Tuesday, June 09, 2009

Ayah Bukan Superman

Hasil need assesment dari Lembaga Demografi salah satu
universitas negeri di Jakarta. Jajak pendapat itu menerangkan:

Ayah tipe Pertama; cepat marah, jarang ada waktu ngobrol dengan
anak, ditakuti anak, dan selalu menakar seluruh pekerjaan dengan
uang.

Tipe Kedua, ayah yang ada (fisik) dan rajin tapi tidak tahu harus
berbuat apa. Kita menemukan ayah-ayah ini sering berada di
rumah. Mereka mengerjakan banyak hal, tapi tidak terlalu mengerti
apa yang dikerjakannya. Sebuah gelombang rutinitas menjebak dan
membawanya berputar-putar ke dalam pekerjaan yang memiliki kualitas
rendah.

Anak-anak menjumpai tokoh ini sepanjang waktu di rumah, namun
sayangnya lambat laun sang tokoh menjadi tidak berarti dalam
kehidupan mereka. Tidak ada lagi kejutan-kejutan psikologis yang biasa ditunggu-tunggu anak dari seorang ayah yang normal. Ritme komunikasi berjalan tanpa
greget dan hambar.

Sebagian besar korban Narkoba dan pelecehan seksual di kalangan
remaja memiliki ayah tipe kedua ini.

Ayah bukanlah superman, tapi ia adalah superstar.

Ia bintang di tengah keluarga. Ia pembawa dan penentu
model sekaligus agen sosial. Lewat aksi panggungnya yang memikat, ia
menggemuruhkan keceriaan keluarga. Tapi, sebagai seorang bintang, ia
tidak lahir dengan sendirinya.Ia membutuhkan dukungan.


Peran sebagai ayah lebih membutuhkan bimbingan sosial dari pada
wanita dengan perannya sebagai ibu. Sebelum dukungan datang dari
luar, maka sang ayah harus mencari dukungan dari dirinya sendiri. Mereka
haruslah secara kontinyu merangsang dialog dengan hati nurani secara
intens dan apresiatif.

Dialog-dialog ini harus mampu meyakinkan bahwa ia
tidaklah satu-satunya ayah yang sedang belajar menjadi superstar. Bahwa
anak-anak membutuhkan cinta, dukungan, dorongan dan perlindungannya. Bahwa
melalui anak-anak para orang tua diajarkan makna hidup, cinta, kesucian,
kesabaran dan sebagainya. Bahwa anak-anak melihat dunia luar dengan perantara
jendela sang superstar.

Dukungan dalam diri tidak akan berarti tanpa tekun dan
sabar berlatih. Sampai suatu saat hilangnya kekakuan dalam berhadapan dengan anak-anak. Muncullah ayah yang dengan ikhlas membantu anaknya mengerjakan PR,
memandikan anak, mencuci baju dan belanja. Ayah yang membacakan buku cerita untuk anaknya, mengantar anak les komputer.

Ayah-ayah inilah yang akan membuat dunia ini berputar
dan menjawab pertanyaan : "Where have all the fathers gone ?"
dengan "Here I am. Now and forever!"

dari milis motivasi

No comments: