Tuesday, May 01, 2012

Bersantai Sejenak di Setiap Kesibukan Hidup

Dikisahkan, seorang pria paruh baya baru saja pindah ke rumahnya yang baru bersama istri dan kedua orang anaknya. Rumah mereka yang dulu sangat kecil sehingga tidak muat untuk mereka berempat. Setelah pria ini berhasil mengumpulkan uang yang cukup, ia membeli rumah baru yang lebih besar di sebuah kompleks perumahan. Pria ini adalah seorang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya. Setiap pagi, ia sudah harus berangkat ke kantor untuk bekerja dan pulang saat hari sudah malam. Itulah rutinitas yang dilakukannya setiap hari. Bahkan di hari Minggu atau libur pun, kesibukannya tidak pernah berkurang. Beberapa bulan telah berlalu sejak ia pertama kali pindah, sampai suatu sore, begitu tiba di depan gerbang kompleks perumahan, ia berpikir untuk berkeliling di sekitar kompleks sejenak mumpung hari itu ia pulang cepat. Saking sibuknya ia bekerja, selama ini ia tak pernah berkeliling kompleks. Saat ia berkeliling dengan mobilnya melewati sebuah jalan, ia melihat sesuatu yang membuatnya terkesima. Ia melihat sebuah taman luas yang luar biasa indah. Taman tersebut berupa lapangan rumput hijau dengan kolam di tengahnya. Di kolam tersebut terdapat beberapa air mancur dihiasi lampu warna-warni dan bunga teratai. Di taman itu, pohon-pohon dihiasi lampu kelap-kelip yang sangat indah, kursi panjang untuk bersantai dan tempat bermain anak-anak. Taman itu cocok untuk bersantai dan rileks karena suasananya yang begitu tenang. Sesampainya di rumah, pria ini bertanya pada istrinya, "Ma, apakah mama tahu kalau di kompleks ini ternyata ada taman yang indah?" Istrinya tanpa pikir langsung membalas, "Wah, papa baru tahu ya? Saya sudah tahu dari dulu, papa saja yang ketinggalan berita. Setiap sore, mama dan anak-anak sering bermain-main di sana. Tempatnya begitu menyenangkan, tenang dan santai." Kemudian istrinya menyindir, "Makanya sekali-sekali bersantai, pikirannya jangan cuma kerja dan kerja. Kerja keras sih boleh-boleh saja, tapi bersantai dan istirahat sebentar juga tidak kalah pentingnya. Sudah tinggal berbulan-bulan di sini tapi masih tidak tahu keadaan di sekitar sini." Sejak hari itu, pria tersebut mulai sering bermain di taman tersebut. Meskipun tidak setiap hari, tapi ia selalu ke sana jika tidak ada pekerjaan yang mendesak. Bersantai di taman itu benar-benar membuatnya lebih rileks dan tenang sambil melihat anaknya bermain dengan ceria. Kerabat Imelda.... Dalam kehidupan sekarang ini, kita terlalu sibuk dengan rutinitas pekerjaan kita yang seolah tak ada habisnya. Bahkan ada sebagian orang yang memprioritaskan pekerjaan di atas segala-galanya. Memang tidak bisa dipungkiri semua orang ingin sukses dan hidupnya lebih baik. Karena itulah banyak orang yang berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan itu semua. Tapi di balik itu semua, kita juga bisa beristirahat sejenak untuk menikmati apa yang ingin kita nikmati. Banyak orang yang terlalu sibuk dengan rutinitasnya sampai-sampai istirahat dan bersantai 10 menit pun tidak sempat. Percayalah, di balik segudang kesibukan, pasti ada sedikit waktu yang bisa kita pakai untuk bersantai. Bahkan tidak jarang, pikiran bisa menjadi lebih jernih dan tubuh lebih segar. Selagi masih bisa menikmati sesuatu saat ini, mengapa tidak dimanfaatkan sebaiknya-baiknya sebelum semuanya berlalu dan tidak bisa dinikmati lagi? Kita sering istirahat untuk makan dan tidur, tidak ada salahnya kita istirahat sejenak untuk bersantai, menikmati apa yang kita sukai. Kita diberikan waktu 24 jam sehari bukan hanya dihabiskan untuk kesibukan rutinitas saja, tetapi juga digunakan untuk berhenti sejenak dari rutinitas tersebut. Ibarat kita membawa mobil dengan kecepatan tinggi, kita tidak akan bisa memperhatikan keadaan di sekeliling karena terlalu sibuk melihat ke depan. Jika kita memperlambat mobil atau berhenti sejenak, kita pasti bisa melihat-lihat sekeliling kita. Sesibuk apa pun diri kita dalam hidup ini, kita tetap bisa menikmati apa yang ada di depan kita saat ini jika kita mau meluangkan sedikit waktu untuk itu. SUMBER: Suhardi - andriewongso.com

Nasihat Bijak untuk Anak

Pada suatu hari, di sebuah sekolah menengah. Saat jam istirahat, ada perkelahian antara dua murid laki-laki di kelas. Kerumunan murid pun berakhir saat seorang guru datang menengahi dan melerai mereka. Tidak lama kemudian, saat pelajaran berikutnya akan dimulai, Kepala Sekolah sekolah masuk ke kelas tersebut dan langsung menyampaikan maksud kedatangannya. "Andika, kamu nanti datang kantor Bapak, jam 3 sore."Seisi kelas terdiam sedangkan murid yang dimaksud seketika berwajah pucat pasi. "Baik Pak," ia menjawab lemah. Habis aku! Pasti akan dimarahi dan dikenai sanksi gara-gara perkelahian tadi, begitu pikir Andika. Tepat pukul 3 sore, Andika telah ada di depan kantor dan mengetuk pintu ruangan kepala sekolah. Jantungnya berdegup keras dan tubuhnya serasa lunglai. "Masuk!" terdengar suara dari dalam. Andika pun masuk. Dengan takut-takut, ia berdiri dekat meja kepala sekolah, sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Duduklah Andika. Kamu tentu sudah bisa menebak, kenapa Bapak memanggilmu kan? Tentu berkaitan dengan perkelahianmu tadi," kata kepala sekolah yang diikuti anggukan kepala Andika. Lanjutnya, "Andika telah melanggar peraturan tentang tidak boleh berkelahi di dalam lingkungan sekolah, apalagi di kelas. Tetapiada beberapa hal yang ingin bapak sampaikan berkaitan dengan kasusmu ini. Pertama, bapak senang kamu datang tepat waktu, itu menunjukkan kamu adalah anak yang disiplin." Beliau membuka laci mejanya, mengambil sebuah permen, dan meletakkannya di meja. "Kedua, bapak menghargai kedatanganmu saat ini. Artinya kamu menghargai bapak sebagai guru dan kepala sekolahmu. Kamu adalah anak yang berjiwa besar dan siap bertanggung jawab. Betul begitu Andika?' Kembali Andika mengiyakan dalam diam. Beliau mengambil permen dan meletakkannya lagi di meja. "Bapak sudah berbicara dengan guru yang melerai perkelahian dan mendengar dari beberapa temanmu. Kamu berkelahi dengan Rudi karena membela teman perempuan yang dilecehkan olehnya. Benar begitu? Bapak salut. Ini pertanda kamu adalah seorang gentleman, laki-laki sejati. Tapi ingat: berkelahi bukanlah pilihan untuk menyelesaikan masalah. Andika harus lebih bijak dan jelas, bukan dengan berkelahi seperti tadi." Kepala sekolah meletakkan sebuah permen lagi di atas meja. "Nah yang terakhir, karakter positif yang telah Andika tunjukkan hari ini harus dipertahankan dan dikembangkan di masa depan. Bapak yakin kamu akan berubah dan akan maju di kemudian hari. Belajar lebih baik Andika, oke?" Sambil tersenyum, beliau menambahkan satu buah permen lagi di meja dan menyodorkan permen-permen tersebut ke arah Andika. "Ambillah hadiah dan kenang-kenangan dari Bapak ini!" Andika yang awalnya ketakutan akan mendapat hukuman, dan tidak menyangka justru mendapat "penghargaan" dari kepala sekolahnya, mengangguk mantap. "Terima kasih Pak. Saya sangat terkejut. Bapak tidak menghukum saya bahkanmemuji dan menghargai saya. Saya berjanji, pasti berubah dan akan lebih rajin belajar untuk masa depan saya sendiri." Kerabat Imelda... Betapa pentingnya nilai budi pekerti ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Kita tahu, mereka kadang melakukan kesalahan tetapi kalau cara kita sekadar keras dengan hanya menghukum tanpa diberi pengertian yang baik, tentu akan melahirkan ketidaksehatan perkembangan mental. Antara lain, bisa menimbulkan sakit hati, dendam, kebencian,depresi, putus asa, dan sifat-sifar negatif lainnya. Akan tetapi bila kita mampu memberikan pengertian sekaligus menanamkan budi pekerti yang baik, sekalipun ada hukuman, tetap nilainya akan berbeda. Harga diri dan kepercayaan diri anak-anak tetap terjaga dan sangat positif dalam pertumbuhan di kehidupan mereka selanjutnya. SUMBER: Andrie Wongso - andriewongso.com

Pasir dan Mutiara

Ada seorang anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi. Tanpa pengalaman, berbekal ijazah dan impian yang besar, dia mulai menapakkan langkah, mencoba terjun ke masyarakat dengan mencari pekerjaan. Dia mengirim banyak surat lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Sayang, harapannya tak sesuai kenyataan. Penolakan demi penolakan justru diterimanya. Tapi, saat diterima pun, ternyata pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kemampuan dan kemauannya. Saat dia pindah ke perusahaan lain, dan kemudian berpindah lagi, keadaan pun tidak jauh berbeda. Kekecewaannya berulang lagi. Ia merasa kecewa pada perusahaan, kecewa pada diri sendiri, dan kecewa pada penerimaan orang lain terhadap dirinya yang tidak sesuai dengan harapannya. Semua itu menyebabkan dia semakin hari merasa semakin stres, dan akhirnya berniat mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri. Untuk mewujudkan niatnya, dia memilih lautan sebagai tempat untuk bunuh diri. Setibanya di tepi laut yang berombak besar, segera niatnya dilaksanakan. Dia pun berlari mengejar ombak dan melemparkan dirinya ke dalam gelombang air pasang yang siap menelan tubuhnya. Tetapi usahanya gagal! Beberapa kali ia mencoba, juga gagal lagi. Saat itu, ada pria setengah baya yang kebetulan melihat ulah si pemuda dan segera menghampirinya. Orang itu lantas bertanya kepadanya, "Hei anak muda, kenapa engkau mau mengakhiri hidupmu dengan jalan pintas seperti ini?" Dengan muka sedih dan kepala tertunduk, si pemuda menjawab, "Hidupku sungguh tidak berarti. Aku gagal! Aku kecewa pada perusahaan tempatku bekerja. Aku kecewa pada diriku sendiri. Aku juga kecewa pada masyarakat yang meremehkan dan memandang rendah diriku. Untuk apa lagi aku hidup seperti ini?" "Anak muda, caramu berpikir itu salah! Pantas kamu mengambil jalan pintas seperti ini. Lihatlah ini," bapak itu berkata sambil tangannya mengambil sejumput pasir dan kemudian melemparkan ke depan. Pasir itu pun segera terserak bersama pasir yang lain. Setelah itu, dia berkata, "Pungutlah pasir yang saya lempar tadi." "Ah, mana mungkinpasir itubisa saya pungut lagi," jawab si pemuda keheranan, tak tahu apa maksud bapak itu menyuruhnya seperti itu. Melihat pemuda itu tampak tak mengerti maksud perintahnya, bapak itu kemudian ganti mengambil suatu benda dari kantong sakunya dan berkata, "Sekarang, pungutlah mutiara ini." Paman itu lantas melemparkannya mutiara dari kantongnya, sama seperti pasir tadi. Dengan segera dipungutlah mutiara itu oleh si pemuda. Mudah sekali! "Nah anak muda, dirimu saat ini, sama seperti butir pasir di pantai, tidak berbeda dengan pasir-pasir yang lainnya. Kalau kamu ingin diakui keberadaanmu dan memperoleh perhargaan dari orang lain, maka jadilah seperti mutiara ini. Tetapi, untuk bisa menjadi mutiara, perlu waktu dan perjuangan yang tidak ringan. Maka, berhentilah mengeluh dan menyalahkan orang lain. Belajar dan poleslah diri dengan sungguh-sungguh dan jadilah mutiara di kemudian hari." Si pemuda spontan menjabat erat tangan bapak itu, "Terima kasih Pak, saya memang salah. Sekarang saya sadar dan mengerti. Saya berjanji akan berubah dan memoles diri dengan keras untuk menjadi mutiara sejati." Maka, si pemuda segera bergegas, ingin memulai harinya yang baru dengan semangat untuk jadi mutiara yang berharga. Kerabat Imelda....Saat kita sadar dan mengerti bahwa meraih kesuksesan itu membutuhkan proses dan perjuangan, maka mentalitas kita akan semakin kuat. Dengan keberanian, ketekunan, dan keuletan, kita siap menghadapi setiap rintangan yang muncul, untuk meraih kesuksesan dan kehidupan yang jauh lebih bernilai. Mutiara yang indah lahir dari proses alam yang cukup lama. Demikian juga diri kita. Untuk menjadi orang yang dihargai, disegani, dan dihormati, juga perlu pengorbanan dan proses yang berliku dan memakan waktu lama. Tapi, dengan satu tujuan yang pasti, kerja keras, tekad baja, kita akan benar-benar menjadi mutiara yang berharga bagi diri sendiri dan orang lain. Tidak ada sukses tanpa perjuangan. Tidak ada keberhasilan tanpa diiringi peluh keringat dan kerja keras. Maju terus dan poles diri dengan semangat pantang menyerah! Raih kesuksesan dengan langkah pasti! SUMBER:Andrie Wongso - andriewongso.com

