kebencian dengan ayahnya terjadi berlangsung tidak sebentar. Sampai dirinya lulus kuliah dan kemudian bekerja.

Pernah suatu ketika dirinya memberanikan untuk mengatakan pada ayahnya, 'Ayah, aku sangat sayang ama ayah.' Ayahnya hanya menjawab, iya, sama..ayah juga sayang ama kamu.'
Kemudian dengan tertawa lepas mengatakan kepada ayahnya. 'Ayah, sebenarnya aku tahu ayah sayang sama diriku dan aku tahu ayah juga akan mengatakan hal itu.' Ibu menatap kami berdua, dengan mata yang aneh, 'tidak biasanya kamu mengatakan itu pas ada ayah..'

Sampai pada suatu hari dirinya pergi keluar kota karena ada tugas di kantor, ayahnya mengakhiri percakapan dengan kata-kata, 'Nak, ayah menyayangimu..' Disaat dia mendengarkan kata-kata itu air matanya mengalir dengan derasnya. Itulah kasih sayang terindah yang pernah diberikan sang ayah pada dirinya. Dirinya dan ayahnya sama-sama menangis menyadari bahwa pertengkaran dan kebencian hanya ketidak mengertian bagaimana cara mencintai antara anak dan ayah. Mereke berdua menyadari bahwa sebenarnya saling mencintai.

Tidak lama kemudian setelah peristiwa itu sang ayah jatuh sakit karena sakit kanker yang dideritanya. Operasi yang dilakukannya hampir menghilangkan nyawanya. Dia menuturkan, 'Jika seandainya aku tidak mengatakan padanya, betapa aku sayang ama ayah, sampai ayah meninggal dunia, maka yang ada hanyalah kebencian diantara kami berdua.'
diceritakan oleh Agus Syafii
dari milis motivasi

Kaidah Kehidupan

Marah adalah kondisi dimana lidah bekeja lebih cepat dibandingkan pikiran.

Kita tak bisa mengubah masa lalu, tapi bisa menghancurkan masa kini karena mencemaskan masa depan.

Mencinta dan Anda akan dicinta.

Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada orang-orang yang membiarkan Tuhan yang menentukan pilihan.

Semua orang tersenyum dengan bahasa dengan bahasa yang sama.

Pelukan adalah hadiah besar. Satu ukuran cocok untuk semua orang. Bisa diberikan kapan saja dan mudah saling tukar.

Semua orang pelu dicintai, terutama ketika mereka tidak pantas menerimanya.

Nilai sejati dari manusia adalah kekayaan yang ditanamkannya di akhirat.

Semua orang punya keindahan, tapi tidak semua orang bisa melihatnya.

Penting bagi orangtua untuk hidup sesuai apa yang mereka ajarkan.

Berterima kasih kepada Tuhn untuk segala yang Anda miliki, percaya pada Tuhan untuk semua yang Anda perlukan.

Jika Anda mengisi hati dengan penyesalan masa lalu dan keceamsan-kecemasan hari esok,
Anda tak punya hari ini untuk disyukuri.

Kenangan bahagia tak pernah membosankan. Hidupkan kebali sesering yang Anda inginkan.

Rumah adalah tempatdimana kita paling sering menggerutu, tapi sering diperlakukan terbaik.

Manusia melihat penampilan luar, Tuhan melihat hati.

Pilihan yang Anda buat hari ini biasanya akan mempengaruhi hari esok.

Luangkan waktu untuk tertawa, karena tertawa adalah musik jiwa.

Jika seseorang menjelekkan Anda, anggap saja tak seorang pun akan percaya kepadanya.

Cinta dikuatkan dengan menyelesaikan konflik bersama.

Cinta adalah satu-satunya hal yang bisa dibagi-bagi tanpa menjadi berkurang.

Hal terbaik yang bisa dilakukan orangtua untuk anak-anak mereka adalah saling mencinta satu sama lain.

Kata kasar tak akan mematahkan tulang, tapi menyakiti hati.

Untuk keluar dari kesulitan, biasanya seseorang harus menjalaninya.

Kebahagiaan dapat dikuatkan orang lain, tapi tak pernah tergantung pada orang lain.

Untuk setiap menit Anda marah dengan seseorang, Anda kehilangan 60 detik kebahagiaan yang tak akan diraih kembali.

Lakukan apa yang bisa Anda lakukan, menurut apa yang Anda lakukan, dengan apa yang Anda miliki, dan dimana Anda berada.

dari milis motivasi

Tuesday, May 25, 2010

Ketamakan Milik Siapa

NAMANYA Gayus. Umurnya 30 tahun. Namanya beken saat ini. Dia menjadi salah satu aktor dari penggelapan pajak yang merugikan negara hingga belasan miliar rupiah. Gayus, pegawai Kantor Pajak, bermain tak sendiri. Ia bagian dari sindikat, yang melibatkan para aparat hukum. Padahal dari kabar di media, kita tahu gaji Gayus tidaklah kecil. Untuk golongan IIIA, ia mengantongi sedikitnya 12,1 juta per bulan. Itu sudah termasuk gaji pokok, ditambah tunjangan sana-sini. Tak hanya itu, istrinya juga bukan orang rumahan.

Namanya Tourre. Umurnya tak jauh dari Gayus, 31 tahun. Jabatan mentereng di usia muda disandangnya: Vice President Goldman Sachs. Satu perusahaan perbankan paling beruntung sepanjang sejarah Wall Street. Tourre ditenggarai otak dibelakang diterbitkannya CDO (collaterlized debt obligation) yang menggunakan aset-aset kredit berbau credit suprime sebagai aset dasarnya. Pada 16 April lalu, Goldman Sachs dan Tourre dituding oleh pengawas pasar modal AS, Securities and Exchange Commission (SEC) telah melakukan penipuan. Investor, menurut SEC, diperkirakan telah dirugikan sebesar US$ 1 miliar. Goldman dituduh mengelabui investor dan tidak memberikan informasi yang benar kepada para investornya.

Gayus dan Tourre. Sama-sama muda dan terkenal. Sama-sama dituduh curang dan serakah. Bedanya, Gayus terbukti bersalah dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia jelas mengkorupsi uang negara. Tourre masih perlu dibuktikan. Tapi semua tudingan dan kesalahan telah diarahkan ke perusahaan dan dirinya.

Gayus tidak dipanggil DPR, penegak hukumlah yang mengusutnya. Tourre belum, ia harus menjelaskannya di depan Senat. Ketamakanlah yang membawa Gayus (dan mungkin Tourre) pada petualangan yang mengantarkannya pada persoalan hukum. Tidak saja Gayus (dan Tourre) yang merugi, namun rentetan orang dekatnya, termasuk anak, istri, dan keluarga besarnya ikut tercoreng malu. Bahkan lembaga yang menaungi mereka terkena getahnya.

Perkara korupsi boleh dibilang semuanya disulut oleh ketamakan. Hal itu yang mendorong pelakunya untuk menambah kekayaannya apa dan bagaimanapun caranya. Membeli mobil terbaru dengan menilap uang negara. Padahal dari kantor sudah tersedia fasilitas serupa, misalnya. Pun demikian dengan tempat tinggal.
Sejatinya dengan menempati rumah yang layak, tak perlu bagus pun, manusia bisa hidup dengan nyaman. Namun nyatanya, lagi-lagi, ketamakan mendorongnya pergi jauh hingga pada sebuah ketidaksadaran telah melakukan berbagai kesalahan.

Nyatanya memang, ketamakan tak melihat status sosial. Di stasiun kereta beberapa hari silam, seorang supir angkutan kota tetap memanggil penumpang untuk naik ke mobilnya. Padahal di dalamnya boleh dikata sudah terisi penuh oleh penumpang. Kalaupun dipaksa, malah membuat tidak nyaman penumpang lainnya. Penumpang yang sudah sesak dan kepanasan memintanya untuk segera berangkat. Namun dengan ketus, sang sopir menjawab, "ah, masih ada satu lagi."

Terdengar pelan sumpah serapah dari beberapa penumpang. Setengah berteriak, satu orang berujar bernada memprovokasi, "Kelamaan, kita keluar aja cari yang lain!" Mendengar ajakan tersebut, tanpa dikomando lagi, sontak para penumpang yang telanjur sudah lama menunggu berhamburan meninggalkan angkot itu. Hasilnya, angkot itu kosong melompong. Tinggal si supir yang melongo.

Andai saja dia mau jalan, sudah tentu rezeki menjadi miliknya. Rezeki yang halal untuk anak dan istrinya di rumah. Sedikit rezeki teramat berarti bagi kelangsungan keluarganya. Namun apa daya, ternyata ketamakan membuat dia membuang rezeki di depan mata. Ini ibarat peribahasa lama, 'mengharap hujan dari langit, air di tempayan dibuang.'

Ketamakan pada akhirnya hanya menjadi panglima yang membimbing pada ketiadaan. Nafsu besar mengumpulkan harta lebih baik ditinggalkan. Sekecil apapun, bersyukurlah terhadap rezeki yang diperoleh. Dan cukup pula untuk berbagi dengan sesama yang kekurangan.

ditulis oleh Sonny Wibisono,
dari milis motivasi

Bertemu adalah kesempatan, mencintai adalah pilihan

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan..
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan.. .
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan..

