Konon, ada seorang bijak yang berangkat mengadakan
perjalanan melalui laut. Ketika penumpang-penumpang lain
memasuki perahu satu demi satu, mereka melihatnya dan
sebagai lazimnya --merekapun meminta nasehat kepadanya.
Ada satu nasehat yang diberikannya pada mereka....
"Cobalah menyadari maut, sampai kau tahu
maut itu apa." Hanya beberapa penumpang saja yang secara
khusus tertarik akan peringatan itu.
Mendadak ada angin topan menderu. Anak kapal maupun
penumpang semuanya berlutut, memohon agar Tuhan
menyelamatkan perahunya. Mereka terdengar berteriak-teriak
ketakutan, menyerah kepada nasib, meratap mengharapkan
keselamatan. Selama itu sang bijak duduk tenang, merenung,
sama sekali tidak memberikan reaksi terhadap gerak-gerik dan
adegan yang ada disekelilingnya.
Akhirnya suasana kacau itu pun berhenti, laut dan langit
tenang, dan para penumpang menjadi sadar kini betapa tenang
sang bijak itu selama peristiwa ribut-ribut itu berlangsung.
Salah seorang bertanya kepadanya, "Apakah Tuan tidak
menyadari bahwa pada waktu angin topan itu tak ada yang
lebih kokoh daripada selembar papan, yang bisa memisahkan
kita dari maut?"
"Oh, tentu," jawab sang bijak itu. "Saya tahu, di laut selamanya
begitu. Tetapi saya juga menyadari bahwa, kalau saya berada
di darat dan merenungkannya, dalam peristiwa sehari-hari
biasa, pemisah antara kita dan maut itu lebih rapuh dan lebih tipis lagi...."
dari milis motivasi
No comments:
Post a Comment