Simpan Permata, Dan Buang Batu Buruk

Saat aku mulai mengenal kampung tempatku tinggal, kakek Otto sudah begitu populer. Dia tinggal sebatang kara saja, namun tidak pernah terlihat menganggur ataupun kesepian. Di pagi hari, aku biasa melihat kakek Otto pergi ke pasar sementara aku pergi ke sekolah. Sore harinya, kakek terlihat di beranda rumah sedang mengerjakan sesuatu, seringkali ditemani beberapa pemuda atau para tua-tua kampung sambil bercengkrama entah tentang apa. Kabarnya kakek Otto punya seorang anak laki-laki. Beliau sendiri terkadang menyisipkan cerita tentang anaknya saat berbincang. Anak yang sangat baik, suka membantu kakek Otto mengerjakan banyak hal sejak usianya sangat belia. Dari mengurus rumah hingga menjalankan bengkel kecil Otto, si anak selalu terlibat. Bahkan saat sudah bisa bekerja sendiri, kakek Otto mengaku beberapa barang berharga miliknya adalah pemberian dari anaknya. Kerap kali orang-orang menanyakan di mana sekarang anak itu, dan mengapa tidak pernah berkunjung. Kakek Otto hanya menjawab dia tidak ingin merepotkan anaknya, karena itu dia menghindari kontak dengannya. Melihat keceriaan kakek, tidak ada orang yang memikirkan hal ini lebih jauh. Suatu hari, kedatangan seorang pria di rumah kakek Otto menarik perhatian para tetangga. Bukan saja karena kakek Otto selama ini tidak pernah kedatangan tamu dari luar kampung, tapi juga penampilan tamu itu sangat acak-acakan. Kakek Otto hanya tersenyum ramah pada orang-orang yang memandang mereka dengan rasa ingin tahu. Belakangan semua orang tahu itu adalah anak kakek Otto yang selalu dibangga-banggakan. Namun para tetangga termasuk ayah dan ibuku mulai keheranan ketika beberapa kali mendengar keributan dari rumah kakek Otto. Apalagi si anak juga tidak pernah keluar rumah untuk berbaur dengan warga kampung. Warga kerap kali mendapati si anak berkata dengan kasar pada kakek Otto dan bermuka masam. Untung saja suasana tidak enak itu hanya berlangsung sekitar satu bulan, anak kakek Otto kembali menghilang. Warga pun tidak bisa menahan keingintahuannya, mereka memberondong kakek Otto dengan banyak pertanyaan tentang anaknya. Namun warga harus kecewa karena jawaban kakek Otto tetap saja positif dan membanggakan anaknya. Ketika ditanya mengapa anaknya tiba-tiba pulang, kakek Otto berkata bahwa dia merindukan ayahnya; mengapa perlakuannya sangat buruk, kakek Otto menyangkal, dia bilang anaknya hanya lelah dan selama satu bulan ini dia telah memperlakukan kakek Otto dengan sangat baik. Seorang warga yang tidak tahan lagi akhirnya berkata dengan jujur bahwa anak kakek Otto terlihat tidak menyenangkan dan heran sekali kakek Otto masih bisa mengatakan sesuatu yang positif tentang anak itu. Akhirnya kakek Otto pun membocorkan sedikit rahasianya. "Anakku dulu adalah seorang yang baik, hingga dia tahu bahwa aku bukan ayah kandungnya, dan dia sebenarnya anak dari saudagar kaya. Menghadapi kerasnya hidup, dia mulai bertanya-tanya mengapa dirinya tidak pernah dibiarkan untuk tahu dan sedikit mengharap keberuntungan dari ayah kandungnya itu. "Namun aku memilih untuk mengingat hal-hal baik dan manis yang pernah ada. Itu membuat hidupku terasa lengkap. Tidak ada gunanya mengingat segala keburukan karena tidak ada jika tidak ada yang bisa dilakukan lagi, dan kepahitan itu hanya akan menggerogoti hatimu." SUMBER: kapanlagi.com

Hanya Anda Yang Bisa Mengubah Diri Sendiri

Pada suatu hari, di sebuah perusahaan besar, ada pengumuman besar yang tertulis pada pintu-pintu kantor. "Ada salah satu pegawai yang telah menghambat kemajuan kantor, dan dia telah meninggal kemarin. Kami mengundang Anda pada upacara pemakaman yang akan diadakan di ruang olahraga lantai dasar." Semua orang merasa sedih karena mereka telah kehilangan rekan kerja, tetapi mereka juga penasaran siapakah orang yang telah menghambat kemajuan kantor. Setelah pengumuman dibaca hampir semua pegawai, ruang olahraga penuh disesaki pegawai yang ingin melihat siapa pegawai yang dimaksud. Beberapa petugas keamanan bahkan harus menjaga keramaian itu. Salah satu pegawai berhasil mendekati peti mati dan membuka bagian penutup peti. Ketika peti dibuka, tidak ada siapapun di dalam peti mati. Hanya ada sebuah cermin di bagian bawah peti yang memantulkan bayangan siapapun yang melihatnya. Tak hanya ada cermin di dalam sana, ada sebuah kertas yang bertuliskan: "Anda adalah satu-satunya orang yang dapat mengubah hidup Anda sendiri. Anda adalah satu-satunya orang yang bisa menebar kebahagiaan, pencapaian dan kesuksesan. Anda satu-satunya orang yang dapat menolong diri Anda sendiri. Hidup Anda tidak akan berubah saat bos Anda berubah. Hidup Anda tidak akan berubah jika istri Anda berubah. Hidup Anda tidak akan berubah jika perusahaan berubah." "Hidup Anda berubah pada Anda mengubahnya, karena hidup Anda akan jalan di tempat walaupun sebanyak apapun orang lain di sekitar Anda berubah." SUMBER: kapanlagi.com