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan...
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya, daripada pasanganmu, Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan...
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi Cinta sejati yang abadi adalah sebuah Pilihan....

dari milis motivasi

Sunday, May 23, 2010

Tapi Bukan Anda

Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi bukan Anda.
Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, tetapi bukan Anda.
Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tetapi bukan Anda.
Biarkan orang lain menangisi kecil sakit, biarkan mereka putus asa, biarkan mereka menjadi dendam dan ingin membalas dendam, tetapi bukan Anda.
Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkannya di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan sombong, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tapi tidak Anda! Biarkan orang lain menyerah, tetapi bukan Anda! Sekali lagi bukan Anda.Sebab disini Kita tahu, siapa yang percaya dan yakin akan sesuatu, maka dialah yang akan mampu.

dari milis motivasi

Wednesday, May 19, 2010

Dunia Bebas

Selama beberapa minggu, seorang rekan bhikkhu mengajar meditasi di sebuah
penjara baru dengan tingkat pengamanan yang sangat ketat di dekat Perth.
Sekelompok kecil narapidana telah mengenal baik dan menghormati sang
bhikkhu. Di akhir sebuah sesi, mereka mulai bertanya mengenai rutinitas
kesehariannya di vihara.

"Kami harus bangun jam 4 pagi setiap hari," katanya. "Kadang-kadang terasa
sangat dingin karena kamar kami yang kecil tidak memiliki penghangat
ruangan. Kami hanya makan satu kali sehari, semuanya dicampur-aduk dalam
satu mangkok. Selewat tengah hari dan pada malam hari kami tidak makan apa
pun. Dan tentu saja, tidak boleh berhubungan seks atau minum minuman
beralkohol. Kami juga tidak punya televisi, radio ataupun musik. Kami tidak
pernah nonton film, juga tidak berolahraga untuk kesenangan. Kami berbicara
sedikit, bekerja keras dan melewatkan waktu luang dengan duduk bersila
mengamati napas. Kami tidur di atas lantai."

Para napi tertegun mengetahui kesederhanaan kehidupan membiara kami. Kalau
diperbandingkan, itu membuat penjara mereka seperti sebuah hotel berbintang
lima. Bahkan, seorang napi begitu tergerak simpatinya atas merananya si
bhikkhu sahabatnya ini sampai dia lupa di mana dia berada dan berkata:
"Ngeri amat tinggal di viharamu. Kenapa kamu tidak pindah ke sini dan
tinggal bersama kami saja?"

Si bhikkhu bercerita kepada saya, semua yang ada di ruangan tertawa
terbahak-bahak. Begitu pula saya ketika dia menceritakan kejadian itu. Lalu
saya mulai merenungkannya dengan mendalam.

Memang benar vihara saya jauh lebih sederhana daripada penjara terketat
untuk para terpidana, namun banyak yang datang dengan kemauan sendiri dan
berbahagia di sini. Sementara begitu banyak yang mencoba kabur dari penjara
yang lebih nyaman dan tidak berbahagia di sana. Mengapa?

Itu karena, di vihara saya, penghuninya ingin berada di sana; di penjara,
penghuninya tidak ingin berada di sana. Itu bedanya.

Saat anda tidak ingin berada di suatu tempat, di manapun itu, senyaman
apapun, itu adalah sebuah penjara bagi Anda. Inilah arti sesungguhnya dari
kata "penjara" -situasi apa pun di mana anda tidak ingin berada. Jika Anda
ada dalam pekerjaan yang tidak Anda inginkan, berarti Anda berada dalam
penjara. Jika Anda ada dalam sebuah hubungan yang tidak Anda inginkan, Anda
berada dalam penjara. Jika Anda sedang sakit dan terperangkap di dalam tubuh
menyakitkan yang tidak Anda inginkan, itu pun penjara buat Anda. Penjara
adalah situasi apa pun di mana Anda tidak ingin berada di dalamnya.

Lalu bagaimana caranya untuk dapat bebas dari berbagai penjara kehidupan?
Gampang. Ubah saja persepsi anda tentang situasi sekarang menjadi "ingin
berada di sana". Walaupun berada di San Quentin (Redaksi: sebuah penjara
tempat hukuman mati), atau yang sedikit lebih lumayan, vihara saya, kalau
anda ingin berada di sana, maka itu tidak lagi menjadi penjara bagi Anda.
Dengan mengubah persepsi Anda terhadap pekerjaan, hubungan, tubuh yang
sakit, dan dengan menerima situasinya alih-alih menolaknya, maka itu tidak
lagi terasa seperti sebuah penjara. Saat Anda menerima untuk berada di sana,
Anda telah bebas.

Kebebasan adalah merasa puas di mana pun Anda berada. Penjara adalah
menginginkan berada di tempat lain. Dunia yang bebas adalah sebuah dunia
yang dialami orang seseorang yang puas. Kebebasan sejati adalah kebebasan
dari hasrat, bukannya kebebasan untuk berhasrat. (Ajahn Brahm, "Membuka
Pintu Hati", bab tentang Kebebasan dan Kerendahan Hati)

Sumber: Disadur buku "Membuka Pintu Hati, 108 Cerita Tentang Kebahagiaan
Sejati"
dari milis motivasi

Sunday, May 16, 2010

Cinta Seorang Ayah

Setahuku, botol acar besar itu selalu ada di lantai di samping lemari di kamar orangtuaku. Sebelum tidur, Ayah selalu mengosongkan kantong celananya lalu memasukkan semua uang recehnya ke dalam botol itu. Sebagai anak kecil, aku senang mendengar gemerincing koin yang dijatuhkan ke dalam botol itu. Bunyi gemericingnya nyaring jika botol itu baru terisi sedikit. Nada gemerincingnya menjadi rendah ketika isinya semakin penuh. Aku suka jongkok di lantai di depan botol itu, mengagumi keping-keping perak dan tembaga yang berkilauan seperti harta karun bajak laut ketika sinar matahari menembus jendela kamar tidur.

Jika isinya sudah penuh, Ayah menuangkan koin-koin itu ke meja dapur, menghitung jumlahnya sebelumnya membawanya ke bank. Membawa keping-keping koin itu ke bank selalu merupakan peristiwa besar. Koin-koin itu ditata rapi di dalam kotak kardus dan diletakkan di antara aku dan Ayah di truk tuanya. Setiap kali kami pergi ke bank, Ayah memandangku dengan penuh harap. "Karena koin-koin ini kau tidak perlu kerja di pabrik tekstil. Nasibmu akan lebih baik daripada nasibku. Kota tua dan pabrik tekstil disini takkan bisa menahanmu." Setiap kali menyorongkan kotak kardus berisi koin itu ke kasir bank, Ayah selalu tersenyum bangga. "Ini uang kuliah putraku. Dia takkan bekerja di pabrik tekstil seumur hidup seperti aku.".

Pulang dari bank, kami selalu merayakan peristiwa itu dengan membeli es krim. Aku selalu memilih es krim cokelat. Ayah selalu memilih yang vanila. Setelah menerima kembalian dari penjual es krim, Ayah selalu menunjukkan beberapa keping koin kembalian itu kepadaku. "Sampai di rumah, kita isi botol itu lagi.."

Ayah selalu menyuruhku memasukkan koin-koin pertama ke dalam botol yang masih kosong. Ketika koin-koin itu jatuh bergemerincing nyaring, kami saling berpandangan sambil tersenyum. "Kau akan bisa kuliah berkat koin satu penny, nickle, dime, dan quarter," katanya. "Kau pasti bisa kuliah. ayah jamin."

Tahun demi tahun berlalu. Aku akhirnya memang berhasil kuliah dan lulus dari universitas dan mendapat pekerjaan di kota lain. Pernah, waktu mengunjungi orangtuaku, aku menelepon dari telepon di kamar tidur mereka. Kulihat botol acar itu tak ada lagi. Botol acar itu sudah menyelesaikan tugasnya dan sudah di pindahkan entah ke mana. Leherku serasa tercekat ketika mataku memandang lantai di samping lemari tempat botol acar itu biasa di letakkan.

Ayahku bukan orang yang banyak bicara, dia tidak pernah menceramahi aku tentang pentingnya tekad yang kuat, ketekunan, dan keyakinan. Bagiku, botol acar itu telah mengajarkan nilai-nilai itu dengan lebih nyata daripada kata-kata indah.


Setelah menikah, kuceritakan kepada Susan, istriku, betapa pentingnya peran botol acar yang tampaknya sepele itu dalam hidupku. Bagiku, botol acar itu melambangkan betapa besarnya cinta Ayah padaku. Dalam keadaan keuangan sesulit apa pun, setiap malam Ayah selalu mengisi botol acar itu dengan koin. Bahkan di musim panas ketika ayah diberhentikan dari pabrik tekstil dan Ibu terpaksa hanya menyajikan buncis kalengan selama berminggu-minggu, satu keping pun tak pernah di ambil dari botol acar itu. Sebaliknya, sambil memandangku dari seberang meja dan menyiram buncis itu dengan saus agar ada rasanya sedikit, Ayah semakin meneguhkan tekadnya untuk mencarikan jalan keluar bagiku. "Kalau kau sudah tamat kuliah," katanya dengan mata berkilat-kilat, "kau tak perlu makan buncis kecuali jika kau memang mau."

Liburan Natal pertama setelah lahirnya putri kami Jessica, kami habiskan di rumah orangtuaku. Setelah makan malam, Ayah dan Ibu duduk berdampingan di sofa, bergantian memandangku cucu pertama mereka. Jessica menagis lirih. Kemudian susan mengambilnya dari pelukan Ayah. "Mungkin popoknya basah," kata Susan, lalu dibawanya Jessica ke kamar tidur orangtuaku untuk di ganti popoknya. Susan kembali ke ruang keluarga denga mata berkaca-kaca. Dia meletakkan Jessica ke pangkuan Ayah, lalu menggandeng tanganku dan tanpa berkata apa-apa mengajakku ke kamar.

