Ada sebuah cerita Cina kuno tentang
seorang laki-laki tua yang sikapnya
dalam memandang kehidupan berbeda sama
sekali dengan orang-orang lain di desanya.
Rupanya laki-laki tua ini hanya
mempunyai seekor kuda, dan pada suatu
hari kudanya kabur. Para tetangganya
datang dan menaruh belas kasihan
kepadanya, mengatakan kepadanya betapa
mereka ikut sedih karena kemalangan yang
menimpanya.
Jawabannya membuat mereka heran.
"Tapi bagaimana kalian tahu itu
kemalangan?" dia bertanya.
Beberapa hari kemudian kudanya pulang,
dan ikut bersamanya dua ekor kuda liar.
Sekarang si laki-laki tua punya tiga
ekor kuda. Kali ini,
tetangga-tetangganya mengucapkan selamat
atas kemujurannya.
"Tapi bagaimana kalian tahu itu
kemujuran?" dia menjawab.
Pada hari berikutnya, sementara sedang
berusaha menjinakkan salah seekor kuda
liar, anak laki-lakinya jatuh dan
kakinya patah.
Sekali lagi, para tetangga datang, kali
ini untuk menghibur si laki-laki tua
karena kecelakaan yang menimpa anaknya.
"Tapi bagaimana kalian tahu itu
kemalangan?" dia bertanya.
Kali ini, semua tetangganya menarik
kesimpulan bahwa pikiran si tua kacau
dan tidak ingin lagi berurusan dengannya.
Walaupun demikian, keesokan harinya
penguasa perang datang ke desa dan
mengambil semua laki-laki yang sehat
untuk dibawa ke medan pertempuran.
Tetapi anak si laki-laki tua tidak ikut
diambil, sebab tubuhnya tidak sehat!
Kita semua akan menghayati kehidupan
yang lebih tenang kalau kita tidak
terlalu tergesa-gesa memberikan
penilaian kepada peristiwa yang tejadi.
Bahkan apa yang paling kita benci, dan
yang masih menimbulkan reaksi negatif
kalau terpikirkan oleh kita, mungkin
memainkan peranan positif dalam hidup kita
dari milis motivasi
No comments:
Post a Comment