Cara Memetik Buah Kebaikan

Luangkan sejenak waktu Anda untuk membaca beberapa pohon kebaikan yang seharusnya Anda tanam setiap saat. Jika Anda menanam kebohongan, Anda akan menuai ketidakpercayaan. Jika Anda menanam keegoisan, Anda akan menuai kesepian. Jika Anda menanam keangkuhan, Anda akan menuai kehancuran. Jika Anda menanam permusuhan, Anda akan menuai masalah. Jika Anda menanam kemalasan, Anda akan menuai kerugian. Jika Anda menanam keburukan, Anda akan menuai perlakuan dijauhi orang lain. Jika Anda menanam keserakahan, Anda akan menuai kemiskinan. Jika Anda menanam gosip, Anda akan menuai musuh. Jika Anda menanam kekhawatiran, Anda akan menuai ketakutan. Bila Anda menanam dosa, Anda akan menuai rasa bersalah. Tetapi.. Jika Anda menanam kejujuran, Anda akan menuai kepercayaan. Jika Anda menanam kebaikan, Anda akan menuai teman. Jika Anda menanam kerendahan hati, Anda akan menuai kebesaran. Jika Anda menanam ketekunan, Anda akan menuai kemenangan. Jika Anda menanam pertimbangan, Anda akan menuai harmoni. Jika Anda menanam kerja keras, Anda akan menuai kesuksesan. Jika Anda menanam hati pemaaf, Anda akan menuai pengampunan. Jika Anda menanam keterbukaan pikiran, Anda akan menuai ilmu. Jika Anda menanam kesabaran, Anda akan menuai perbaikan. Jika Anda menanam iman, Anda akan menuai mukjizat. Manakah yang akan Anda tanam? Semua ada di tangan Anda. SUMBER: kapanlagi.com

Rubah Cerdas dan Seekor Gagak

Pada bulan-bulan yang gersang, sulit bagi gagak untuk menemukan makanan. Dengan perut yang sangat lapar, seekor gagak nekat mengambil sepotong roti yang tersisa di dapur manusia. Gagak tersebut menggigit erat roti lalu terbang tinggi sebelum dilempari batu karena telah mencuri. Gagak tersebut berhenti di sebuah dahan pohon dan bermaksud menikmati roti tersebut di sana. Tanpa diketahui oleh gagak, ada seekor rubah yang melihat roti yang belum dimakan oleh sang gagak. Rubah tersebut juga kelaparan dan merancang ide licik untuk mengambil roti tersebut. "Hai, gagak.." ujar rubah bermanis-manis kata. "Apa yang bisa aku berikan padamu agar kau mau memberikan roti tersebut padaku?" Sang gagak mulai merasa ada yang aneh, dia berpikir kalau sang rubah pasti hendak mengambil roti miliknya. Gagak menggigit rotinya lebih erat. Rubah licik tak kehabisan akal, "Hai sobat, apa kabar?" Gagak tetap diam karena sedang menggigit rotinya. "Aku dengar.. gagak adalah burung yang sangat menawan, dan baik hati," ujar rubah dengan nada yang bersahabat dan meyakinkan. "Aku juga sering mendengar bahwa gagak memiliki suara yang merdu dibandingkan burung-burung yang lain. Aku ingin sekali mendengar nyanyian merdumu, sobat!" Sang gagak merasa tersanjung dengan pujian tersebut. Dia berpikir bahwa rubah ternyata memiliki kemampuan untuk melihat kecantikan yang sesungguhnya saat banyak yang menghina suara para gagak. Tanpa pikir panjang, gagak membuka paruhnya dan mulai bernyanyi. Roti yang digigit erat jatuh dan dengan sigap rubah menangkap roti kemudian kabur. Sang gagak akhirnya menyadari kesalahannya dengan memercayai kata-kata rubah. Mulai saat itu dia mendapat pelajaran bahwa terlalu cepat tersanjung adalah hal yang harus diwaspadai. SUMBER: kapanlagi.com

Belajar Mencintai Bunga Dandelion

Seorang pria yang sangat bangga akan rumah dan halamannya yang indah merasa jengah akhir-akhir ini. Halaman rumahnya selalu ditumbuhi bunga indah warna-warni, semua berjejer rapi dan tampak menawan, banyak orang memuji halaman rumah pria tersebut. Maka tak heran jika dia merasa jengkel dengan kehadiran bunga-bunga dandelion di sana. Dandelion adalah tanaman liar yang sangat mudah tumbuh dan berkembang. Bunga ini menghasilkan biji-biji berbentuk kapas yang bila diterbangkan angin bisa langsung tumbuh di manapun dia mendarat. Pria tua itu sudah berusaha mencabut semua dandelion di halamannya, tetapi usahanya selalu gagal karena bunga itu selalu tumbuh. Karena rasa bencinya pada dandelion, pria itu akhirnya mengirimkan surat pada dewan kota. Dia menanyakan apakah ada kebijakan dewan kota untuk membasmi tumbuhan liar yang merusak halamannya. Lalu dewan kota mengirimkan balasan surat yang bertuliskan, "Cara untuk mengatasi masalahmu adalah belajar mencintai dandelion itu." Pria tua itu akhirnya belajar bahwa dandelion yang selama ini selalu buruk di matanya, perlahan menjadi bunga-bunga yang indah. Warna kuning saat dandelion berbunga tampak menawan dan mewarnai halamannya menjadi lebih ceria. Saat dandelion menjadi kapas-kapas, halamannya bagai awan halus dan lembut. Sejak saat itu, sang pria membiarkan halamannya ditumbuhi dandelion yang awalnya sangat dia benci. SUMBER: kapanlagi.com

Kisah Petani Jagung Yang Baik

Di sebuah pedesaan, tempat di mana tanah yang sangat subur dapat menumbuhkan tunas-tunas jagung, ada seorang petani yang berhasil memenangkan kontes pertanian selama bertahun-tahun. Hal ini menarik perhatian seorang wartawan, karena di desa itu ada puluhan petani yang juga memiliki kebun jagung. Untuk mengungkap rahasia kemenangan selama bertahun-tahun itu, sang wartawan mengunjungi sang petani untuk wawancara singkat. "Apakah Anda memiliki rahasia khusus untuk memenangkan kontes hasil panen jagung terbaik setiap tahun?" tanya sang wartawan. Petani yang tampak bersahaja itu tersenyum lalu menjawab, "Saya tidak punya rahasia khusus, karena bibit jagung milik saya yang memenangkan kontes, pada akhirnya selalu saya bagi-bagikan pada petani lain, karena itu adalah bibit jagung terbaik." Sang wartawan tampak bingung, berarti semua petani memiliki bibit jagung yang sama-sama baik. "Mengapa Anda membagikan bibit jagung terbaik? Bukankah semua petani di desa ini mengikuti kontes yang sama, Anda tak takut kalah?" Sang petani terkekeh pelan, "Aku sama sekali tidak memikirkan menang ataupun kalah, anak muda. Kau harus tahu bahwa angin dapat menerbangkan serbuk sari bunga-bunga jagung dan terbang dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila ada serbuk sari tanaman jagung dengan bibit yang buruk terbang ke ladang jagungku, itu akan menurunkan kualitas jagung saya dan juga seluruh hasil jagung penduduk desa ini. Saya ingin mendapat hasil jagung terbaik, karena itulah saya menolong tetangga saya untuk mendapat bibit jagung yang baik pula." Itulah gambaran seorang petani jagung yang bijak dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita ingin mencapai keberhasilan dalam hidup, maka menolong orang-orang yang dekat dengan kita menjadi awal langkah sukses. SUMBER: kapanlagi.com

Pohon Yang Tidak Berguna

Pada musim panas saat matahari terik menyengat kulit, dua orang pria berjalan di sebuah jalan setapak yang kering dan gersang. Mereka tersesat dan harus berjalan 2 km lagi untuk menemukan sebuah desa untuk beristirahat. Sinar matahari yang menyengat kulit membuat keringat bercucuran, ditambah lagi kondisi jalan yang gersang tanpa pohon. Mereka mulai merasa haus, kulit mereka mulai memerah karena terpaan langsung sinar matahari. Tampak dari kejauhan, sebatang pohon tua berdiri kokoh di sebuah ladang tua yang ditinggal pemiliknya. Dua pria itu langsung menghampiri pohon untuk berteduh sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa menit, salah satu pria berkata, "Pohon ini sangat tidak berguna, tidak menghasilkan buah atau kacang yang bisa kita makan." ujarnya dengan nada suara kesal, "Kayunya juga sudah sangat lunak sehingga tidak bisa dipakai untuk apapun." Pria yang satu lagi tersenyum, lalu mengatakan, "Jangan begitu, lihatlah pohon ini dari sudut pandang yang lain," ujarnya, "Bukankah pohon ini sangat berguna dalam keadaan kita sekarang ini? Pohon ini menjadi pelindung kita dari sengatan sinar matahari, kita bisa saja mati kepanasan jika tidak ada pohon ini," Moral dari cerita ini adalah melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, bahwa segala ciptaan Tuhan memiliki manfaat. Sehingga kita akan selalu bersyukur karenanya. SUMBER: kapanlagi.com

Emosi Dalam Goresan Cantik di Dinding

Di sebuah kampus, ada seorang mahasiswi bernama Indah yang terkenal sangat baik. Perempuan muda itu tidak pernah terlihat marah, bertengkar atau melakukan hal-hal tercela lainnya. Semua orang menyukai perilaku Indah yang tenang dan baik pada semua orang. Ketenangan emosi Indah tak hanya membawa decak kagum, tetapi juga rasa penasaran bagaimana dia mengelola emosi sehingga selalu tenang setiap saat. Banyak gosip yang mengatakan bahwa Indah punya rahasia, karena tak mungkin ada orang yang tidak memiliki emosi negatif. Pada suatu hari, seorang dosen wanita paruh baya yang bermain ke kediaman Indah. Perempuan itu menyambut dosennya dengan senang dan mempersilahkan dia masuk. Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk bercakap-cakap dalam obrolan yang menyenangkan. "Banyak orang berpikir bahwa saya tidak pernah mempermasalahkan perlakuan buruk orang lain terhadap saya," ujar Indah. "Hal itu tak sepenuhnya benar, saya memang tidak suka ribut dengan orang lain, tetapi saya sama seperti semua orang, punya emosi negatif." Kemudian Indah mengajak dosennya mengintip sebuah kamar. Kamar itu memiliki warna dasar putih dan tampak goresan gambar-gambar cantik beraneka warna. "Inilah pelampiasan saya. Saat orang lain memperlakukan saya dengan buruk, saya menuliskan semuanya di dinding." lanjut Indah menjelaskan. "Saya melakukannya bertahun-tahun, awalnya gambar kecil lalu menjadi semakin besar dan berwarna." Saat sang dosen mendekat pada dinding, dia bisa membaca tulisan-tulisan kecil seperti 'bodoh', 'sinting', 'tidak tahu malu' dan beberapa kata negatif lainnya. "Inilah yang saya lakukan untuk menumpahkan emosi saya. Sekarang saya menyukai kamar ini. Saat seseorang membuat saya jengkel atau marah, saya justru senang karena saya bisa menambah seni di dinding ini." Sejak saat itu, sang dosen belajar sebuah kebijaksanaan dari mahasiswinya, bahwa semua orang memiliki sisi negatif, juga emosi negatif. Yang harus kita lakukan adalah menerima dan mengelolanya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. SUMBER: kapanlagi.com