"Lihat," katanya lembut, matanya memandang lantai di samping lemari. Aku terkejut. Di lantai, seakan tidak pernah di singkirkan, berdiri botol acar yang sudah tua itu. Di dalamnya ada beberapa keping koin. Aku mendekati botol itu, merogoh saku celanaku, dan mengeluarkan segenggam koin. Dengan perasaan haru, kumasukkan koin-koin itu kedalam botol. Aku mengangkat kepala dan melihat Ayah. Dia menggendong Jessica dan tanpa suara telah masuk ke kamar. Kami berpandangan. Aku tahu, Ayah juga merasakan keharuan yang sama.. Kami tak kuasa berkata-kata.

Kerabat Imelda, Ini sebuah cerita yang menunjukkan besarnya cinta seorang ayah ke anaknya agar anaknya memperoleh nasib yang jauh lebih baik dari dirinya. Tetapi dalam prosesnya, Ayah ini tidak saja menunjukkan cintanya pada anaknya tetapi juga menunjukkan sesuatu yang sangat berharga yaitu pelajaran tentang impian, tekad, teladan seorang ayah, disiplin dan pantang menyerah. Saya percaya anaknya belajar semua itu walaupun ayahnya mungkin tidak pernah menjelaskan semua itu karena anak belajar jauh lebih banyak dari melihat tingkah laku orangtuanya dibanding apa yang dikatakan orangtuanya.

dari milis motivasi

(Tidak) Setiap Pagi

Tidak setiap pagi kita bangun dengan kecupan sayang suami atau istri. Mungkin malam sebelumnya terjadi pertengkaran hebat, sehingga paginya masih dingin-cuek-dan agak malas untuk bicara.

Tidak setiap pagi kita bisa bangun malas-malasan sebentar, tanpa perlu ‘rush’ atau terburu-buru pergi ke kantor, ke sekolah, mengantar anak ke sekolah, ke tempat kuliah atau ke sekolah itu sendiri. Itu mungkin hanya terjadi di akhir pekan, hari libur, atau ketika cuti.

Tidak setiap pagi kita bisa bangun dan menikmati makan pagi di tempat tidur, buatan Mama, Kakak, Si Mbak, atau suami/istri tercinta.

Tidak setiap pagi kita bisa bangun dengan ceria, gembira, lalu menghirup kopi Starb*cks dan makan pagi di sana. Atau malah makan pagi di hotel berbintang lima.

Tidak setiap pagi kita bisa bangun dengan senyuman karena hujan mengguyur dan kita harus beraktivitas dan berhadapan dengan kemacetan, becek, harus bawa payung dan seterusnya. Mungkin seketika bangun yang keluar dari mulut hanyalah keluhan…

Namun…

Setiap pagi kita bisa bangun dengan ucapan syukur. Bahwa kita dianugerahi kehidupan yang dikaruniakan-Nya. Kita bisa berterima kasih pada-Nya atas kesehatan kita yang walaupun mungkin tengah dilanda pilek, batuk atau sedikit meriang, masih lebih baik ketimbang mereka yang terbaring di Rumah Sakit, tanpa daya, dililit selang infus dan harus menerima suntikan berkali-kali.

Setiap pagi kita bisa bercermin ketika gosok gigi, mempraktekkan apa yang diajarkan Ajahn Brahm sebagai senyum dua jari (meletakkan dua jari di sudut-sudut bibir dan mengawali hari dengan senyuman), memotivasi diri sendiri, dan berharap hari ini kita lalui dengan lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Setiap pagi bisa merupakan suatu awal untuk bertekad dalam hati untuk menebar kasih, berbagi, mencintai Tuhan, sesama dan diri sendiri. Semakin peduli kepada sesama yang menderita dan berkekurangan.

Setiap pagi bisa menjadi hal yang positif untuk disambut atau hal yang negatif untuk dikeluhkan, adalah pilihan kita untuk membuatnya demikian.

Setiap pagi, tetaplah merupakan hari yang baru untuk mensyukuri, lepaskan iri, tinggalkan cemburu dan dendam. Bersyukur dengan makan pagi yang seolah ‘hanya’ roti, bubur ayam, bakmi abang-abang, siomay, ketoprak… Karena banyak yang tidak bisa makan pagi ini. Bersyukur naik bus, naik motor, apalagi naik mobil. Karena banyak yang tidak bisa jalan karena lumpuh dan harus mengandalkan kursi rodanya. Bersyukur untuk tiap detak jantung yang masih berbunyi, nafas yang masih teratur…. Karena berapa banyak orang sesak nafas dan harus pakai alat pacu jantung…Bersyukur untuk anak kita, suami kita, istri kita, orang tua kita, adik-kakak kita. Karena mereka adalah yang terbaik yang dikirimkan-Nya kepada kita, dengan ketidaksempurnaan mereka.

Jadikan setiap pagi sebagai persembahan rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Pencipta atas karunianya kepada kita. Sekecil apa pun, setiap anugerahnya tetap berarti, bahkan sebetulnya amat berarti. Mungkin kita hanya terlalu sibuk dengan dunia kita untuk mengagumi karya-Nya.

dari milis motivasi

Hindari Perfeksionisme

Harapan ! Harapan ! Harapan ! Sebagai warga negara dari abad ke 21, kita dihadapi dengan tuntutan yang tinggi dan harapan yang lebih tinggi lagi. Media mengirimkan pesan tiada henti yang mengajarkan kita bagaimana harus berperilaku, makan, dan berpakaian. Harapan dari media itu hampir mustahil untuk dijangkau - tetapi Tuhan tidak. Tuhan tidak mengharap kesempurnaan... dan sebaiknya kita juga tidak.

Perbedaan antara kesempurnaan dan harapan yang realistik adalah perbedaan antara hidup frustrasi dan hidup tenang. Hanya Tuhan yang bisa sempurna, dan kita semua berada di bawah standar dan perlu menerima keterbatasan kita seperti kita menerima keterbatasan orang lain.

Jika anda atau pasangan anda terbelenggu oleh perfeksionisme, inilah saatnya kita tanyakan pada diri kita sendiri apa yang ingin kita tonjolkan dan pada siapa ? Jika anda berusaha membuat teman anda kagum atau berusaha meniru penampilan selebriti Hollywood, inilah saatnya anda mempertimbangkan lagi prioritas anda. Tanggung jawab pertama adalah kepada Tuhan yang menciptakan kita. Selanjutnya adalah tanggung jawab pada keluarga dan pasangan kita. Namun jika itu melibatkan harapan yang tidak realistik dari lingkungan, lupakan saja !

Sudah saatnya kita menerima diri kita dan pasangan kita. Saat kita melakukan ini, kita akan merasakan beban yang sangat berat terangkat dari pundak. Pada akhirnya, menyenangkan Tuhan hanya sesederhana menuruti perintahNya. Tapi untuk menyenangkan semua orang ? Itu mustahil. Matthew Henry mengatakan," Kita tidak akan menemukan manusia yang sempurna, sampai kita memiliki dunia yang sempurna". Sementara James Dobson menulis,"Orang yang paling berbahagia di dunia ini bukanlah orang yang tidak punya masalah, tapi orang yang belajar untuk menerima hal-hal yang tidak sempurna."

~ Terimalah ketidaksempurnaan diri sendiri. Jika kita terperangkap dalam kehidupan modern yang menuju kepada kesempurnaan, jadilah dewasa... jangan bebani diri anda sendiri dengan harapan yang tidak masuk akal.

dari milis motivasi

Mari Kita Renungkan...

Kita punya gedung-gedung tinggi, tapi kesabaran yang rendah…
jalan-jalan yang lebar, tapi pandangan yang sempit….
banyak membelanjakan uang, tapi barang yang didapat semakin sedikit…
membeli lebih banyak, tapi kurang menikmatinya…

rumah besar, tetapi anggota keluarga yang lebih sedikit…..
kenyamanan yang lebih, tapi kurang waktu untuk menikmatinya….
banyak ahli, tetapi lebih banyak persoalan lagi persoalan yang muncul….
lebih banyak obat, tetapi kurangnya kesejahteraan…

kita melipatgandakan harta benda, tetapi mengurangi nilainya…
kita bicara terlalu banyak….tetapi jarang mencintai…dan lebih banyak
membenci…. kita belajar bagaimana harus hidup, tetapi bukan kehidupan yang sesungguhnya…. menambahkan tahun demi tahun kehidupan kita, tapi bukan makna kehidupan pada tahun-tahun kehidupan kita …. kita telah menaklukkan angkasa luar, tetapi belum bisa menaklukkan nafsu di dalam diri….

kita membersihkan udara dari polusi, tapi mengotori jiwa….

kita memiliki pendapatan yang lebih tinggi, tapi moral yang lebih rendah….

kuantitas (jumlah) bertambah, tapi kualitas menurun….

orang-orang semakin jangkung (tinggi), tetapi karakter rendah…

keuntungan yang begitu tajam (banyak), tetapi hubungan antar manusia yang semakin dangkal….

perdamaian dunia, tapi pertengkaran di dalam keluarga…
banyak waktu senggang, tapi kurangnya kegembiraan…
banyak ragam makanan, tapi kurangnya nilai gizi…..

banyak rumah berpenghasilan dari dua sumber, tapi lebih banyak perceraian….

atau rumah-rumah yang lebih mewah dan indah, tapi rumah tangga-rumahtangga yang retak….

banyak yang dipamerkan, tetapi sebenarnya persediaannya tidak ada….

Ingatlah, gunakan waktu bersama orang-orang yang Anda cintai, karena mereka tidak selamanya akan berada di sekitar kita……

Katakanlah kata-kata yang enak didengar pada anak-anak Anda, karena akan tiba saatnya mereka tumbuh dewasa lalu meninggalkan Anda….

Berikanlah pelukan hangat kepada pasangan hidup Anda, karena hanya itulah harta yang dapat Anda berikan dengan hati Anda dan Anda tidak usah mengeluarkan satu sen pun karenanya….

