Tuesday, July 07, 2009

ISYARAT

Suatu malam di sebuah rumah, seorang anak usia tiga tahun sedang
menyimak sebuah suara. "Ting...ting...ting! Ting...ting...ting!"
Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah. Tapi, tak satu pun yang
pas jadi jawaban.
"Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!" suara sang ibu menangkap
kebingungan anaknya. "Kenapa ia melakukan itu, Bu?" tanya sang anak
polos. Sambil senyum, ibu itu menghampiri. "Itulah isyarat. Tukang
bakso cuma ingin bilang, 'Aku ada di sekitar sini!" jawab si ibu lembut.
Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suara
asing. Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan.
"Teeet...teeet....teeet!"
Ia melongok lewat jendela. Sebuah gerobak dengan lampu petromak
tampak didorong seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi,
anak kecil itu bingung. Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu pun
yang menghalangi jalan. Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi!
"Anakku. Itu tukang sate ayam. Suara klakson itu isyarat. Ia pun
cuma ingin mengatakan, 'Aku ada di dekatmu! Hampirilah!" ungkap sang
ibu lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya. "Kok ibu tahu?" kilah si
anak lebih serius. Tangan sang ibu membelai lembut rambut anaknya.
"Nak, bukan cuma ibu yang tahu. Semua orang dewasa pun paham itu.
Simak dan pahamilah. Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!" ucap
si ibu penuh perhatian. **

Di antara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap dan
memahami isyarat, tanda, simbol, dan sejenisnya. Mungkin, itulah bahasa
tingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia.
Begitu efesien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlu
menerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud si pembicara.
Cukup dengan berdehem 'ehm' misalnya, orang pun paham kalau di ruang
yang tampak kosong itu masih ada yang tinggal.

Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat.
Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetar
kuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angin yang tiba-tiba mampu
menerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah darimana
sekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia.
Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh mereka
yang dewasa. Itulah isyarat Tuhan: "Aku selalu di dekatmu, kemana pun
kau menjauh!"
Simak dan pahamilah. Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cuma
bisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klakson
pedagang sate ayam

dari milis motivasi

No comments: