"Guru, aku rapuh… hidupku tak berguna… laksana daki… aku hanya mengotori…"
"Laksana pohon… batang dahanku merapuh mati"
"Aku ingin bunuh diri!"
Demikian Murid terisak didepan sang Guru yang diam duduk bersila menikmati segelas kopi tubruk nan nikmat disebuah ruangan yang temaram.
Sang Guru bangkit mengambil aquarium kecil disudut ruangan yang berisi dua ekor ikan
Satu ekor berwarna keemasan dan seekor ikan putih yang terlihat biasa karena ikan tersebut memang ikan yang biasa hidup di persawahan
Lalu dituangkan beberapa tetes tinta hitam kedalamnya
Hingga air berubah warna menjadi pekat dan hitam
Ikan kecil itu perlahan mulai terlihat kebingungan
Bahkan ikan yang keemasan terlihat sempoyongan
Berjalan kehilangan arah… kesana kemari
Menggelepar kehabisan oksigen
Hingga mati
"Muridku… hati dan pikiranmu adalah laksana ikan dalam air hitam ini…"
"Gelap, pengap, sempit menyesakan"
"Ketika dalam gelap dunia terasa sejengkal lebarnya"
"Ketika dalam pengap serasa hidup tak berdaya… tanpa pilihan"
"Ketika pikiran sempit… hati kita tumpul… jiwa kita merapuh"
Dengan perlahan Sang Guru mengambil teko besar berisi air putih jernih
Dituangkannya ke dalam akuarium yang berwarna hitam itu
Sehingga perlahan warna hitam air tersebut terus memudar
Terus dituang bahkan hingga air di aquarium melimpah
Terus dituang hingga air didalam aquarium menjadi kembali jernih dan bening
Menyisakan ikan putih yang kembali segar berenang dengan riangnya….
"Muridku… penuhi jiwa dan hatimu dengan kebaikan dan limpahilah dengan syukur …"
"Lupakan segala kesulitan, kemalangan, kegelapan yang ada"
"Syukurilah kemudahan yang ada"
"Fokuslah pada kelapangan bukan pada kesempitan"
"Hitunglah keberuntungan dan lupakanlah kemalangan"
"Limpahkanlah perasaan syukurmu dengan menebar kebaikan ke sekitarmu"
"Penuhi hatimu dengan perasaan syukur maka perlahan hatimu terpenuhi syukur"
Murid bertanya: "Guru, aku sulit merasakan syukur"
Sang Guru menjawab : "Cukup perbanyak berbuat kebaikan maka hatimu akan belajar bersyukur"
Murid bertanya: "Guru, aku lemah dan tidak bisa bersabar"
Sang Guru menjawab : "Jadilah ikan sawah yang di asah oleh kesulitan hidup"
"dan menjadikan setiap kesulitan hidup adalah bagian dari proses menuju keberhasilan"
Murid bertanya: "Guru, aku masih dalam kegelapan"
Sang Guru menjawab: "Jadilah Cahaya!"
"sekecil apapun, jadilah cahaya bagi sekitarmu"
"terbarkanlah kebaikan….!"
"maka perlahan kegelapanmu akan sirna, karena kamu sudah menjadi cahaya"
Terimakasih Guru...
Semoga bermanfaat.
dari milis motivasi
Bagi Kerabat Imelda yang ingin mendapatkan kisah-kisah yang di on-airkan dalam Inspirasi Pagi Imelda FM, silahkan untuk mengunjungi website kami di www.radioimeldafm.com .Adapun blog Inspirasi Pagi ini tidak akan mengupdate lagi kisah-kisah Inspirasi Pagi. Thanks for visiting our blog! #muchLove :)
Thursday, December 24, 2009
The Lesson from Life
Ada seorang anak dari teman, sudah setengah tahun lulus Wisuda, tidak pergi mencari kerja, pagi tidur sampai siang, malam pergi main internet sampai tengah malam. Belakangan ini meminta uang kepada orang tuanya, mau pergi ke Amerika menuntut ilmu lebih dalam lagi. Teman ini bertanya kepada saya, mesti tidaknya dia membiarkan dia pergi. Saya menatap rambut teman saya yang banyak putihnya dalam dalam & berkata: "Jika kamu berniat agar anak kamu baik nantinya, biarkan dia pergi, tapi jangan kasih dia uang". Saya terpikir cerita keponakan saya. Dia adalah warga Amerika, dari kecil selalu berpikir mau jadi pengembara, ingin berkelana melihat lihat dunia luar, jadi ingin pergi berkeliling dunia, nanti setelah kembali mau melanjutkan sekolah di Universitas. Biarpun ayahnya seorang dokter, ekonomi keluarga memungkinkan, tetapi ayah ibunya tidak memberinya uang dan dia juga tidak memintanya dari mereka. Sesudah tamat SMA, maka dia segera pergi ke hutan Alaska untuk memotong kayu untuk menabung.
Karena di Alaska saat musim panas siang hari sangat panjang, matahari baru terbenam kira² tengah malam dan sebentar kemudian jam 3 subuh sudah terbit lagi. Jika dalam sehari dia bisa bekerja 16 jam, memotong kayu selama 1 musim, maka dia bisa menabung untuk keliling dunia selama 3 musim.
Maka setelah keliling dunia 2 tahun akhirnya kembali ke sekolah untuk meneruskan pelajaran di Universitas. Dan karena hal ini adalah dirinya sendiri yang memikirkan matang² & secara mendalam, maka jurusan pilihannya yang semestinya perlu 4 tahun untuk lulus, diselesaikannya dalam waktu 3 tahun. Setelah itu mulai mencari pekerjaan.
Karirnya cukup baik, bisa dibilang searah dengan arah angin, lancar naik terus sampai ke posisi Kepala Insinyur/ Manajer Teknik. Pada suatu saat dia bercerita kepada saya dan mengatakan hal di bawah ini yang mempengaruhinya seumur hidup.
Ketika dia bekerja paruh waktu di Alaska, pernah sekali dia dan temannya mendengar teriakan erangan serigala di atas gunung. Mereka sangat cemas dan mulai mencari cari, akhirnya menemukan seekor serigala betina terjerat jebakan dan sedang merintih kesakitan. Terus dia memperhatikan alat jebakan besi yang unik dan tahu bahwa itu adalah milik seorang Pak Tua.
Pak Tua ini adalah amatiran, menggunakan waktu luangnya untuk menangkap binatang, kemudian menjual kulitnya untuk menambah kebutuhan dapurnya.
Tetapi setahu mereka, si Bapak Tua tadi beberapa hari lalu karena serangan jantung telah diangkut pakai helikopter ke rumah sakit Ancrukhy untuk mendapatkan pertolongan dan dirawat sekarang.
Dan serigala betina ini bakal mati kelaparan karena tidak diurus. Timbul keinginan dia melepaskan serigala betina itu tetapi serigala itu sangat ganas & garang sehingga dia tidak dapat mendekat. Dia juga mengamati ada tetesan susu dari serigala betina ini dan ini menandakan bahwa di sarangnya pasti ada anak² srigala. Dia & temannya menghabiskan banyak sekali tenaga & waktu untuk mencari sarang srigala, sampai menemukan 4 ekor anak serigala dan membawa mereka ke tempat serigala betina tadi untuk diberikan susu. Dengan demikian bisa menghindarkan mereka dari bahaya mati kelaparan. Dia mengeluarkan bekal makanan sendiri untuk diberikan ke serigala betina sebagai makanan & mempertahankan hidupnya.
Malam hari masih harus berkemah di sana dekat serigala betina untuk menjaga serigala & keluarganya dari serangan binatang lain karena ibu serigalanya terjerat tidak bisa membela keamanan diri sendiri maupun anak anaknya. Hal ini terus berlangsung sampai hari kelima, saat dia mau memberi makan serigala betina, tiba² dia memperhatikan serigala tadi mulai meng- goyang²-kan ekornya. Kemudian dia tahu kalau dia sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari serigala betina ini.
Akhirnya setelah berlalu 3 hari lagi, baru serigala betina mengizinkan dirinya didekati, membuka jeratan jebakan yang men jepitnya dan melepaskannya bebas kembali. Setelah bebas, serigala betina ini kemudian menjilat tangannya dan membiarkan dia memberikan obat luka di kakinya.
Terakhir serigala betina ini membawa anak² pergi, dengan sesekali memutar balikkan kepalanya melihat ke belakang ke arah dia.
Dia terduduk di atas batu dan berpikir, jika seorang manusia bisa membuat seekor binatang buas seperti serigala menjilat tangannya dan menjadi temannya, apakah bisa tidak mungkin seorang manusia membuat manusia lain meletakkan senjatanya & berkawan?
Dia bertekad di kemudian hari untuk berbuat baik & menunjukkan ketulusan hati kepada orang lain, karena dari kasus ini dia mempelajari bahwa dia terlebih dahulu menunjukkan ketulusan hati, maka lawan pasti akan membalasnya dengan ketulusan juga. (Sambil bergurau dia berkata, jika demikian saja tidak bisa, maka kalah sama binatang.)
Karenanya setelah masuk bekerja, di perusahaan dia berbaik hati kepada orang lain. Per-tama² selalu menganggap orang lain berniat baik, kemudian sendiri bersikap tulus, sering kali suka menolong orang lain, tidak berhati sempit & mengingat kesalahan kesalahan kecil orang lain.
Oleh karena ini setiap tahun dia selalu naik jabatan, promosinya cepat sekali. Yang paling penting adalah dia setiap hari melewati kehidupannya dengan sangat gembira, katanya orang yang membantu orang lain adalah lebih gembira dibandingkan dengan orang yang menerima bantuan, memberi lebih baik daripada menerima.
Dia berkata kepada saya bahwa dia selalu berterima kasih atas pengalaman dia di Alaska dulu, karena ini membuat dia menerima rejeki kebajikan yang tak habis habisnya seumur hidup ini. Dan ini benar sekali, hanya sesuatu hal yang kita mau, yang bisa kita hargai, strawberry yang sudah mendapatkan embun baru akan manis, manusia yang sudah diasah kesulitan baru menjadi dewasa dan matang.
Jika ada seseorang yang tamat Universitas dan tidak tahu mau bekerja apa, maka harus membiarkan dia pergi keluar untuk diasah oleh sang kehidupan, tidak perlu memberikan dia uang, biarkan dia mencari makan dengan tenaganya, berikan dia 1 kesempatan untuk membuktikan kekuatan dirinya & mencicipi kehidupan, percaya dia pasti bisa mendapatkan sebuah pengalaman yang berguna seumur hidup.
Lamar Boschman - "I would rather my heart be without words than my words be without heart."
dari milis motivasi
Karena di Alaska saat musim panas siang hari sangat panjang, matahari baru terbenam kira² tengah malam dan sebentar kemudian jam 3 subuh sudah terbit lagi. Jika dalam sehari dia bisa bekerja 16 jam, memotong kayu selama 1 musim, maka dia bisa menabung untuk keliling dunia selama 3 musim.
Maka setelah keliling dunia 2 tahun akhirnya kembali ke sekolah untuk meneruskan pelajaran di Universitas. Dan karena hal ini adalah dirinya sendiri yang memikirkan matang² & secara mendalam, maka jurusan pilihannya yang semestinya perlu 4 tahun untuk lulus, diselesaikannya dalam waktu 3 tahun. Setelah itu mulai mencari pekerjaan.
Karirnya cukup baik, bisa dibilang searah dengan arah angin, lancar naik terus sampai ke posisi Kepala Insinyur/ Manajer Teknik. Pada suatu saat dia bercerita kepada saya dan mengatakan hal di bawah ini yang mempengaruhinya seumur hidup.
Ketika dia bekerja paruh waktu di Alaska, pernah sekali dia dan temannya mendengar teriakan erangan serigala di atas gunung. Mereka sangat cemas dan mulai mencari cari, akhirnya menemukan seekor serigala betina terjerat jebakan dan sedang merintih kesakitan. Terus dia memperhatikan alat jebakan besi yang unik dan tahu bahwa itu adalah milik seorang Pak Tua.
Pak Tua ini adalah amatiran, menggunakan waktu luangnya untuk menangkap binatang, kemudian menjual kulitnya untuk menambah kebutuhan dapurnya.
Tetapi setahu mereka, si Bapak Tua tadi beberapa hari lalu karena serangan jantung telah diangkut pakai helikopter ke rumah sakit Ancrukhy untuk mendapatkan pertolongan dan dirawat sekarang.
Dan serigala betina ini bakal mati kelaparan karena tidak diurus. Timbul keinginan dia melepaskan serigala betina itu tetapi serigala itu sangat ganas & garang sehingga dia tidak dapat mendekat. Dia juga mengamati ada tetesan susu dari serigala betina ini dan ini menandakan bahwa di sarangnya pasti ada anak² srigala. Dia & temannya menghabiskan banyak sekali tenaga & waktu untuk mencari sarang srigala, sampai menemukan 4 ekor anak serigala dan membawa mereka ke tempat serigala betina tadi untuk diberikan susu. Dengan demikian bisa menghindarkan mereka dari bahaya mati kelaparan. Dia mengeluarkan bekal makanan sendiri untuk diberikan ke serigala betina sebagai makanan & mempertahankan hidupnya.
Malam hari masih harus berkemah di sana dekat serigala betina untuk menjaga serigala & keluarganya dari serangan binatang lain karena ibu serigalanya terjerat tidak bisa membela keamanan diri sendiri maupun anak anaknya. Hal ini terus berlangsung sampai hari kelima, saat dia mau memberi makan serigala betina, tiba² dia memperhatikan serigala tadi mulai meng- goyang²-kan ekornya. Kemudian dia tahu kalau dia sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari serigala betina ini.
Akhirnya setelah berlalu 3 hari lagi, baru serigala betina mengizinkan dirinya didekati, membuka jeratan jebakan yang men jepitnya dan melepaskannya bebas kembali. Setelah bebas, serigala betina ini kemudian menjilat tangannya dan membiarkan dia memberikan obat luka di kakinya.
Terakhir serigala betina ini membawa anak² pergi, dengan sesekali memutar balikkan kepalanya melihat ke belakang ke arah dia.
Dia terduduk di atas batu dan berpikir, jika seorang manusia bisa membuat seekor binatang buas seperti serigala menjilat tangannya dan menjadi temannya, apakah bisa tidak mungkin seorang manusia membuat manusia lain meletakkan senjatanya & berkawan?
Dia bertekad di kemudian hari untuk berbuat baik & menunjukkan ketulusan hati kepada orang lain, karena dari kasus ini dia mempelajari bahwa dia terlebih dahulu menunjukkan ketulusan hati, maka lawan pasti akan membalasnya dengan ketulusan juga. (Sambil bergurau dia berkata, jika demikian saja tidak bisa, maka kalah sama binatang.)
Karenanya setelah masuk bekerja, di perusahaan dia berbaik hati kepada orang lain. Per-tama² selalu menganggap orang lain berniat baik, kemudian sendiri bersikap tulus, sering kali suka menolong orang lain, tidak berhati sempit & mengingat kesalahan kesalahan kecil orang lain.
Oleh karena ini setiap tahun dia selalu naik jabatan, promosinya cepat sekali. Yang paling penting adalah dia setiap hari melewati kehidupannya dengan sangat gembira, katanya orang yang membantu orang lain adalah lebih gembira dibandingkan dengan orang yang menerima bantuan, memberi lebih baik daripada menerima.
Dia berkata kepada saya bahwa dia selalu berterima kasih atas pengalaman dia di Alaska dulu, karena ini membuat dia menerima rejeki kebajikan yang tak habis habisnya seumur hidup ini. Dan ini benar sekali, hanya sesuatu hal yang kita mau, yang bisa kita hargai, strawberry yang sudah mendapatkan embun baru akan manis, manusia yang sudah diasah kesulitan baru menjadi dewasa dan matang.
Jika ada seseorang yang tamat Universitas dan tidak tahu mau bekerja apa, maka harus membiarkan dia pergi keluar untuk diasah oleh sang kehidupan, tidak perlu memberikan dia uang, biarkan dia mencari makan dengan tenaganya, berikan dia 1 kesempatan untuk membuktikan kekuatan dirinya & mencicipi kehidupan, percaya dia pasti bisa mendapatkan sebuah pengalaman yang berguna seumur hidup.
Lamar Boschman - "I would rather my heart be without words than my words be without heart."
dari milis motivasi
The Lesson from Life
Ada seorang anak dari teman, sudah setengah tahun lulus Wisuda, tidak pergi mencari kerja, pagi tidur sampai siang, malam pergi main internet sampai tengah malam. Belakangan ini meminta uang kepada orang tuanya, mau pergi ke Amerika menuntut ilmu lebih dalam lagi. Teman ini bertanya kepada saya, mesti tidaknya dia membiarkan dia pergi. Saya menatap rambut teman saya yang banyak putihnya dalam dalam & berkata: "Jika kamu berniat agar anak kamu baik nantinya, biarkan dia pergi, tapi jangan kasih dia uang". Saya terpikir cerita keponakan saya. Dia adalah warga Amerika, dari kecil selalu berpikir mau jadi pengembara, ingin berkelana melihat lihat dunia luar, jadi ingin pergi berkeliling dunia, nanti setelah kembali mau melanjutkan sekolah di Universitas. Biarpun ayahnya seorang dokter, ekonomi keluarga memungkinkan, tetapi ayah ibunya tidak memberinya uang dan dia juga tidak memintanya dari mereka. Sesudah tamat SMA, maka dia segera pergi ke hutan Alaska untuk memotong kayu untuk menabung.
Karena di Alaska saat musim panas siang hari sangat panjang, matahari baru terbenam kira² tengah malam dan sebentar kemudian jam 3 subuh sudah terbit lagi. Jika dalam sehari dia bisa bekerja 16 jam, memotong kayu selama 1 musim, maka dia bisa menabung untuk keliling dunia selama 3 musim.
Maka setelah keliling dunia 2 tahun akhirnya kembali ke sekolah untuk meneruskan pelajaran di Universitas. Dan karena hal ini adalah dirinya sendiri yang memikirkan matang² & secara mendalam, maka jurusan pilihannya yang semestinya perlu 4 tahun untuk lulus, diselesaikannya dalam waktu 3 tahun. Setelah itu mulai mencari pekerjaan.
Karirnya cukup baik, bisa dibilang searah dengan arah angin, lancar naik terus sampai ke posisi Kepala Insinyur/ Manajer Teknik. Pada suatu saat dia bercerita kepada saya dan mengatakan hal di bawah ini yang mempengaruhinya seumur hidup.