Katakanlah: “Aku cinta padamu” kepada partner hidup Anda dan kepada orang-orang yang Anda cintai, tetapi terlebih-lebih, bersungguh-sungguhlah dalam mencintai….

Sebuah ciuman dan sebuah pelukan yang tulus akan menyembuhkan luka hati…..

Bergandengan tanganlah dan ingatlah saat-saat bahagia itu karena suatu hari orang yang kita cintai itu akan pergi…..

Berilah waktu untuk mencintai….
untuk bicara….

untuk membagikan pengalaman-pengalaman
dan pemikiran-pemikiran yang berharga…

Marilah kita membangun dunia yang lebih baik….
mulailah dari hal-hal yang kecil….
mulailah dari diri sendiri….
dengan niat dan cara yang baik….
mulailah sekarang juga…dan terus…dan terus…
sampai nanti saatnya DIA memanggil kita…..
untuk bersamaNYA di rumah bahagia….
kekal selama-lamanya…..
Teriring salam kasih dan sejahtera untuk semua…..

dari milis motivasi

Friday, May 14, 2010

Terima Kasih Sahabat

Memiliki sahabat ibarat memiliki “hadiah” abadi. Sebab sahabat adalah salah satu karakter dari diri kita yang mengambil bentuk dalam sosok orang lain. Mereka ada sisi lain dari kita yang membuat kita seperti sekarang. Sahabat adalah “guru hati” yang selalu mengingatkan kita pada apa yang telah, sedang, dan akan terjadi".

Pekerjaan pertama yang saya lakukan setiap hari sebelum melakukan aktivitas selepas salat subuh adalah membaca status-status sahabat-sahabatku. Saya selalu berbunga-bunga, tertawa lebar, tak jarang terharu sampai berkaca-kaca, membaca apa saja yang sahabat-sahabatku ceritakan hari itu. Begitu lekatnya sahabat-sahabat di dunia maya dalam kehidupan saya, seolah-olah setiap harinya saya selalu merasakan kehadiran sahabat-sahabat di dekat saya.

Kebiasaan lain yang selalu saya lakukan adalah membagikan kutipan inspirasi yang menggugah inspirasi dan semangat buat saya sendiri dan juga sahabat-sahabat saya. Kutipan-kutipan inspirasi yang setiap pagi saya pagikan bisa mendapatkan respon dari sahabat-sahabat sudah membuat hati saya berbunga-bunga. Bahkan acungan jempol pun sudah membuat saya terharu.

Membaca status sahabat-sahabat semakin menguatkan saya untuk selalu mengisi hari-hari dengan berpikir positif dan selalu menebarkan kebaikan. Dan saya sangat bahagia bisa memberikan inspirasi yang mampu menggerakkan hati saya dan juga sahabat-sahabat untuk bisa melihat sisi cerah dari hari yang tersulit sekalipun. Saya juga berharap semoga sahabat-sahabatku selalu diliputi perasaan bahagia dan optimisme.

Kerabat Imelda, Hidup... memang harus dinikmati setiap detiknya

dari milis motivasi
http://www.facebook.com/?sk=messages#!/pages/Kisah-Inspiratif/164747075950?v=app_2347471856&ref=ts

Wednesday, May 12, 2010

Sejengkal Batang Singkong

Sore itu tetangga sebelah rumah mengirimkan sejumlah SINGKONG seraya berucap TERIMA KASIH; Ini adalah KETIGA KALINYA dalam setahun TETANGGA kami mengirimkan SINGKONG. Jumlah yang diberikannya selalu lebih banyak dari sebelumnya. Kadang-kadang sayapun merasa aneh; aneh, karena tiap kali panen SINGKONG mereka selalu membaginya dengan kami, terlebih lagi selalu mengucapkan TERIMA KASIH, seharusnya yang berterimakasih itu yang diberi kan?. Sore itu saya beranikan diri bertanya "Kenapa tiap kali panen, anda selalu membaginya dengan kami?". Tahu apa jawabannya?

"Terima Kasih karena kala itu pernah memberikan kami SEJENGKAL BATANG SINGKONG!!!!.BATANG itu kami tanam menjadi 1 BUAH POHON SINGKONG yang kemudian POHONNYA kami potong menjadi 10 JENGKAL BATANG SINGKONG; Kami tak tahu bagaimana bisa membalas kebaikan itu, selain membagi hasil PANEN SINGKONG ini".

Inikah bukti JANJI TUHAN?. "Bersedekahlah kamu maka tuhan akan menggandakannya menjadi 10 kali lipat". Yah...memang contoh diatas hanyalah SINGKONG, tapi tanpa disadari bahwa SEJENGKAL BATANG SINGKONG telah mengajarkan KEIKHLASAN. Saya bisa menyimpulkan ini, karena anda maupun saya mungkin menganggapnya "TIDAK BERHARGA", sehingga tak ada sedikitpun RASA SESAL ketika kita memberikan "SEJENGKAL BATANG SINGKONG". Bisa jadi inilah salah satu alasan mengapa "TUHAN BELUM MENGGANTI" harta yang disedekahkan karena kita belum mampu TULUS dan IKHLAS. Masih ada ganjalan, berupa "wah kalau seandainya tidak aku sedekahkan, bisa aku pakai buat beli....nih".

Pelajaran yang bisa diambil lagi dari CERITA SINGKONG diatas adalah, bagaimana sang TETANGGA itu bersyukur, dan cara dia bersyukur adalah membagi hasil dengan yang telah memberikannya SEJENGKAL BATANG SINGKONG. "Ah itu kan cuman SINGKONG, membagi hasil PANEN ke orang lain tak akan membuatnya rugi; coba kalau duit mungkin juga tidak akan mau berbagi". Apakah ada yang berpikiran seperti itu?....Sepertinya orang yang berfikir seperti ini adalah orang yang jarang bersedekah HARTA karena berkonsep untung rugi; kalaupun bersedekah, TUHAN memilih untuk MENUNDA MELIPAT GANDAKAN RIZKINYA. TUHAN baru akan MELIPATKANNYA setelah dia IKHLAS; seikhlas mensedekahkan "SEJENGKAL BATANG SINGKONG".

Kerabat Imelda
Betapa indahnya dunia jika kita mampu bersedekah mengikuti filosofi "SEJENGKAL BATANG SINGKONG", menyisihkan sedikit harta dan memberikannya seikhlas layaknya SEJENGKAL BATANG SINGKONG.

dari milis motivasi

Baut dan Mur,,, Berputarlah

PAgi ini saya cukup disibukkan dengan NGAMBEKNYA kendaraan ini, PAPAN PLAT NOMOR menggantung dikarenakan salah satu MURnya menghilang!!!. Walau agak merepotkan tapi akhirnya saya berhasil mendapatkan MUR pengganti.

BAUT itu saya pasang dibagian depan PAPAN PLAT NOMOR, sedangkan MUR itu saya pasang dibagian belakangnya; dengan menggunakan OBENG, saya memutar BAUT itu SEARAH JARUM JAM. Tiap kali saya memutarnya, MUR seakan-akan bergerak KEDEPAN dan lama kelamaan mulai memperkecil jarak antara UJUNG BAUT dan MUR. Walhasil, BAUT dan MUR berikatan erat mengapit PAPAN PLAT NOMOR dengan kencang; saking kencangnya saya tak mampu lagi memutar BAUT yang seakan-akan sudah DITAKDIRKAN untuk BERPASANGAN dengan MUR.

BAUT dan MUR merupakan PASANGAN; Mempunyai ARAH PUTAR BEDA tapi TUJUAN SAMA. BAUT diciptakan DENGAN alur TERTENTU agar mudah bagi keduanya untuk MEMPERKECIL JARAK DIANTARANYA!!!. BAUT & MUR ini seakan-akan menjiplak ILMU TUHAN yang menciptakan PRIA dan WANITA dengan SEGALA PERBEDAAN; Jangan TAKUT untuk BERPUTAR, TUHAN telah menciptakan ALUR kita, tinggal diikuti saja maka JARAK itu akan TERKIKIS dan "Kun Fayakun" jadilah PASANGAN.

PASANGAN akan tercipta jika MUR atau BAUT itu berputar; Dengan kata lain PRIA atau WANITA akan menjadi PASANGAN jika dan hanya jika KEDUANYA ataupun SALAH SATU diantaranya saling mendekati dan rasa-rasanya tuhan telah MENDESAIN ALUR itu sehingga kita tinggal mengikutinya.

Sekali lagi saya melihat ke arah MUR dan BAUT yang baru saya pasang, begitu KENCANG; KENCANG laksana PASANGAN yang KOMPAK. Tapi mata saya tetap mampu menangkap PERBEDAAN!!!!. Perbedaan itu sengaja diletakkan diantara KEDUANYA; Mungkin anda bisa menebaknya, Perbedaan itu berupa PAPAn PLAT NOMOR yang berukuran 3 mm. Jadi kesimpulannya "apakah perlu perbedaan itu diciptakan?"..hufff kali ini saya sangat sulit menjawabnya, dan kalau pertanyaan itu tetap dilontarkan, maka saya akan balik bertanya "Jika PAPAn PLAT NOMOR itu saya hilangkan, maka PERBEDAAN akan sama dengan NOL, ngapain juga saya harus pusing pusing cari MUR dan BAUT????". Wah TUHAN benar-benar hebat ya, telah MENJADI ARSITEK JENIUS dalam menciptakan MANUSIA yang menjadi TUKANGnya TUHAN untuk membuat PERBEDAAN sekaligus PENGIKIS PERBEDAAN.

Sesekali IKATAN MUR dan BAUT pasti akan kendor, dikarenakan guncangan yang disebabkan oleh KHILAFNYA kendaraan yang tanpa sengaja melewati LUBANG JALAN. Tapi saya tidak KHAWATIR karena kalaupun KENDOR kan tinggal di KENCENGIn AJA. Nah kalau IKATAN HUBUNGAN kita dengan PASANGAN kita agak mengendor, tinggal DIKENCENGIN AJA. Caranya? caranya adalah dengan mengingat TUJUAN AWAL kenapa kita MENJALIN HUBUNGAN. Kalau ini dilakukan, saya yakin MUR DAN BAUT itu akan BERPUTAR MAKSIMUM membuat PAPAN PLAT NOMOR itu SESAK NAFAS dan akhirnya BERTEKUK LUTUT PASRAH menyerah UNTUk BERONTAK.

Saya senang sekali melihat pasangan-pasangan manusia itu, saya merasa senang karena saya melihat MEREKA kaya, kaya akan perbedaan; Dan uniknya PERBEDAAN itu ternyata saling MELENGKAPI membentuk KEHARMONISAN. Sehingga kawan sayapun berceletuk "Berbeda itu indah dan membuat dunia kita penuh warna..ha..ha".

Kerabat Imelda
Ibarat BAUT dan MUR, TUHAN menciptakan PRIA dan WANITA dengan SEGALA PERBEDAAN; Jangan pernah TAKUT untuk BERPUTAR, TUHAN telah menciptakan ALUR kita, tinggal diikuti saja, maka JARAK itu akan TERKIKIS. Dan jika Tuhan berkendak "KUN FAYAKUN" maka jadilah kalian PASANGAN.

dari milis motivasi

Friday, May 07, 2010

5 Fakta Tentang Sukses

1. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN USIA ANDA !

? Nelson Mandela, jadi presiden usia 76 tahun
? Steve Jobbs, jutawan usia 21 tahun
? Kolonel Sanders (KFC), mulai bisnis umur 65 tahun
? Winston Churchill, banyak gagal dan hambatan, baru jadi PM Inggris usia 52 tahun.
? Bill Gates, terkaya di dunia usia 41 tahun

2. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN SUKU, AGAMA,BANGSA,
WARNA KULIT DAN KETURUNAN.

? Obama : Presiden Amerika Serikat saat ini
? Jenderal Colin Powell, Martin Luther King : kulit hitam
? Confusius: anak yatim di Cina
? Charles Dickens : penulis cerita kanak-kanak Inggris, menulis di gudang, banyak naskahnya dibuang ke tong sampah oleh editornya.

3. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN (CACAT) FISIK.

? Hellen Keller: tuna netra, tuna rungu, penulis dan pendidik terkenal dunia.
? Shakespeare: cacat kaki, penulis novel.
? F.D. Roosevelt: terkena polio, presiden 32 AS.
? Beethoven: tuna rungu, komposer musik.
? Napoleon Bonaparte : sangat pendek, wajah tidak menarik, pemimpin pasukan penakluk Eropa.
? Anthony Robbins: Lulusan SMA, kegemukan, merubah persepsi tentang penampilan dan cara diet, menjadi langsing, motivator terkenal dunia.

4. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN

? Thomas Alfa Edison : pendidikan SD, 2000 paten.
? Li Ka Shing: berhenti sekolah umur14 tahun, orang terkaya di Hongkong.
? Henry Ford : tidak pernah duduk di bangku sekolah
? The Wright Brother : orang biasa dan tidak berpendidikan tinggi, menciptakan pesawat terbang pertama di dunia.
? Bill Gates, orang terkaya didunia memulai bisnis setelah lulus SMA.
? Lawrence Ellison : drop out universitas, pendiri Oracle Corp, orang terkaya kedua didunia.

5. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN LATAR BELAKANG KELUARGA

? Andrew Carnegie : bekerja usia 13 tahun, keluarga sangat miskin, menjadi Raja Besi Baja dunia.
? Walt Disney : usia 20 tahun pemuda miskin dan tidak terkenal, usia 30 tahun jadi usahawan terkenal.
? Abrahan Lincoln lahir dari keluarga miskin
? Napolean Hill dilahirkan di keluarga miskin, ibunya meninggal saat dia kecil, jadi guru motivasi terkenal dunia, bukunya Think and Grow Rich : menjadi acuan pertama bagi para motivator dunia.
? Bill Clinton : ayahnya meninggal ketika masih kecil, adiknya terlibat obat terlarang.

dari milis motivasi

Wawancara dengan Tuhan

“Selamat pagi, ya Tuhanku,” aku berseru kepada Tuhan seraya mengetuk pintu dalam doa.
“Silakan masuk,” sambut Tuhan.
“Jadi kamu ingin mewawancari Aku?” lanjutNya.
“Kalau Tuhan ada waktu,” sahutku.
Sambil tersenyum Tuhan berkata:
“Abadilah waktu bagiKu. Maka Aku ada cukup waktu untuk melakukan apa saja. Pertanyaan-pertanyaan apa yang hendak kauajukan kepadaKu?”
Lalu aku mulai bertanya:
“Apa yang paling mengejutkan Tuhan mengenai bangsa manusia?”
Tuhan menjawab:
“Yang paling mengherankan Aku mengenai bangsa manusia adalah mereka mudah bosan sebagai anak-anak dan mau cepat-cepat menjadi orang dewasa dan kemudian rindu menjadi anak-anak lagi. Mereka merusak kesehatannya dengan mengejar uang dan menghabiskan uang itu untuk pengobatan. Mereka terlalu cemas tentang masa depannya dan melalaikan masa kini sehingga mereka tidak dapat menikmati dengan baik masa sekarang maupun masa depannya. Mereka menjalankan hidup seolah-olah tidak akan mati, tetapi mati seakan-akan tidak pernah hidup.”

Setelah itu tangan Tuhan memegang tanganku, lalu kami berdiam sejenak.
Kemudian aku bertanya kepada Tuhan:
“Pelajaran apa saja yang pantas kami pelajari? Dan selaku Bapa, Tuhan menghendaki apa yang harus dipelajari anak-anakMu?”

Tuhan menjawab:
“Mereka perlu belajar supaya apa yang paling utama dalam hidup, bukanlah apa yang mereka miliki, melainkan siapa yang mereka punya dalam hidupnya. Mereka harus belajar bahwa tidak baik untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain sebab semua orang akan diadili menurut nilai pribadinya, bukan sebagai kelompok perbandingannya. Mereka harus belajar bahwa orang kaya bukanlah orang yang memiliki banyak harta, melainkan orang yang punya secukupnya untuk kebutuhannya.”

“Mereka harus belajar bahwa waktu berapa menit saja perlu untuk menyakiti dan melukai hati orang yang mereka cintai padahal mungkin perlu bertahun-tahun untuk menyembuhkannya.”

“Mereka perlu belajar untuk memaafkan dan mengampuni bahwa sesungguhnya ada banyak orang yang amat mencintai mereka, namun saja tidak tahu bagaimana caranya untuk menyatakan itu dan mengekspresikan perasaannya.”

“Mereka perlu belajar bahwa meskipun uang dianggap bisa membeli segalanya, namun tidak dapat membeli kebahagiaan.”

“Mereka harus belajar bahwa teman yang baik adalah orang yang mengetahui semua termasuk kekurangan-kekurangan mereka, tetapi tetap menyukainya.”

“Akhirnya, mereka harus belajar bahwa tidak cukup mereka menerima pengampunan dari orang lain, melainkan mereka harus mengampuni diri sendiri.”

Setelah itu Tuhan berhenti berbicara, aku pun duduk diam sebentar di situ sambil menikmati saatnya. Lalu aku menyampaikan terima kasih kepada Tuhan atas pertemuan yang indah itu dan juga atas segala berkat yang telah kuperoleh dari Tuhan.

Kemudian Tuhan berkata:
“AnakKu, kamu boleh datang untuk wawancara denga Aku kapan saja karena Aku tetap siap 24 jam. Tanya apa saja dan Aku akan menjawab. Hanya harus kauingat ini: Orang-orang akan melupakan apa yang kamu katakan atau apa yang kamu perbuat, tetapi mereka tidak akan melupakan apa yang kamu lakukan kepadanya untuk membahagiakan mereka.”

dari milis motivasi

3 Jenis Pintu

Dahulu kala ada seorang pangeran, dia bertanya kepada gurunya seorang cendekiawan :” Bagaimana perjalanan hidup saya.” Gurunya menjawab :”Didalam perjalanan hidupmu, engkau akan bertemu dengan tiga jenis pintu, diatas setiap pintu tertulis sebaris kata, pada saat engkau melihatnya engkau tentu akan mengerti apa yang saya katakan.”

Akhirnya pangeran memulai perjalanannya. Tidak berapa lama kemudian, dia bertemu dengan pintu yang pertama. Diatas pintu tertulis “Merubah Dunia”. Pangeran lalu berpikir, sesuai dengan cita-cita saya, saya harus merubah dunia ini, merubah hal-hal yang saya tidak suka lihat. Akhirnya dia berbuat sesuai dengan rencananya. Beberapa tahun kemudian dia bertemu lagi dengan pintu yang kedua. Diatasnya tertulis “Merubah Orang Lain.” Pangeran berpikir, Saya dengan pikiran saya yang cemerlang akan mengajarkan orang lain, supaya mereka dapat lebih berkembang. Pada akhirnya dia bertemu dengan pintu yang ketiga. Diatasnya tertulis “Merubah Dirimu Sendiri.” Pangeran berpikir, saya akan merubah karakter saya menjadi lebih baik lagi. Akhirnya dia melakukan semuanya.

Pada suatu hari, pangeran bertemu kembali dengan gurunya, dia berkata :”saya sudah menemukan tiga jenis pintu dalam perjalanan hidup saya, yang saya pahami adalah “Merubah dunia” lebih bagus merubah setiap orang yang ada didunia ini. Daripada merubah orang lain lebih bagus merubah diri sendiri.” Gurunya yang cendekiawan setelah mendengar perkataannya dengan tersenyum menjawab :”Mungkin sekarang lebih bagus engkau berjalan balik , dengan teliti melihat dengan jelas tiga jenis pintu itu.”