Dua orang Beriman

Dahulu kala, di propinsi Se Chuan, negeri Cina, hidup dua orang beriman yang tinggal dalam dua rumah yang berbeda. Yang satu miskin dan yang lain kaya. Pada suatu hari, yang miskin mendapat ilham dan berkata kepada yang kaya, “Saya ingin berziarah ke Gunung Budo di Laut Timur untuk memperdalam ajaran agama, bagaimana menurut Anda ?“ “Apa ?? Jangan bermimpi disiang hari !“ yang kaya tersebut berkata, “Jarak dan sini ke Laut Timur sangat jauh, dirintangi banyak gunung dan sungai. Anda begitu miskin, bagaimana mungkin bisa sampai kesana?” Yang miskin menjawab dengan tenang, “Saya dapat mengandalkan satu botol untuk mengisi air dan satu mangkok untuk menampung nasi, semua itu sudah cukup bagi saya !“ “Huh !!“, yang kaya berkata dengan nada menghina, “Beberapa tahun ini saya juga ingin berekreasi ke Gunung Budo. Saya mempunyai rencana untuk membeli sebuah kapal, tetapi saat ini uang yang terkumpul belum cukup. Apakah Anda mau ke sana hanya dengan mengandalkan kedua kaki Anda, sebotol air dan satu mangkok nasi ? Mana mungkin ?!?“ Setahun kemudian, yang miskin benar-benar berhasil mewujudkan keinginannya dan kembali dari Gunung Budo. Melihat hal ini, yang kaya sangat malu, dan tidak berani keluar dari rumahnya selama setengah tahun. Kerabat Imelda....Seratus buah rencana, tidak lebih baik dari sebuah pelaksanaan. Walaupun Anda memiliki impian dan cita-cita yang mulia, namun jika hanya terhenti pada tahap “pembicaraan”, 3-5 tahun kemudian, semua itu akan tetap menjadi sebuah “mimpi”. Hanya dengan tindakan, impian baru akan terwujud menjadi kenyataan. Ingat selalu ! Jadilah seorang raksasa dalam pelaksanaan, baru Anda dapat menikmati buah manis dari kesuksesan. SUMBER:DR. Andrew Ho - www.andrewho-uol.com

Kisah Elang Yang Menjadi Ayam

Pada suatu hari, seorang petani yang sedang memanen buah kopi menemukan sebuah sarang burung di atas sebuah pohon. Petani itu memanjat pohon dan mendapati beberapa butir telur burung elang yang masih hangat, kemungkinan telur itu sedang dierami oleh induknya. Karena di sarang tersebut tidak ada induk elang, sang petani mengambil satu telur dan membawanya ke rumah. Telur itu ditempatkan ke dalam sebuah kandang ayam yang sedang bertelur dan mengerami telur-telurnya. Hingga beberapa hari kemudian, anak elang tersebut menetas bersamaan dengan anak ayam yang lain. Induk ayam memperlakukan anak elang seperti anaknya sendiri, dan si anak elang mempelajari semua hal yang dilakukan oleh para ayam. Dia mematuk-matuk cacing di tanah, memakan biji-bijian dan tidak pernah mencoba untuk tebang, seperti layaknya ayam pada umumnya. Begitu terus hingga dia tidak menyadari siapa dirinya. Saat sang elang sudah tua, ada sekumpulan elang yang terbang di atas langit. Kemudian elang yang tidak sadar akan jati dirinya hanya menatap ke langit sambil berkata, "Seandainya aku adalah elang." Kerabat Imelda, contoh kisah tadi menggambarkan bahwa kita perlu mempelajari secara mendalam apa potensi yang ada di dalam diri kita dan berani untuk lebih dari sekedar ikut-ikutan. Sang elang tidak menyadari dirinya adalah elang karena dia hanya mengikuti kebiasaan ayam, tidak pernah mencoba mengepakkan sayapnya dan terbang. SUMBER: kapanlagi.com

Mencoba Hal Baru

Banyak diantara kita merasa senang terus berada di zona nyaman dan tidak berani melakukan sesuatu. Padahal sikap seperti itu justru mengungkung kita dalam lingkaran keterbatasan dan membunuh kesempatan untuk berkembang lebih besar lagi. Namun dengan mencoba melakukan hal yang baru setiap saat akan membantu kita menggunakan waktu secara berbeda dan mendapatkan banyak sekali keuntungan, diantaranya saya uraikan di bawah ini. Pertama, sering mencoba hal baru akan membantu kita memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat langsung dimanfaatkan. Jika ilmu pengetahuan kita terus berkembang, tentu kita akan lebih kreatif. Bila kita semakin kreatif, berarti kita juga memiliki peluang lebih besar untuk lebih sukses, kaya dan bahagia. Kedua, pengalaman dari hal baru akan memberi kita sensasi baru yang menggairahkan hidup, sehingga kita akan lebih termotivasi untuk mencoba hal baru lainnya yang lebih menantang dan menyenangkan. Contohnya beberapa waktu lalu saya mendapatkan pengalaman luar biasa setelah mengikuti Driving Experience 2009 di Sentul-Bogor yang dipandu seorang tehnisi ahli dari Jerman. Walaupun semula ragu-ragu, sayapun akhirnya mengiyakan ajakan teman dan mengikuti seluruh prosedur pendaftaran. Kemudian kami dilatih melakukan kontrol roda kemudi dan posisi berkendara yang tepat. Selain itu, kami juga dilatih melakukan beberapa manuver diantaranya slalom, pengereman darurat, double lane change, curves, emergency manouver dan off road. Kami juga menguji kehandalan fungsi ESP (Electronic Stabilty Program) mobil dalam menghindari slip dan tergelincir. Kami semakin mengerti ketangguhan mobil yang kami kendarai karena merasakan sendiri kedinamisan suspensi kenderaan itu dalam sesi Wahana Ram atau track bukit dengan ketinggian 4 meter, Wahana Jungkit Jangkit yang memiliki kemiringan mencapai 360 derajat, dan sebuah Wahana Piramida berbentuk anak tangga. Manfaat lain dari pengalaman baru adalah menjadikan seseorang lebih berani memperjuangkan impian. Hal itu saya rasakan sendiri, terlebih setelah mengikuti Driving Experience 2009. Bahkan salah seorang teman bertekat untuk membeli mobil sejenis tahun depannya. Mengapa begitu? Karena pengalaman setelah mencoba sesuatu yang baru dapat meningkatkan energi, disebabkan oleh rasa senang, takjub, takut dan lain sebagainya selama proses melakukan hal baru tersebut. Satu hal pastinya, itu (mencoba hal baru) akan menambah sebuah dimensi baru dalam kehidupan kita. Semakin besar usaha mencoba hal baru, akan memperbesar rasa percaya diri. Kepercayaan diri sangat penting bagi kita untuk berkembang secara personal maupun profesional. Secara tak langsung, mencoba hal-hal baru bermanfaat bagi kita semua untuk selalu berkembang dan terdepan dalam setiap persaingan. Mencoba hal baru mungkin terasa sulit pada awalnya. Namun beberapa tips berikut ini akan membantu kita mencoba hal baru yang berdampak positif seperti yang saya uraikan di atas: Pertama, fokus untuk mencoba sesuatu yang mudah dan realistis dulu. Sangat normal jika kita takut sehingga ragu untuk memulai sesuatu yang baru. Tetapi ketakutan hanya akan membuat kita terpaksa menerima apa yang tidak Anda harapkan. Oleh sebab itu, abaikan pikiran ketakutan itu dengan cara mengidentifikasi sebabnya. Manusia akan cenderung berubah berani setelah mengidentifikasi alasan-alasan ketakutan tersebut. Setelah itu, visualisasikan apa yang kita inginkan, hingga terasa begitu nyata warna, keharuman dan bunyinya. Selaraskan setiap tindakan sehari-hari dengan visi yang ada di dalam pikiran kita. Dengan begitu, semakin hari kita mendekat ke tujuan. Lakukan juga afirmasi untuk meningkatkan rasa percaya diri mencoba hal baru, walaupun mungkin bagi sebagian orang afirmasi dianggap tindakan tak waras. Cobalah menulis tentang kemampuan Anda, dan ulangi setiap hari di depan cermin. Afirmasi yang benar-benar mengekspresikan komitmen, keyakinan dan keinginan Anda, akan membuat Anda memiliki keberanian dan berhasil mencoba hal baru. Berdasarkan pengalaman, melakukan hal-hal baru secara spontan seringkali tidak berhasil sebab kurang persiapan yang matang. Karena itu, sebelum melakukan hal-hal baru, persiapkan diri dengan baik & fokus pada langkah-langkah, misalnya mengumpulkan info dari orang yang sudah berpengalaman, antusias bertanya kepada para ahli, mandiri dan tidak malas melakukan usaha. Dengan begitu langkah-langkah kita mencoba hal-hal baru lebih terarah dan mudah. Sementara itu, siapkan mental, sebab pada tahap awal mencoba hal baru segala sesuatu tidak selalu berjalan mulus. Sebaiknya Anda tetap optimis kalaupun harus mengalami kemunduran. Masalah akan selalu ada, begitu juga dengan solusinya. Jika Anda tetap bersabar dan tidak berputus asa mencoba, suatu saat Anda pasti berhasil. Mencoba hal-hal baru yang positif itu sangat penting dan memberi aneka manfaat sebagaimana telah saya sebutkan di atas. Aktifitas mencoba hal-hal baru akan membuat kehidupan kita lebih memuaskan. Jadi jangan pernah takut mencoba hal baru, karena kalaupun kita gagal sekalipun akan memberi kita sebuah pengalaman berharga. SUMBER: DR. Andrew Ho - www.andrewho-uol.com

Mengapa Manusia Memiliki Banyak Masalah?

Siapa di antara Anda yang tak pernah mengeluh? Ah, hahaha... pertanyaan yang terdengar konyol di telinga kan? Mengeluh, hal yang manusiawi dilakukan oleh kita, apalagi yang namanya masalah tak pernah memandang siapa kita, dan berapa banyak masalah yang sudah kita miliki, ia tetap datang dan datang... Pernah suatu kali, saat berbincang dengan seorang teman, tercetus sebuah pertanyaan, "kenapa ya, manusia itu diciptakan penuh dengan masalah?" Ya, pertanyaan yang bagus, kenapa harus ada masalah? Termenung cukup lama memikirkan jawabannya, yang ada hanyalah perasaan tak karuan. Merasa kecil, dihimpit oleh masalah-masalah besar tersebut. Namun tak lama pertanyaan itupun terjawab. Coba amati, mereka yang hidupnya di jalanan. Tidur beratap langit dan di atas kasur trotoar. Kira-kira berapa banyak masalah yang mereka punya? Satu! Masalah terbesar mereka adalah 'bagaimana mereka bisa makan hari ini' Itu saja. Kecil bagi kita, tetapi besar bagi mereka. Kemudian, bandingkan dengan mereka yang hilir mudik, keluar masuk kantor. Berapa banyak masalah yang dimiliki oleh mereka? Persoalan pekerjaan, persoalan rumah tangga, soal asmara bagi mereka yang masih lajang, ribet soal pembayaran kredit, dan lain sebagainya. Complicated bukan? Saat ini mungkin Anda berada di salah satu posisi seseorang yang memiliki sekian banyak masalahnya sendiri. Bahkan, tak hanya melulu soal pekerjaan, tetapi juga orang tua yang hubungannya sedang kurang baik, kekasih yang tak kunjung melamar, belum juga mendapatkan pekerjaan, patah hati akibat dikhianati pasangan atau mantan yang terus menerus meneror. Ah... rasanya jenuh sekali dengan semua permasalahan tersebut. Tetapi, pikirkan lagi. Tuhan itu sungguh MAHA ADIL kok, setiap orang diberi porsi masalah yang berbeda-beda, bukan hanya sesuai dengan kemampuannya, tetapi juga pengalaman serta pelajaran yang telah didapatkannya. Semakin meningkat pengalaman dan pelajaran yang didapat, maka permasalahan akan bertambah berat levelnya, sampai Anda dapat belajar dari masalah tersebut. Terjawab sudah kan, mengapa masalah itu datang silih berganti dengan jumlah yang sangat besar. Selamat! Anda sudah naik ke level selanjutnya, dan bersiap saja untuk menemui masalah-masalah lain yang lebih complicated saat Anda naik level kelak. Kuncinya, berusahalah sebaik mungkin dan ambil setiap pelajaran terkecil sekalipun dari setiap masalah Anda. Jangan lupa, tetap bersyukur karena Anda masih diberi kesempatan untuk belajar banyak dari hidup Anda saat ini. "Tuhan, saya berjanji tidak akan terlalu sering mengeluh dan mempertanyakan mengapa begitu banyak masalah ada di dalam hidup saya. Karena semua permasalahan itulah yang mendewasakan dan membuat saya hidup." SUMBER: Agatha Yunita - Kapanlagi.com

Singa dan Tikus

Suatu hari singa sedang tidur ketika seekor tikus berjalan atas dan ke bawah punggungnya. Hal ini membuat sang singa terbangun, dan segara membuka rahangnya yang besar untuk menelan sang tikus. “Jangan,” teriak tikus kecil: “maafkan saya kali ini. Saya tidak akan pernah melupakan pengalaman ini. Siapa yang tahu dikemudian hari saya bisa membantumu?” Singa itu tertawa keras mendengar perkataan sang tikus bahwa ia bisa membantunya. Singa lalu mengangkat kakinya dan membiarkan sang tikus pergi. Beberapa hari kemudian sang singa terjebak dalam sebuah perangkap. Ia berusaha menarik tali yang melilit tubuhnya dengan sekuat tenaga, tapi tali itu terlalu kuat. Saat itu sang tikus kebetulan lewat, dan melihat keadaan sang singa dengan sedih. Ia lalu pergi menghampiri singa dan dengan gigi kecilnya yang tajam sang tikus menggerogoti tali dan membebaskan sang singa. “Kau pernah menertawakan saya,” kata tikus. “Anda pikir saya masih terlalu kecil untuk berbuat kebaikan? Tapi lihat, Anda berutang hidup kepada seekor tikus kecil yang buruk.” Moral dari cerita tadi adalah bukan ukuran melainkan sebuah tindakan yang penting. Walaupun tindakan tersebut adalah sebuah tindakan yang kecil. Kebaikan kecil membuat perbedaan dalam cara yang Anda mungkin tidak menyadari! SUMBER: gemintang.com