Ketika dia bekerja paruh waktu di Alaska, pernah sekali dia dan temannya mendengar teriakan erangan serigala di atas gunung. Mereka sangat cemas dan mulai mencari cari, akhirnya menemukan seekor serigala betina terjerat jebakan dan sedang merintih kesakitan. Terus dia memperhatikan alat jebakan besi yang unik dan tahu bahwa itu adalah milik seorang Pak Tua.
Pak Tua ini adalah amatiran, menggunakan waktu luangnya untuk menangkap binatang, kemudian menjual kulitnya untuk menambah kebutuhan dapurnya.
Tetapi setahu mereka, si Bapak Tua tadi beberapa hari lalu karena serangan jantung telah diangkut pakai helikopter ke rumah sakit Ancrukhy untuk mendapatkan pertolongan dan dirawat sekarang.
Dan serigala betina ini bakal mati kelaparan karena tidak diurus. Timbul keinginan dia melepaskan serigala betina itu tetapi serigala itu sangat ganas & garang sehingga dia tidak dapat mendekat. Dia juga mengamati ada tetesan susu dari serigala betina ini dan ini menandakan bahwa di sarangnya pasti ada anak² srigala. Dia & temannya menghabiskan banyak sekali tenaga & waktu untuk mencari sarang srigala, sampai menemukan 4 ekor anak serigala dan membawa mereka ke tempat serigala betina tadi untuk diberikan susu. Dengan demikian bisa menghindarkan mereka dari bahaya mati kelaparan. Dia mengeluarkan bekal makanan sendiri untuk diberikan ke serigala betina sebagai makanan & mempertahankan hidupnya.
Malam hari masih harus berkemah di sana dekat serigala betina untuk menjaga serigala & keluarganya dari serangan binatang lain karena ibu serigalanya terjerat tidak bisa membela keamanan diri sendiri maupun anak anaknya. Hal ini terus berlangsung sampai hari kelima, saat dia mau memberi makan serigala betina, tiba² dia memperhatikan serigala tadi mulai meng- goyang²-kan ekornya. Kemudian dia tahu kalau dia sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari serigala betina ini.
Akhirnya setelah berlalu 3 hari lagi, baru serigala betina mengizinkan dirinya didekati, membuka jeratan jebakan yang men jepitnya dan melepaskannya bebas kembali. Setelah bebas, serigala betina ini kemudian menjilat tangannya dan membiarkan dia memberikan obat luka di kakinya.
Terakhir serigala betina ini membawa anak² pergi, dengan sesekali memutar balikkan kepalanya melihat ke belakang ke arah dia.
Dia terduduk di atas batu dan berpikir, jika seorang manusia bisa membuat seekor binatang buas seperti serigala menjilat tangannya dan menjadi temannya, apakah bisa tidak mungkin seorang manusia membuat manusia lain meletakkan senjatanya & berkawan?
Dia bertekad di kemudian hari untuk berbuat baik & menunjukkan ketulusan hati kepada orang lain, karena dari kasus ini dia mempelajari bahwa dia terlebih dahulu menunjukkan ketulusan hati, maka lawan pasti akan membalasnya dengan ketulusan juga. (Sambil bergurau dia berkata, jika demikian saja tidak bisa, maka kalah sama binatang.)
Karenanya setelah masuk bekerja, di perusahaan dia berbaik hati kepada orang lain. Per-tama² selalu menganggap orang lain berniat baik, kemudian sendiri bersikap tulus, sering kali suka menolong orang lain, tidak berhati sempit & mengingat kesalahan kesalahan kecil orang lain.
Oleh karena ini setiap tahun dia selalu naik jabatan, promosinya cepat sekali. Yang paling penting adalah dia setiap hari melewati kehidupannya dengan sangat gembira, katanya orang yang membantu orang lain adalah lebih gembira dibandingkan dengan orang yang menerima bantuan, memberi lebih baik daripada menerima.
Dia berkata kepada saya bahwa dia selalu berterima kasih atas pengalaman dia di Alaska dulu, karena ini membuat dia menerima rejeki kebajikan yang tak habis habisnya seumur hidup ini. Dan ini benar sekali, hanya sesuatu hal yang kita mau, yang bisa kita hargai, strawberry yang sudah mendapatkan embun baru akan manis, manusia yang sudah diasah kesulitan baru menjadi dewasa dan matang.
Jika ada seseorang yang tamat Universitas dan tidak tahu mau bekerja apa, maka harus membiarkan dia pergi keluar untuk diasah oleh sang kehidupan, tidak perlu memberikan dia uang, biarkan dia mencari makan dengan tenaganya, berikan dia 1 kesempatan untuk membuktikan kekuatan dirinya & mencicipi kehidupan, percaya dia pasti bisa mendapatkan sebuah pengalaman yang berguna seumur hidup.
Lamar Boschman - "I would rather my heart be without words than my words be without heart."
dari milis motivasi
Karena di Alaska saat musim panas siang hari sangat panjang, matahari baru terbenam kira² tengah malam dan sebentar kemudian jam 3 subuh sudah terbit lagi. Jika dalam sehari dia bisa bekerja 16 jam, memotong kayu selama 1 musim, maka dia bisa menabung untuk keliling dunia selama 3 musim.
Maka setelah keliling dunia 2 tahun akhirnya kembali ke sekolah untuk meneruskan pelajaran di Universitas. Dan karena hal ini adalah dirinya sendiri yang memikirkan matang² & secara mendalam, maka jurusan pilihannya yang semestinya perlu 4 tahun untuk lulus, diselesaikannya dalam waktu 3 tahun. Setelah itu mulai mencari pekerjaan.
Karirnya cukup baik, bisa dibilang searah dengan arah angin, lancar naik terus sampai ke posisi Kepala Insinyur/ Manajer Teknik. Pada suatu saat dia bercerita kepada saya dan mengatakan hal di bawah ini yang mempengaruhinya seumur hidup.
Ketika dia bekerja paruh waktu di Alaska, pernah sekali dia dan temannya mendengar teriakan erangan serigala di atas gunung. Mereka sangat cemas dan mulai mencari cari, akhirnya menemukan seekor serigala betina terjerat jebakan dan sedang merintih kesakitan. Terus dia memperhatikan alat jebakan besi yang unik dan tahu bahwa itu adalah milik seorang Pak Tua.