Pangeran dengan setengah percaya setengah sangsi berjalan balik kembali. Dari jauh ia sudah melihat pintu yang ketiga, tetapi kelihatannya tidak sama seperti ketika dia datang, dari sisi ini kelihatan diatas pintu tertulis “Mencoba Menerima Dirimu Sendiri.” Pada saat ini pangeran mengerti pada saat dia merubah dirinya sendiri dia merasa hidup ini sangat susah dan menderita; disebabkan karena dia tidak bisa mengakui dan menerima kekurangan dirinya sendiri, dia selalu mengejar cita-cita yang diluar kemampuannya, yang menyebabkan dia tidak bisa melihat kelebihan yang dimilikinya. Pada saat ini dia menjadi sadar dan menghargai diri sendiri. Pangeran melanjutkan perjalanannya berjalan balik. Dia melihat pintu yang kedua tertulis “Mencoba Menerima Orang Lain.” Pada saat ini dia mengerti kenapa dia begitu kesal, Karena dia tidak bisa mengakui dan menerima perbedaan pendapat antara dirinya sendiri dengan orang lain, dia selalu tidak bisa memaklumi kesulitan orang lain. Pada saat ini sadar dia harus lapang dada menerima orang lain. Pangeran melanjutkan perjalannyanya, dia melihat pintu yang pertama diatasnya tertulis “Mencoba Menerima Dunia Ini.” Pada saat ini pangeran mengerti kenapa ketika dia merubah dunia ini dia selalu gagal, karena dia menolak menerima bahwa banyak hal didunia ini tidak dapat dilakukan tangan manusia, sehingga membuat dirinya tidak melakukan hal-hal baik yang bisa dilakukannya. Sekarang dia mengerti bahwa harus menerima dunia ini apa adanya.

Pada saat ini gurunya yang cendekiawan sudah menunggunya dan berkata kepada pangeran :” Saya kira, sekarang engkau tahu apa artinya hidup damai dan tenteram?.”

dari milis motivasi

Wednesday, May 05, 2010

Pesan Ibu

Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran
karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang
anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak
rasanya!"

"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.

Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri
lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak
membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."

Sambil berkukuh mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat
oleh-oleh pulang, Om."

Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali.
Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue.
"Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar
restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di
depan restoran.

Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit
tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu
berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa
setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"

"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya
untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan
dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti
kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari
menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada
pengemis itu."

kerbat imelda/

Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan
TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental!
Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari
orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.

Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam
menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita
miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan
menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.

ditulis oleh Andrie Wongso
dari milis motivasi

Cinta Sejati

Siang tadi saya mendapatkan email dari seorang teman yang menuturkan sebuah kisah cinta sejati. Sebuah cerita dari Rumaisha Khairatun Hisan Dalam penuturannya dikisahkan sebagai berikut.

'Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9.30 seorang pria berusia 70-an datang utk membuka jahitan pada luka di ibu jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi. Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru.

Pekerjaan yg tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter aku memutuskan untuk melakukannya sendiri. Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru.

Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari.

Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Aku sangat terkejut dan berkata,' Dan bapak masih kesana setiap hari walaupun istri bapak sudah tidak kenal lagi?'

Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tangan ku sambil berkata, 'Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia kan?'

Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan ku masih tetap merinding, 'Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku.' Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis.

Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi. Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.'

ditulis Agus Syafii
dari milis motivasi

Tuesday, May 04, 2010

Cindelaras

Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri
yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja
Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia
merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri. “Seharusnya, akulah yang
menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri,”
pikirnya.

Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit
parah. Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada
seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. “Orang itu tak
lain adalah permaisuri Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda menjadi
murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patihnya
untuk membuang permaisuri ke hutan.

Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan
belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang
patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. “Tuan putri tidak perlu
khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba
bunuh,” kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya
dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja menganggung puas ketika sang
patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.

Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Bayi
itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang
cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni
hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan
sebutir telur. “Hmm, rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur
itu kepadaku.” Setelah 3 minggu, telur itu menetas. Cindelaras memelihara
anak ayamnya dengan rajin. Anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan
yang bagus dan kuat. Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu
sungguh menakjubkan! “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah
rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…”

Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya dan segera memperlihatkan
pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka
sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad
untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan
ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika
dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras
kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. “Ayo, kalau berani, adulah ayam
jantanmu dengan ayamku,” tantangnya. “Baiklah,” jawab Cindelaras. Ketika
diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam
waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu,
ayam Cindelaras tidak terkalahkan. Ayamnya benar-benar tangguh.

Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra
pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk
mengundang Cindelaras. “Hamba menghadap paduka,” kata Cindelaras dengan
santun. “Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat
jelata,” pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan
satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya
dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra
menjadi milik Cindelaras.

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat,
ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak
sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. “Baiklah aku mengaku kalah. Aku
akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?” Tanya
Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan
sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. “Kukuruyuk…
Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya
Raden Putra…,” ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra
terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” Tanya baginda
keheranan. “Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah
permaisuri Baginda.”
Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua
peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. “Aku telah
melakukan kesalahan,” kata Baginda Raden Putra. “Aku akan memberikan hukuman
yang setimpal pada selirku,” lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir
Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan
meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang
segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan
Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia,
Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan
adil dan bijaksana. []

Dari berbagai sumber.

Tiga Pangeran dan Apel Emas

Inilah kisah tentang Azarya, Mahaguru pembimbing taruna-taruna kerajaan yang utama. Seluruh raja mengirimkan putera-putera mereka kehadapannya. Mereka ingin para pangeran itu dididik, ditempa, ditanamkan hikmat dalam hati mereka, untuk kemudian siap menjadi raja dalam kesejatian yang sesungguhnya.

“Tiga hari lagi kita akan berkumpul di sebuah semenanjung tempat bersarangnya para elang laut, satu-satunya tempat berkumpulnya ganggang biru dan tempat terindah dimana tenggelamnya Sang Surya.”, ujar Azarya kepada para murid, kemudian berjalan meninggalkan mereka kembali ke rumahnya.

Sebagian dari para murid yang menganggap dirinya tahu tempat yang dimaksudkan oleh guru mereka mengangguk-angguk, namun tidak sedikit yang berbisik resah tak mengerti. Sisanya terlihat berpikir demikian keras berusaha menebak tempat yang dimaksud oleh sang guru.

Hari yang ditentukan tiba.Dari lima puluh orang murid, hanya dua puluh orang yang tiba disana. Sebagian besar dari kumpulan itu tampak begitu lusuh karena perjalanan yang telah mereka tempuh, bahkan beberapa orang diantara mereka tampak kelelahan, haus dan lapar dan menggigil pucat terserang demam.

“Dahulu kala hiduplah seorang Raja dengan tiga orang anak nya”, Azarya bercerita seolah tidak memperdulikan keadaan para murid, “untuk menguji anak-anaknya, Raja itu sengaja membuatkan logam tempaan berbentuk buah apel yang terbuat dari emas, perak dan kuningan. Ia menyuruh pegawai istana menyembunyikan beberapa diantaranya di berbagai pelosok kerajaan itu, lalu bersabda pada ketiga pangeran. ‘Aku memiliki banyak apel emas dan perak, aku ingin kalian memilikinya. Aku meletakkan sebagian diantaranya diberbagai tempat tersembunyi dinegeri ini’.

Demi mendengar itu semua pangeran yang tertua yang terkuat dari ketiganya, segera mempersiapkan perbekalan untuk menempuh perjalanan mencari benda-benda itu, bersama sepasukan prajurit yang gagah perkasa.

Pangeran kedua, ia yang paling terpelajar dari ketiganya segera membuka kitab-kitab mantera yang ia miliki. Mempelajari dengan cermat, siang dan malam, berusaha untuk mengetahui kira-kira dimana sang raja meletakkan itu semua. Lalu pergilah ia bersama para penasehat mencari benda-benda itu.

Tetapi pangeran bungsu, ia yang paling mengenal ayahandanya melakukan hal yang sama sekali berbeda dari keduanya. Ia tidak memperdulikan apel-apel itu. Yang terutama ada dipikirannya adalah memberikan kejutan dihari ulang tahun Ayahanda nya. Ia menyembelih seekor domba tambun dan mengolah masakan kegemaran Ayahanda nya. Itu belum cukup, sang pangeran bungsu juga berjalan ke hutan terdekat, lalu mencari sekumpulan buah yang memang sangat disukai sang raja. Tidak hanya itu ia juga menciptakan sebuah lagu khusus yang berisi puji-pujian dan rasa syukurnya karena telah dilahirkan kedunia ini dalam keadaan putera seorang raja yang begitu mulia. Dan pada saat waktu yang tepat ketiga hal itu dipersembahkannya kepada raja. Makanan yang nikmat, buah-buahan segar dari hutan dan puji-pujian syukur yang dinyanyikan dengan segenap ketulusan yang ia miliki.

Raja, ayahandanya terkesima. Raja sama sekali tidak menyangka akan apa yang dilakukan oleh putera bungsunya ini, sementara kedua puteranya yang lain sibuk mencari apel emas dan melupakan hari ulang tahun ayah mereka. Beliau bahkan hampir menangis akan apa yang dilakukan oleh pangeran bungsunya.

‘Apapun yang kau minta akan kuberikan padamu wahai anakku, yang tercinta diantara mereka yang dicintai. Apa yang kau minta anak ku ?’ tanya sang raja kepada pangeran bungsu. ‘Apakah apel emas dan perak ?’.