Bintang Laut Yang Terdampar di Pantai

Pada suatu hari yang cerah, sinar senja tampak cantik di langit sebelah barat. Sayangnya, senja yang indah itu tak seindah dengan apa yang terjadi di daratan, karena terjadi hal yang luar biasa di sebuah pantai. Tampak ribuan bintang laut tergeletak di sepanjang garis pantai. Sebuah hal yang tidak biasa, karena bintang laut sangat jarang ditemukan di sepanjang pantai, apalagi dalam jumlah ribuan. Ini semacam kejadian alam. Seorang peselancar melihat ribuan bintang laut dengan wajah bingung, tidak tahu harus berbuat apa untuk mengembalikan bintang laut tersebut ke habitatnya. Tak butuh waktu lama hingga sang peselancar mengambil sebuah bintang laut lalu melemparnya ke arah laut. Satu persatu bintang laut dilempar agar bisa kembali ke habitatnya. Ada seorang pemuda yang menyaksikan hal itu, dia mengatakan, "Kau pasti sudah gila! Percuma saja kau lakukan itu, jumlah bintang laut terlalu banyak. Yang kau lakukan tidak akan membuat perubahan apapun," Sang peselancar tetap melakukan aksinya melempar satu persatu bintang laut ke arah laut. Kemudian dia berhenti sebentar, menatap sang pemuda lalu meraih satu bintang laut, "Tentu saja aku telah membuat satu perubahan, untuk bintang laut yang satu ini," kemudian bintang laut itu terlempar dan kembali ke habitatnya. Kerabat Imelda, jika ada kebaikan yang bisa Anda lakukan, sekecil apapun, maka lakukanlah. Sekalipun di depan mata tak tampak perubahannya, kebaikan sekecil apapun akan membawa perubahan bagi yang menerimanya. SUMBER: kapanlagi.com

Kebijakan Dari Gadis Kecil Yang Buta

Seorang wanita berusia 25 tahun mengunjungi sebuah sekolah anak-anak berkebutuhan khusus, namanya Dahlia. Di sana, dia mempelajari kebiasaan dan perilaku anak-anak tersebut. Sebagai seorang calon guru, Dahlia diharuskan mampu berinteraksi dengan mereka dengan baik. Dia mendapat kelas yang berisi anak-anak tunanetra, mereka belajar membaca huruf-huruf braille. Wanita muda itu tertarik dengan salah seorang anak perempuan yang terlihat lebih ceria dibandingkan anak-anak lain. Dahlia memutuskan untuk berbincang-bincang. Setelah berkenalan, anak perempuan itu mengaku bernama Rara dan berusia sepuluh tahun. "Kamu senang sekolah di tempat ini, Rara?" tanya Dahlia. "Aku senang, karena banyak temanku di sini," jawab Rara sambil tersenyum. Melihat senyum itu, Dahlia merasa kasihan, dia tidak membayangkan bagaimana rasanya tidak bisa melihat dunia dan semua hal hanya berwarna hitam. Kemudian mereka makin akrab dalam perbincangan. Rara mengatakan bahwa dia sebelumnya bisa melihat, tetapi sebuah kecelakaan mengambil penglihatannya saat dia berusia enam tahun. Mendengar cerita itu, Dahlia semakin iba dan merasa iba dengan gadis kecil bernama Rara. Dia masih kecil dan kehilangan dunianya. Tak terbayang jika hal itu terjadi pada padaku, begitu pikir Dahlia. "Apa kamu selama ini tidak merasa sedih?" tanya Dahlia kepada Rara yang ada di sampingnya. Gadis kecil itu tersenyum manis sambil menggelengkan kepalanya, lalu dia mengatakan. "Dalam pandanganku, orang lain juga buta. Jadi aku tidak merasa sedih karenanya." Dahlia ikut tersenyum lalu memeluk Rara. Siapa sangka bahwa jawaban itu mampu membuat hati Dahlia bergetar. Dahlia menyesal karena dia hanya bisa merasa iba kepada Rara, sedangkan Rara menerima kondisi dirinya dengan lebih bijaksana, dan senyum yang masih mengembang di bibirnya. SUMBER: kapanlagi.com

Semua Orang Sama-Sama Penting

Pada sebuah kampus di bulan pertama pengajaran, seorang profesor memberikan sebuah ujian akhir yang unik. Setiap mahasiswa hanya diberi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan mata kuliah dan satu pertanyaan di luar mata kuliah yang sedang ditempuh oleh para mahasiswa. Semua mahasiswa tampak tidak mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran terkait, tetapi mereka semua kebingungan menjawab pertanyaan terakhir yang tidak berhubungan dengan mata kuliah. Pertanyaan itu bertuliskan, "Siapakah nama wanita yang bertanggung jawab membersihkan kelas ini?" Semua mahasiswa ingat bagaimana rupa wanita itu, dia adalah wanita paruh baya yang memiliki rambut kelabu, tinggi dan masih gesit bekerja walau usianya tidak lagi muda. Sayangnya, tak ada satu pun dari para mahasiswa yang tahu nama wanita tersebut. Beberapa mahasiswa menganggapnya lelucon. "Apakah nama wanita ini dihitung sebagai nilai kami?" tanya satu mahasiswa. "Tentu saja," jawab sang profesor. "Lihat kehidupan kalian jauh lebih luas! Saat kalian benar-benar terjun dalam masyarakat, maka kehadiran semua orang penting untuk kehidupan kalian. Mereka membawa peran yang berbeda-beda dan semuanya pantas mendapat perhatian kalian, apapun status dan pekerjaan mereka. Tak sulit bukan menanyakan nama lalu menyapa mereka 'Apa kabar?' sambil tersenyum?" Akhirnya para mahasiswa mengerti inti dari pertanyaan yang aneh tersebut. Sejak mereka keluar dari ruang ujian, mereka membawa kebijaksanaan baru, dan akhirnya mereka tahu bahwa nama wanita yang selalu membersihkan kelas mereka adalah Rosalia. SUMBER: kapanlagi.com