Pak Tua ini adalah amatiran, menggunakan waktu luangnya untuk menangkap binatang, kemudian menjual kulitnya untuk menambah kebutuhan dapurnya.
Tetapi setahu mereka, si Bapak Tua tadi beberapa hari lalu karena serangan jantung telah diangkut pakai helikopter ke rumah sakit Ancrukhy untuk mendapatkan pertolongan dan dirawat sekarang.
Dan serigala betina ini bakal mati kelaparan karena tidak diurus. Timbul keinginan dia melepaskan serigala betina itu tetapi serigala itu sangat ganas & garang sehingga dia tidak dapat mendekat. Dia juga mengamati ada tetesan susu dari serigala betina ini dan ini menandakan bahwa di sarangnya pasti ada anak² srigala. Dia & temannya menghabiskan banyak sekali tenaga & waktu untuk mencari sarang srigala, sampai menemukan 4 ekor anak serigala dan membawa mereka ke tempat serigala betina tadi untuk diberikan susu. Dengan demikian bisa menghindarkan mereka dari bahaya mati kelaparan. Dia mengeluarkan bekal makanan sendiri untuk diberikan ke serigala betina sebagai makanan & mempertahankan hidupnya.
Malam hari masih harus berkemah di sana dekat serigala betina untuk menjaga serigala & keluarganya dari serangan binatang lain karena ibu serigalanya terjerat tidak bisa membela keamanan diri sendiri maupun anak anaknya. Hal ini terus berlangsung sampai hari kelima, saat dia mau memberi makan serigala betina, tiba² dia memperhatikan serigala tadi mulai meng- goyang²-kan ekornya. Kemudian dia tahu kalau dia sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari serigala betina ini.
Akhirnya setelah berlalu 3 hari lagi, baru serigala betina mengizinkan dirinya didekati, membuka jeratan jebakan yang men jepitnya dan melepaskannya bebas kembali. Setelah bebas, serigala betina ini kemudian menjilat tangannya dan membiarkan dia memberikan obat luka di kakinya.
Terakhir serigala betina ini membawa anak² pergi, dengan sesekali memutar balikkan kepalanya melihat ke belakang ke arah dia.
Dia terduduk di atas batu dan berpikir, jika seorang manusia bisa membuat seekor binatang buas seperti serigala menjilat tangannya dan menjadi temannya, apakah bisa tidak mungkin seorang manusia membuat manusia lain meletakkan senjatanya & berkawan?
Dia bertekad di kemudian hari untuk berbuat baik & menunjukkan ketulusan hati kepada orang lain, karena dari kasus ini dia mempelajari bahwa dia terlebih dahulu menunjukkan ketulusan hati, maka lawan pasti akan membalasnya dengan ketulusan juga. (Sambil bergurau dia berkata, jika demikian saja tidak bisa, maka kalah sama binatang.)
Karenanya setelah masuk bekerja, di perusahaan dia berbaik hati kepada orang lain. Per-tama² selalu menganggap orang lain berniat baik, kemudian sendiri bersikap tulus, sering kali suka menolong orang lain, tidak berhati sempit & mengingat kesalahan kesalahan kecil orang lain.
Oleh karena ini setiap tahun dia selalu naik jabatan, promosinya cepat sekali. Yang paling penting adalah dia setiap hari melewati kehidupannya dengan sangat gembira, katanya orang yang membantu orang lain adalah lebih gembira dibandingkan dengan orang yang menerima bantuan, memberi lebih baik daripada menerima.
Dia berkata kepada saya bahwa dia selalu berterima kasih atas pengalaman dia di Alaska dulu, karena ini membuat dia menerima rejeki kebajikan yang tak habis habisnya seumur hidup ini. Dan ini benar sekali, hanya sesuatu hal yang kita mau, yang bisa kita hargai, strawberry yang sudah mendapatkan embun baru akan manis, manusia yang sudah diasah kesulitan baru menjadi dewasa dan matang.
Jika ada seseorang yang tamat Universitas dan tidak tahu mau bekerja apa, maka harus membiarkan dia pergi keluar untuk diasah oleh sang kehidupan, tidak perlu memberikan dia uang, biarkan dia mencari makan dengan tenaganya, berikan dia 1 kesempatan untuk membuktikan kekuatan dirinya & mencicipi kehidupan, percaya dia pasti bisa mendapatkan sebuah pengalaman yang berguna seumur hidup.
Lamar Boschman - "I would rather my heart be without words than my words be without heart."
dari milis motivasi
Sunday, December 20, 2009
ibu
"Nak, bangun… Hari Sudah Pagi. Sarapanmu udah ibu siapin di meja…“
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.
Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan di sebuah Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan ibuku tidak pernah berubah.
”Ibu sayang… ga usah repot-repot bu, aku dan adik-adikku udah dewasa,” pintaku pada ibu pada suatu pagi.
Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa ibu selama ini dengan hasil keringatku.
Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.
Kenapa ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami ibu, karena dari sebuah artikel yang kubaca … orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ….. tapi entahlah….
Niatku ingin membahagiakan malah membuat ibu sedih.
Seperti biasa, ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya, ”Bu, maafkan aku kalau telah menyakiti perasaan ibu. Apa yang membuat ibu sedih ? “ Kutatap jauh ke dalam sudut mata ibu, ada genangan air mata di sana yang akan segera berlinang .
Terbata-bata ibu berkata, "Tiba-tiba ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri “
Ah, Ya Tuhaaaaan, ternyata buat seorang ibu bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.
Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.
Diam-diam aku merenung didalam hati… Apa yang telah kupersembahkan untuk ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya padanya, ibu menjawab,
“Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada ibu.
Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat ibu. Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu.
Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua.”
Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, “Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada ibu. Masih banyak alasan ketika ibu menginginkan sesuatu.”
Betapa sabarnya ibuku melalui liku-liku kehidupan.
Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.
Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun.
Ah, maafkan kami ibu … 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak pernah membuat ibu lelah..
“Nak… bangun nak, hari sudah mulai pagi .. sarapannya udah ibu siapin dimeja.. “
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan,
“Terimakasih ibu, aku beruntung sekali memiliki ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan ibu…”. Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, ibu… Aku masih sangat membutuhkanmu. ..
Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu....
"
“Ya Tuhan, cintai ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan ibu…, dan jika saatnya nanti ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan yang sangat baik. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil…"
Ibu bukan hanya seorang motivator yang selamanya kan hidup di hati, namun beliau juga pendamping setia disaat rasa gundah, gelisah, cemas, disertai khawatir yang mendatangi kita, beliau hadir disaat tak terduga, beliau bagaikan cahaya pagi yang selalu menerangi tanpa henti walaupun cahaya hanya tinggal sedikit lagi, namun keinginannya untuk membuat anak-anaknya bahagia tak akan pernah hilang//
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.
Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan di sebuah Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan ibuku tidak pernah berubah.
”Ibu sayang… ga usah repot-repot bu, aku dan adik-adikku udah dewasa,” pintaku pada ibu pada suatu pagi.
Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa ibu selama ini dengan hasil keringatku.
Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.
Kenapa ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami ibu, karena dari sebuah artikel yang kubaca … orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ….. tapi entahlah….
Niatku ingin membahagiakan malah membuat ibu sedih.
Seperti biasa, ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya, ”Bu, maafkan aku kalau telah menyakiti perasaan ibu. Apa yang membuat ibu sedih ? “ Kutatap jauh ke dalam sudut mata ibu, ada genangan air mata di sana yang akan segera berlinang .
Terbata-bata ibu berkata, "Tiba-tiba ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri “
Ah, Ya Tuhaaaaan, ternyata buat seorang ibu bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.
Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.
Diam-diam aku merenung didalam hati… Apa yang telah kupersembahkan untuk ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya padanya, ibu menjawab,
“Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada ibu.
Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat ibu. Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu.
Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua.”
Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, “Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada ibu. Masih banyak alasan ketika ibu menginginkan sesuatu.”
Betapa sabarnya ibuku melalui liku-liku kehidupan.
Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.
Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun.
Ah, maafkan kami ibu … 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak pernah membuat ibu lelah..
“Nak… bangun nak, hari sudah mulai pagi .. sarapannya udah ibu siapin dimeja.. “
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan,
“Terimakasih ibu, aku beruntung sekali memiliki ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan ibu…”. Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, ibu… Aku masih sangat membutuhkanmu. ..
Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu....
"
“Ya Tuhan, cintai ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan ibu…, dan jika saatnya nanti ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan yang sangat baik. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil…"
Ibu bukan hanya seorang motivator yang selamanya kan hidup di hati, namun beliau juga pendamping setia disaat rasa gundah, gelisah, cemas, disertai khawatir yang mendatangi kita, beliau hadir disaat tak terduga, beliau bagaikan cahaya pagi yang selalu menerangi tanpa henti walaupun cahaya hanya tinggal sedikit lagi, namun keinginannya untuk membuat anak-anaknya bahagia tak akan pernah hilang//
Friday, December 11, 2009
MENGASAH KEMAMPUAN DIRI
Seorang penebang mengasah kapaknya untuk mengumpulkan kayu. Seorang pemburu mengasah pisau dan mengencangkan busur. Seorang penulis meraut pensil. Mereka semua harus memperbarui peralatannya. Mereka itu adalah anda dan saya. Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas. Tentu, tidak akan banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang telah tumpul dan aus. Tidak akan ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang telah renta. Tidak ada sebuah kata bisa tertulis dari pensil yang patah.
Maka, apa yang harus kita asah agar tetap meraih kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah?
Anda memiliki sesosok tubuh yang pasti renta terkikis usia. Juga kecerdasan
yang segera tak banyak berarti tertinggal kemajuan jaman. Serta sekepal hati
nurani yang mudah diburamkan oleh debu-debu dunia.
Maka , tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa. Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan untuk membuka pintu kemakmuran. Serta, tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang memungkinkan kita mendengar nyanyian kebahagiaan hidup ini.
dari milis motivasi
Maka, apa yang harus kita asah agar tetap meraih kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah?
Anda memiliki sesosok tubuh yang pasti renta terkikis usia. Juga kecerdasan
yang segera tak banyak berarti tertinggal kemajuan jaman. Serta sekepal hati
nurani yang mudah diburamkan oleh debu-debu dunia.
Maka , tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa. Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan untuk membuka pintu kemakmuran. Serta, tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang memungkinkan kita mendengar nyanyian kebahagiaan hidup ini.
dari milis motivasi
Friday, November 13, 2009
MENJUAL SISIR
Pada suatu hari, sebuah perusahaan sisir akan mengadakan ekspansi untuk area pemasaran yang baru. Perusahaan sisir tersebut lalu membuka lowongan pekerjaan. Karyawan baru itu akan ditempatkan di Divisi Marketing. Setelah lowongan dibuka, banyak sekali orang yang mendaftarkan diri untuk mengisinya. Lebih dari 100 orang pelamar datang ke perusahaan itu setiap harinya.
Setelah melalui berbagai proses seleksi yang cukup ketat, terpilihlah tiga kandidat utama. Sebut saja A, B, dan C. Perusahaan lalu melakukan seleksi final dengan memberi tugas kepada tiga orang terpilih. Seleksi finalnya ialah A, B, dan C diminta untuk menjual sisir kepada para biksu - yang tinggal pada sebuah komplek wihara - di area pemasaran baru tersebut - dalam jangka waktu 10 hari. Bagi sebagian orang, tugas ini sangat tidak masuk akal, mengingat biksu-biksu itu berkepala gundul dan tidak pernah memerlukan sisir.
Sepuluh hari pun berlalu, akhirnya tiba saat ketiga pelamar tersebut datang kembali pada perusahaan untuk melaporkan hasil penjualannya.
PelamarA :
Saya hanya mampu menjual satu sisir. Saya sudah berusaha menawarkan sisir itu kepada para biksu di sana, tetapi mereka malah marah-marah karena saya dikira melecehkan. Tetapi untung, ketika saya berjalan menuruni tangga, ada seorang biksu muda yang mau membeli satu sisir saya. Sisir itu akan ia gunakan untuk menggaruk kepalanya yang ketombean.