Pangeran bungsupun menjawab, ‘Ayahanda tidakkah engkau mendengar lagu-lagu yang kunyanyikan ? Dilahirkan sebagai putera raja sudah merupakan sebuah kehormatan besar untuk ku. Lagipula apel emas dan perak itu adalah milik mu, dan jika aku menginginkannya aku tidak perlu mengembara ke hutan dan gunung untuk mencarinya, aku tinggal meminta kepada Ayahanda, dan jika engkau berkenan bukan sebuah persoalan yang begitu besar bagimu, Ayah pasti memberikannya kepadaku. Karena engkau adalah seorang raja, dan apapun akan menghamba dalam titah dan keinginan mu. Bukankah demikian Ayahanda ?’.

Mendengar itu semua, maka Sang Raja segera turun dari kursi kerajaan dan memeluk pangeran bungsu erat-erat.’Betapa Sang Khalik memberikan seorang anak berhati emas padaku. Engkau benar anakku, jangankan apel emas, bahkan tahta itu milikmu’.”

Azarya pun terdiam mengakhiri kisahnya. Begitupun para murid, kedelapan puluh orang yang berhasil sampai di sana, tempat bersarangnya para elang laut, satu-satunya tempat berkumpulnya ganggang biru dan tempat terindah dimana tenggelamnya Sang Surya. Semenanjung Naralaya.

“Dua puluh orang tersesat dan tidak berhasil sampai disini”, ujar sang guru sambil menyibak rambut keperakannya yang tertiup angin dan menghamburkan helaian-helaiannya kewajah tua Azarya.

“Ada yang menggigil karena demam tertusuk karang beracun, tersiksa perjalanan berat, lemah karena lapar dan haus, karena tak membawa bekal. Hanya lima orang yang setiap hari menunggu dipintu rumahku, meminta ikut serta ke Semenanjung ini, karena mereka tidak tahu tempatnya.”

Kini Sang Guru melangkah menuju kelima orang murid yang telah dipisahkannya dari para murid yang lain. Mereka tampak begitu segar, wajah mereka bersinar, tanpa debu sedikitpun melusuhkan pakaian mereka.

“Mereka orang-orang yang sederhana. Namun kesederhanaan seringkali adalah kekuatan dan kebijaksanaan” , ujar Azarya.

”Hidup ini tidak sesulit yang kita bayangkan, tidak sekeras yang digembar-gemborkan orang. Hidup ini dirancang begitu luar biasa mengagumkan oleh Sang Pencipta. Mendekatlah kepada DIA, pemilik hidup ini, bertanyalah pada-NYA, bersandarlah terutama hanya kepada cinta-NYA dan senangkanlah hati-NYA dengan tulus, maka cinta dan keperkasaan dari Sang Khalik akan memeluk mu, kebijaksanaan dari-NYA akan menuntun langkah mu dan segala keberuntungan akan diperintahkan- NYA menghambakan diri kepada orang-orang yang diicintai-NYA. Masa depan bukanlah milik mereka yang perkasa, bukan juga kepunyaan para bangsawan, saudagar dan para cerdik cendikia, bahkan para pelihat hanya mampu menerawang dengan tidak pasti masa itu. Semua kekuatan, kecepatan, kecerdikan, kepandaian manusia sekonyong-konyong akan terhenti, ketika dihadang keperkasaan rahasia kehidupan. Masa depan adalah dalam genggaman-NYA, pemilik tunggal dari segala sesuatu. Sehingga jika kalian cukup dikasihi oleh DIA yang menguasai keseluruhan masa, baik masa lalu, saat ini, maupun masa depan, kalian sudah memiliki seluruh yang kalian butuhkan untuk keluar sebagai pemenang dalam hidup ini, mereka yang tidak perlu mengkawatirkan apapun dan tidak terkalahkan oleh apapun juga”

Segera sesudah mengatakan itu semua, Azarya memerintahkan kelima orang itu untuk memberi makan kelimabelas orang murid yang lain. Lalu mereka berjalan pulang ke rumah Azarya, melewati sebuah gua indah yang letaknya dibawah semenanjung itu dan ujungnya berakhir persis di halaman belakang rumah Azarya, guru mereka yang bijaksana. (selesai)

ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom
dari milis motivasi

Sunday, May 02, 2010

Pesab Pendek Tentang Cinta

Jaman dahulu kala, ada dua orang pendekar yg sangat ahli bela diri.
Yg satu seorang pria dgn kemahiran berpedang yg tiada tandingan. Seorang lagi adalah wanita tercantik dgn ilmu bela diri yg hebat serta memiliki hati yg baik. Keduanya adalah pasangan yg sangat cocok satu sama lain. Hanya ada satu masalah....

Mereka tidak pernah menyatakan perasaan masing-masing.

Keduanya saling menghargai, menyukasi serta mencintai satu
sama lainnya.
Hanya karena keduanya berasal dari perguruan yg saling bermusuhan, serta karena sang pria telah berjanji menganggap sang wanita sebagai adik karena sahabatnya, yg dahulu hampir menikah dgn sang gadis, sebelum meninggal memintanya menjaga sang gadis.

keduanya menjaga & menahan perasaan mereka selama puluhan tahun, sementara mereka bersama membasmi kejahatan, berpetualang ke tempat berbahaya & mengadu nyawa bersama.

Keduanya menyimpan perasaan walaupun keduanya tahu perasaan masing-masing.

hingga suatu hari, ketika bertarung, sang pria terkena pisau & tak akan tertolong lagi karena lukanya terlalu parah.

sang gadis menagis menemuinya, tak mampu berkata apa-apa...
sang pria hanya memiliki beberapa waktu lagi didunia. nafasnya hanya tinggal beberapa hembusan saja.

Dan disaat sebelum menghembuskan nafasmua yg terakhir, akhirnya sang pria menyatakan cintanya pada sang gadis. 'aku mencintaimu. Hanya kamu, dari dulu."

Dan sang gadis hanya mampu meratapi kepergian sang pria yg dicintainya sejak dulu.


Terkadang kita memiliki kesempatan untuk menyatakan perasaan pada seseorang yg kita sayangi. Namun karena perasaan takut, malu, takut ditolak, ataupun hal-hal yg bermacam lainnya, kadang kita malah menguburkan perasaan itu.

Hati manusia adalah organ tubuh satu satunya yg diberkati tuhan untuk merasakan kapan waktunya kita untuk menyimpan sesuatu... kapan saatnya kita jujur dgn perasaan kita.

jangan tunggu waktunya berlalu & kita hanya berteman dgn kenyataan kesempatan berlalu dari depan mata, seperti kedua pasangan pendekar diatas.

dari milis motivasi

Segitiga Cinta

Ada banyak alasan orang untuk menikah. Ada yang bilang bahwa pasangannya enak diajak bicara. Ada yang bilang pasangannya sangat perhatian. Ada yang bilang merasa aman dekat dengan pasangannya. Ada yang bilang pasangannya macho atau sexy. Ada yang bilang pasangannya pandai melucu. Ada yang bilang pasangannya pandai memasak. Ada yang bilang pasangannya pandai menyenangkan orang tua. Pendek kata kebanyakan orang bilang dia COCOK dengan pasangannya.

Ada banyak alasan pula untuk bercerai. Ada yang bilang pasangannya judes, bila diajak bicara cenderung emosional. Ada yang bilang pasangannya sangat memperhatikan pekerjaannya saja, lupa kepada orang-orang di rumah yang setia menunggu. Ada yang bilang pasangannya sangat pendiam, tidak dapat bertindak cepat dalam situasi darurat, sehingga merasa kurang terlindungi.
Ada yang bilang pasangannya kurang menggairahkan.
Ada yang bilang pasangannya gak nyambung kalau bicara. Ada yang bilang masakan pasangannya terlalu asing atau terlalu manis. Ada yang bilang pasangannya tidak dapat mengambil hati mertuanya. Pendek kata kebanyakan orang bilang bahwa dia TIDAK COCOK LAGI dengan pasangannya.

Kebanyakan orang sebetulnya menikah dalam ketidakcocokan. Bukan dalam kecocokan. Dr. Paul Gunadi menyebut kecocokan-kecocokan diatas sebagai sebuah ilusi pernikahan. Dua orang yang pada waktu pacaran merasa cocok tidak akan serta merta berubah menjadi tidak cocok setelah mereka menikah.

Ada hal-hal yang hilang setelah mereka menikah, yang sebelumnya mereka pertahankan benar-benar selama pacaran. Sebagai contoh, pada waktu pacaran dua sejoli akan saling memperhatikan, saling mendahulukan satu dengan yang lain, saling menghargai, saling mencintai. Lalu apa yang dapat menjadi pengikat yang mampu terus mempertahankan sebuah pernikahan, bila kecocokan-kecocokan itu tidak ada lagi? Jawabannya adalah KOMITMEN.

Seorang kawan saya di Surabaya membuat sebuah penelitian, perilaku selingkuh kaum adam pada waktu mereka dinas luar kota dan jauh dari anak /isterinya.
Apa yang membuat pria-pria tersebut selingkuh tidak perlu dijabarkan lagi.
Tetapi apa yang membuat pria-pria tersebut bertahan untuk tidak selingkuh?
Jawaban dari penelitian tersebut sama dengan diatas yaitu : KOMITMEN.

Hanya komitmen yang kuat mampu menahan gelombang godaan dunia modern pada waktu seorang pria berada jauh dari keluarganya.
Begitu pula sebaliknya, pada kasus wanita yang berselingkuh.

Komitmen adalah sebagian dari cinta dalam definisi seorang psikolog kenamaan bernama Sternberg. Dia menyebutnya sebagai "triangular love" atau segitiga cinta dimana ketiga sudutnya berisi : Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas.

Intimacy atau keintiman adalah perasaan dekat, enak, nyaman, ada ikatan satu dengan yang lainnya.

