Alkisah pada suatu hari yang cerah, seekor kalajengking hendak pergi ke negeri seberang sungai. Sang hewan pemilik racun mematikan itu pergi menyusuri sungai untuk mencari sebuah perahu yang bisa dipakai untuk menyeberangi sungai yang dalam ini. Seperti yang kita ketahui, kalajengking adalah hewan gurun yang tidak bisa berenang, apalagi menyelam, sehingga dia butuh bantuan sebuah perahu.
Tidak ada satu pun perahu yang ia temukan, tetapi di tengah perjalanan menyusuri sungai, sang kalajengking bertemu dengan seekor katak yang bisa menyeberang sungai dengan mudah. Kalajengking itu kemudian berpikir untuk meminta bantuan sang katak.
"Hai katak," ujar kalajengking dengan suara manis. "Aku perlu bantuan mu untuk menyeberang sungai. Maukah kau membantu ku?"
Sang katak tampak terkejut lalu memandang kalajengking dengan heran, "Yang benar saja, bisa-bisa kau menyengat ku dengan ekor mu dan aku akan mati saat menyeberang sungai bersama mu,"
Kalajengking tertawa, "Mana mungkin aku akan menyengat mu, aku ada perlu di seberang sungai sana. Jika aku menyengat mu, bagaimana aku bisa sampai di seberang sungai? Lagipula aku bisa mati karena tidak bisa berenang."
Katak tidak puas, lalu kembali bertanya, "Lalu bagaimana jika sudah sampai di daratan seberang sungai, kau bisa saja tiba-tiba menyengat ku kan?"
Sang kalajengking menjawab," Tentu saja tidak, sekalipun aku memang bisa menyengat mu, tetapi itu tidak adil karena kau telah mengantarkan aku menyeberangi sungai. Aku tidak akan sejahat itu sebagai rasa terima kasih ku."
Katak yang tadi tampak ragu akhirnya mengizinkan sang kalajengking untuk naik ke atas punggungnya. Kemudian dia dengan keahlian berenang yang sangat baik menyeberangi sungai yang sangat dalam. Tetapi apa yang terjadi? Belum lagi mereka sampai ke daratan, sang kalajengking menancapkan sengatnya pada punggung katak.
Dengan terbata-bata karena tubuhnya terasa sangat sakit, "Kau--kau pendusta, kau bilang tidak akan menyengat ku,"
"Maafkan aku, katak, tetapi ini adalah caraku!" ujar sang kalajengking tanpa rasa bersalah.
Akhirnya sang katak mati dan tenggelam akibat racun yang menyebar pada seluruh tubuhnya. Sang kalajengking terjatuh ke sungai dan ikut mati di dalam derasnya aliran sungai akibat kebohongan dan kebodohan yang dia lakukan.
Kerabat Imelda, tentunya kisah ini bisa menjadi pelajaran betapa sebuah janji seharusnya ditepati. Melanggar janji pada satu pihak tidak akan menguntungkan siapapun, bahkan bisa merugikan orang lain yang sudah memegang dan percaya pada janji yang terucap. Jangan pernah menjanjikan apapun bila Anda tidak yakin akan menepatinya. Karena tidak hanya Anda yang akan rugi, tetapi juga orang lain. Selalu bijak sebelum memberikan sebuah janji pada orang lain!
SUMBER: KapanLagi.com
No comments:
Post a Comment