Ilmu orang tua adalah pengetahuan akal dan kesadaran batin bahwa ia akan
mati, dan itu bisa berlaku tidak 30 tahun yang akan datang, melainkan bisa
juga besok pagi-pagi menjelang seseorang masuk kantor. Orang tua yang
berpikir efisien tidak menghabiskan tenaga dan waktunya untuk kesementaran,
melainkan untuk keabadian. Tidak menumpahkan profesionalisme untuk menggapai
sesuatu yang toh tidak akan menyertainya selama-lamanya.
Ilmu orang tua adalah kesanggupan memilih satu dua yang abadi di antara
seribu dua ribu yang temporer. Memilih satu dua yang sejati di tengah seribu
dua ribu hal-hal, barang-barang, pekerjaan-pekerjaan , target-target yang
palsu. Manusia yang paling profesional adalah yang memiliki akar pengetahuan
dan daya terapan untuk bersegera menggunakan ilmu orang tua tanpa menunggu
usianya menjadi tua.
Manusia yang paling cerdas dan peka adalah yang mengerti bahwa segala
sesuatu dalam kehidupannya harus diperbaiki sekarang juga, tidak besok atau
lusa, karena bisa keburu mati. Bahwa apapun saja harus segera
di-husnul-khatimah- i dan menghindarkan diri dari kemubaziran- kemubaziran
mengurusi hal-hal yang semu, palsu dan temporer.
Bahwa hutang harus segera dibayar. Bahwa kesalahan harus segera dihapuskan
dengan meminta maaf kepada sesama manusia yang disalahi dan memohon ampun
kepada Tuhan.
Bahwa omset ekonomi berapapun tidak menolong seseorang di garis kematiannya.
Bahwa jabatan setinggi apapun tidak menambahi keberuntungan apapun di
hadapan mautnya. Bahwa kejayaan, kemegahan dan kegagahan macam apapun tidak
akan sanggup mengurusi nasibnya di depan sakaratul maut, yang akan muncul
mendadak dan tiba-tiba.
oleh : Emha Ainun Nadjib
dari milis motovasi
No comments:
Post a Comment