Passion atau gairah adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual dan berbagai macam perasaan hangat antar pasangan.

Commitment atau komitmen adalah sebuat keputusan final bahwa seseorang akan mencintai pasangannya dan akan terus memelihara cinta tersebut "until death do us apart".

Itulah segitiga cinta karya Sternberg yang cukup masuk akal untuk dipelihara dalam kehidupan rumah tangga. Bila sebuah relasi kehilangan salah satu atau lebih dari 3 unsur diatas, maka relasi itu tidak dapat dikatakan sebagai cinta yang lengkap dalam konteks hubungan suami dan isteri, melainkan akan menjadi bentuk-bentuk cinta yang berbeda.

Sebagai contoh :

Bila sebuah relasi hanya berisi intimacy dan commitment saja, maka relasi seperti ini biasa disebut sebagai persahabatan.

Bila sebuah relasi hanya bersisi passion dan intimacy saja tanpa commitment, maka ia biasa disebut sebagai kumpul kebo.

Bila sebuah relasi hanya mengandung passion saja tanpa intimacy dan commitment, maka ia biasa disebut sebagai infatuation (tergila-gila) .

Nah Kerabat Imelda, bagaimana bentuk cinta anda... ???

dari milis motivasi

TETAP SETIA

Mungkin kisah yang terjadi di kota Amman, Jordania, tergolong langka, unik sekaligus mengundang geli. Seorang pria Jordania yang bernama Bakr Melhem merasa kesepian karena hidup terpisah dengan istrinya yang berada di luar kota. Pria ini iseng-iseng “berselingkuh” dengan wanita lain dalam dunia maya melalui chatroom (ruang ngobrol) di internet. Setelah tiga bulan saling chatting, mereka benar-benar merasa cocok dan saling jatuh cinta. Bahkan sepasang kekasih di dunia maya ini berniat menikah. Mereka lantas membuat janji untuk bertemu di sebuah tempat. Namun saat mereka berdua bertemu, mereka terkejut dan terkesima. Bukannya apa-apa, tapi ternyata “wanita selingkuhan” di internet ini adalah istrinya sendiri. Kontan saja mereka berdua saling menuduh bahwa ia pasangan yang tidak setia. Rencana perkawinanpun batal dan sebaliknya mereka berdua sepakat untuk cerai karena satu sama lain tidak setia!

Kesetiaan memang menjadi barang langka bagi peradaban dunia modern ini. Begitu mudahnya seorang suami berselingkuh dengan wanita lain, sementara itu si istri juga tidak mau kalah dan segera mencari pria idaman lain (PIL). Ujung-ujungnya pun sudah bisa ditebak, mereka memutuskan untuk cerai. Yang menyedihkan, hal yang seperti ini tidak hanya terjadi di kalangan orang yang tidak kenal Tuhan, sebaliknya banyak orang Kristen juga bercerai karena tidak ada lagi kesetiaan.

Semua ketidaksetiaan ini biasanya dipicu oleh pendapat umum yang berkata bahwa rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau dibandingkan dengan rumput di halaman kita sendiri. Terjebak dengan pandangan yang seperti ini membuat satu sama lain mengorbankan kesetiaan demi mendapatkan sesuatu yang lebih “hijau”, padahal kenyataannya tidak seperti itu.

Perbedaan pendapat memang kerap kali terjadi dan kekurangan-kekurangan pasangan kita memang akan semakin terlihat, tetapi itu bukan berarti melegalkan ketidaksetiaan kita. Justru di saat kita melihat ada kekurangan dan kelemahan di sana sini, tugas kitalah untuk menutup dan menjadi pelengkap baginya. Andaikata setiap orang punya pandangan seperti ini, tentu ketidaksetiaan dan perselingkuhan bisa ditekan sampai titik nol!

Tidak ada yang melegalkan ketidaksetiaan, termasuk kekurangan dan kelemahan pasangan kita

dari milis motivasi

KAN SEKARANGPUN SUDAH BISA.....

Di sebuah kampung nelayan, pada suatu pagi, seorang profesor bisnis yang
sedang berlibur bertemu dengan seorang nelayan yang tengah membereskan
hasil tangkapannya. Sang profesor tidak tahan untuk tidak menyapanya,
"Hai, kenapa kamu selesai bekerja sepagi ini?" "Saya sudah menangkap
cukup banyak ikan Pak," jawab nelayan itu, "cukup untuk dimakan
sekeluarga dan masih ada sisa untuk dijual."

"Lalu, setelah ini kamu mau apa?" tanya profesor itu lagi. Jawab sang
nelayan, "Habis ini saya mau makan siang dengan istri dan anak-anak
saya, setelah itu tidur siang sebentar, lalu saya akan bermain dengan
anak-anak. Setelah makan malam, saya akan ke warung, bersenda gurau
sambil bermain gitar bersama teman-teman."

"Dengarkan kawan," ujar sang profesor, "jika kamu tetap melaut sampai
sore, kamu bisa mendapat dua kali lipat hasil tangkapan. Kamu bisa
menjual ikan lebih banyak, menyimpan uangnya, dan setelah sembilan bulan
kamu akan mampu membeli perahu baru yang lebih besar. Lalu, kamu akan
bisa menangkap ikan empat kali lebih banyak. Coba pikir, berapa banyak
uang yang bakal kamu dapat!"

Lanjut profesor, "Dalam satu dua tahun kamu akan bisa membeli satu kapal
lagi, dan kamu bisa menggaji banyak orang. Jika kamu mengikuti konsep
bisnis ini, dalam lima tahun kamu akan menjadi juragan armada nelayan
yang besar. Coba bayangkan!"

"Kalau sudah sebesar itu, sebaiknya kamu memindah kantormu ke ibu kota.
Beberapa tahun kemudian perusahaanmu bisa 'go public', kamu bisa jadi
investor mayoritas. Dijamin, kamu akan jadi jutawan besar! Percayalah!
Aku ini guru besar di sekolah bisnis terkenal, aku ini ahlinya hal-hal
beginian!"

Dengan takjub, nelayan itu mendengarkan penuturan profesor yang penuh
semangat itu. Ketika profesor selesai menjelaskan, sang nelayan
bertanya, "Tapi Pak Profesor, apa yang bisa saya perbuat dengan uang
sebanyak itu?"

Ups! Anehnya sang profesor belum memikirkan konsep bisnisnya sejauh itu.
Cepat-cepat dia mereka-reka apa yang seseorang bisa lakukan dengan uang
sebanyak itu.

"Kawan! Kalau kamu jadi jutawan, kamu bisa pensiun. Ya! Pensiun dini
seumur hidup! Kamu bisa membeli villa mungil di desa pantai yang indah
seperti ini, dan membeli sebuah perahu untuk berwisata laut pada pagi
hari. Kamu bisa makan bersama keluargamu setiap hari, bersantai-santai
tanpa khawatir apa pun. Kamu punya banyak waktu bersama anak-anakmu, dan
setelah makan malam kamu bisa main gitar dengan teman-temanmu di warung.
Yeaaa, dengan uang sebanyak itu, kamu bisa pensiun dan hidupmu jadi
mudah!

"Tapi, Pak Profesor, kan sekarangpun ini saya sudah bisa begitu...," lirih
sang nelayan dengan lugunya.

Kerbat Imelda,
Kenapa kita percaya bahwa kita harus bekerja begitu keras dan menjadi
kaya raya terlebih dahulu, baru kita bisa merasa berkecukupan? Apakah
ada "tujuan yang lebih mulia" dari apa yang Anda lakoni saat ini?
Apakah itu benar tujuan mulia atau sekadar dalih rasa takut untuk
menjadi apa adanya? Untuk merasa berkecukupan, apa sekarang ini tidak
bisa?


"NIKMATILAH HIDUP INI APAPUN ADANYA, kita wajib selalu BERSYUKUR
KARENA NIKMAT DAN KARUNIA TUHAN"..

dari milis motivasi

Saturday, May 01, 2010

Sang Katak yang Mati Sia-Sia

Dikisahkan, seekor katak melompat ke dalam sebuah panci besar berisi airkatak yang sedang dipanaskan. Semula air tidak terasa panas dan ia sangat menikmati. Tetapi tanpa ia sadari lama kelamaan air itu semakin panas. Lalu katak itu pun mati dalam air mendidih.
Lain cerita jika katak itu langsung dilempar ke dalam air panas. Mungkin ia akan segera melompat keluar.

Kisah tersebut menggambarkan seekor katak yang mati sia-sia akibat kesalahannya sendiri, yaitu melompat ke dalam panci berisi air yang sedang dipanaskan. Karena tidak peka terhadap keadaan dan perubahan, maka ia pun tidak menyadari adanya kesalahan besar yang sedang ia perbuat.

Begitu pula yang terjadi pada manusia, yang saat ini masih menikmati kerusakan alam akibat perbuatannya, di mana mereka tidak menyadari bahwa itu adalah sebuah kesalahan besar. Namun, lambat laun mereka pun akan bernasib sama seperti “katak” karena sifat mereka yang tidak peka dan tidak peduli terhadap perubahan lingkungan yang sedang terjadi.

Manusia terus menerus mengeksploitasi hutan secara besar-besaran hanya untuk memuaskan keinginannya tanpa memberikan kontibusi yang setimpal untuk lingkungan. Akhirnya ketika hutan dunia telah habis, mereka baru menyesal dan menyadari bahwa perbuatan mereka adalah salah.

Oleh karena itu, agar kita tidak bernasib seperti “katak”, mulailah mengintrospeksi diri dan belajar lebih peka terhadap perubahan alam yang sedang terjadi. Mulailah lakukan perbaikan.
Karena usaha kita menentukan masa depan kita.

dari milis motivasi