Pelamar B:
Saya berhasil menjual sepuluh buah. Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan - karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya - dan membeli 10 sisir untuk para peziarah - agar mereka menunjukkan rasa hormat pada sang Buddha - saat bersembahyang.
Pelamar C:
Saya berhasil menjual seribu buah. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari di biara itu, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, “Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.” Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir bagus dan murah. Saya lalu meminta pimpinan biksu tersebut untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir - sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir.
Memang, akhirnya perusahaan sisir tersebut menerima ketiga orang tersebut sebagai karyawan-karyawan barunya. Tetapi tentu saja posisi mereka di perusahaan dibedakan. Pelamar C ditempatkan sebagai Marketing Manajer yang baru, pelamar B menjadi asisten manajernya, sedangkan pelamar A hanya menjadi sales marketing biasa.
Cerita tersebut menggambarkan riset yang pernah Universitas Harvard. Riset tersebut menunjukkan bahwa 85% kesukesan adalah karena sikap dan 15% adalah karena kemampuan. Sikap ternyata lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus, dan keberuntungan. Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial, dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap dalam menghadapi masalah.
dari milis motivasi
Setelah melalui berbagai proses seleksi yang cukup ketat, terpilihlah tiga kandidat utama. Sebut saja A, B, dan C. Perusahaan lalu melakukan seleksi final dengan memberi tugas kepada tiga orang terpilih. Seleksi finalnya ialah A, B, dan C diminta untuk menjual sisir kepada para biksu - yang tinggal pada sebuah komplek wihara - di area pemasaran baru tersebut - dalam jangka waktu 10 hari. Bagi sebagian orang, tugas ini sangat tidak masuk akal, mengingat biksu-biksu itu berkepala gundul dan tidak pernah memerlukan sisir.
Sepuluh hari pun berlalu, akhirnya tiba saat ketiga pelamar tersebut datang kembali pada perusahaan untuk melaporkan hasil penjualannya.
PelamarA :
Saya hanya mampu menjual satu sisir. Saya sudah berusaha menawarkan sisir itu kepada para biksu di sana, tetapi mereka malah marah-marah karena saya dikira melecehkan. Tetapi untung, ketika saya berjalan menuruni tangga, ada seorang biksu muda yang mau membeli satu sisir saya. Sisir itu akan ia gunakan untuk menggaruk kepalanya yang ketombean.
Pelamar B:
Saya berhasil menjual sepuluh buah. Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan - karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya - dan membeli 10 sisir untuk para peziarah - agar mereka menunjukkan rasa hormat pada sang Buddha - saat bersembahyang.
Pelamar C:
Saya berhasil menjual seribu buah. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari di biara itu, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, “Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.” Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir bagus dan murah. Saya lalu meminta pimpinan biksu tersebut untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir - sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir.
Memang, akhirnya perusahaan sisir tersebut menerima ketiga orang tersebut sebagai karyawan-karyawan barunya. Tetapi tentu saja posisi mereka di perusahaan dibedakan. Pelamar C ditempatkan sebagai Marketing Manajer yang baru, pelamar B menjadi asisten manajernya, sedangkan pelamar A hanya menjadi sales marketing biasa.
Cerita tersebut menggambarkan riset yang pernah Universitas Harvard. Riset tersebut menunjukkan bahwa 85% kesukesan adalah karena sikap dan 15% adalah karena kemampuan. Sikap ternyata lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus, dan keberuntungan. Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial, dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap dalam menghadapi masalah.
dari milis motivasi
PUZZLE STORY
Beberapa tahun lalu, saya pernah mendapat hadiah unik berupa lima ratus keping puzzle. Supaya bisa membentuk gambar yang indah, saya harus menyusun lima ratus keping itu di tempat yang tepat. Menyusunnya tidaklah mudah dan memakan waktu lama, sebab setiap keping itu tampak serupa walau sesungguhnya masing-masing unik. Baru setelah tersusun rapi, saya puas melihat gambar indah yang terbentuk.
Saat penyusunan puzzle, saya jadi ingat akan kehidupan di sekitarku.. setiap kita ini bagaikan sekeping puzzle. Tanpa orang lain, setiap kelebihan dan kekurangan yang kita miliki menjadi sia-sia. kelebihan dan kekurangan itu baru berfungsi ketika tiap-tiap orang mau hidup saling berbagi, saling mengisi, dan saling melayani.
‘Klik’ dalam setiap puzzle itu seakan melambangkan kelebihan hanya akan berguna saat kita bertemu orang lain, dan kekurangan akan terkikis saat kita dirangkul orang lain… Pada saat itulah, seperti puzzle - kehidupan manusia akan disusun dengan rapi oleh ALAM.. menjadi sebuah gambar kehidupan yang indah dan harmony..
Kita tak dapat memaksa ALAM untuk memberi kelebihan atau kekurangan tertentu. Dia akan memberikannya “seperti yang dikehendaki-Nya”. Lebih penting lagi, jika mau merelakan diri untuk dibentuk dan ditempatkan ALAM pada posisi yang tepat dalam kehidupan. Izinkan Tuhan menguasai hidup kita-dan hal biasa pun dapat berubah menjadi hal yang luar biasa..
dari milis motivasi
Saat penyusunan puzzle, saya jadi ingat akan kehidupan di sekitarku.. setiap kita ini bagaikan sekeping puzzle. Tanpa orang lain, setiap kelebihan dan kekurangan yang kita miliki menjadi sia-sia. kelebihan dan kekurangan itu baru berfungsi ketika tiap-tiap orang mau hidup saling berbagi, saling mengisi, dan saling melayani.
‘Klik’ dalam setiap puzzle itu seakan melambangkan kelebihan hanya akan berguna saat kita bertemu orang lain, dan kekurangan akan terkikis saat kita dirangkul orang lain… Pada saat itulah, seperti puzzle - kehidupan manusia akan disusun dengan rapi oleh ALAM.. menjadi sebuah gambar kehidupan yang indah dan harmony..
Kita tak dapat memaksa ALAM untuk memberi kelebihan atau kekurangan tertentu. Dia akan memberikannya “seperti yang dikehendaki-Nya”. Lebih penting lagi, jika mau merelakan diri untuk dibentuk dan ditempatkan ALAM pada posisi yang tepat dalam kehidupan. Izinkan Tuhan menguasai hidup kita-dan hal biasa pun dapat berubah menjadi hal yang luar biasa..
dari milis motivasi
JANGAN PERNAH MENYERAH
Aku adalah seorang perawat yang khusus merawat penderita stroke. Ada dua karakter khas yang aku temui dari penderita stroke, mereka sangat ingin hidup - atau justru ingin segera mati. Salah satu pasien yang cukup berarti bagiku ialah Albert.
Saat berkeliling melakukan pemeriksaan di rumah sakit, aku melihat Albert, dalam posisi meringkuk dalam posisi seperti janin dalam kandungan. Ia seorang pria setengah baya. Tubuhnya ditutupi selimut - dan kepalanya hampir tidak kelihatan di balik selimutnya. Ia tidak bereaksi saat aku memperkenalkan diri.
Di ruang jaga perawat aku mendapatkan informasi bahwa umur Albert tidak panjang lagi. Ia hidup sendirian, istrinya telah meninggal, dan anak-anaknya entah berada dimana. Mungkin aku dapat menolongnya. Meskipun aku seorang janda, tubuhku bagus dan wajahku masih cantik. Aku jarang bergaul dengan pria di luar rumah sakit. Anggap saja terapi ini adalah sebuah petualangan bagiku.
Keesokan harinya, aku mengenakan pakaian putih - tetapi bukan seragam perawat seperti biasanya. Aku masuk ke kamar Albert. Albert langsung membentak, menyuruhku keluar. Tetapi aku justru duduk di kursi di dekat tempat tidurnya. Aku berusaha memberinya senyuman sesempurna mungkin.
“Tinggalkan aku ! Aku ingin mati !” seru Albert.
“Apa tidak salah ? di luar banyak wanita cantik menunggumu.” sahutku.
Ia tampak tersinggung. Tetapi aku terus berbicara panjang lebar tentang betapa senangnya aku bekerja di rumah sakit khusus rehabilitasi stroke ini. Aku menceritakan betapa bangganya aku saat dapat mendorong seseorang untuk mencapai potensi maksimum mereka. Aku juga mengatakan, bahwa ini adalah tempat yang penuh kemungkinan. Ia tidak menyahut sepatah kata pun.
Dua hari kemudian aku mendapatkan kabar dari teman perawat bahwa Albert menanyakan kapan aku bertugas di kamarnya lagi. Kawan-kawan mulai mengedarkan gosip bahwa ia adalah ‘pacar’-ku. Aku tidak membantah gosip itu, bahkan aku selalu berseru kepada orang lain untuk jangan mengganggu ‘Albert’-ku saat keluar dari kamar Albert. Hal ini memang sengaja kulakukan agar Albert mendengarnya.
Satu minggu kemudian Albert mau belajar duduk dan melatih keseimbangan. Ia juga bersedia mengikuti latihan fisioterapi asalkan aku mau datang lagi untuk mengobrol. Dua bulan kemudian, Albert sudah mampu menggunakan sepasang alat bantu berjalan. Dan pada bulan ke-3, ia sudah meningkat ke penggunaan sebatang tongkat penyangga.
Pada hari ketika Albert diijinkan pulang, kami merayakannya dengan sebuah pesta. Aku mengajaknya berdansa. Ia memang bukan pria yang romantis, tapi ia mampu untuk berdansa dengan baik. Aku tak dapat menahan air mataku saat berpisah dengannya.
Beberapa waktu setelah perpisahan itu, secara berkala aku selalu mendapatkan kiriman bunga dari Albert. Dan kadangkala disertai dengan sekantung kacang. Ia mulai berkebun lagi seperti dulu.
Beberapa tahun kemudian, pada suatu siang, seorang wanita cantik datang ke rumah sakit. Ia meminta untuk bertemu dengan “si penggoda”. Waktu itu aku sedang memandikan seorang pasien.
“Oh, jadi itu Anda ?” Wanita itu bertanya. Ia mengatakan bahwa Albert adalah seorang pria sejati. Ia juga menceritakan bagaimana Albert telah menjadi seorang motivator yang sangat terkenal di kota tempat tinggalnya. Senyum wanita itu mengembang ketika ia memberiku sebuah undangan untuk datang ke pesta pernikahan mereka.
dari milis motivasi
Saat berkeliling melakukan pemeriksaan di rumah sakit, aku melihat Albert, dalam posisi meringkuk dalam posisi seperti janin dalam kandungan. Ia seorang pria setengah baya. Tubuhnya ditutupi selimut - dan kepalanya hampir tidak kelihatan di balik selimutnya. Ia tidak bereaksi saat aku memperkenalkan diri.
Di ruang jaga perawat aku mendapatkan informasi bahwa umur Albert tidak panjang lagi. Ia hidup sendirian, istrinya telah meninggal, dan anak-anaknya entah berada dimana. Mungkin aku dapat menolongnya. Meskipun aku seorang janda, tubuhku bagus dan wajahku masih cantik. Aku jarang bergaul dengan pria di luar rumah sakit. Anggap saja terapi ini adalah sebuah petualangan bagiku.
Keesokan harinya, aku mengenakan pakaian putih - tetapi bukan seragam perawat seperti biasanya. Aku masuk ke kamar Albert. Albert langsung membentak, menyuruhku keluar. Tetapi aku justru duduk di kursi di dekat tempat tidurnya. Aku berusaha memberinya senyuman sesempurna mungkin.
“Tinggalkan aku ! Aku ingin mati !” seru Albert.
“Apa tidak salah ? di luar banyak wanita cantik menunggumu.” sahutku.
Ia tampak tersinggung. Tetapi aku terus berbicara panjang lebar tentang betapa senangnya aku bekerja di rumah sakit khusus rehabilitasi stroke ini. Aku menceritakan betapa bangganya aku saat dapat mendorong seseorang untuk mencapai potensi maksimum mereka. Aku juga mengatakan, bahwa ini adalah tempat yang penuh kemungkinan. Ia tidak menyahut sepatah kata pun.
Dua hari kemudian aku mendapatkan kabar dari teman perawat bahwa Albert menanyakan kapan aku bertugas di kamarnya lagi. Kawan-kawan mulai mengedarkan gosip bahwa ia adalah ‘pacar’-ku. Aku tidak membantah gosip itu, bahkan aku selalu berseru kepada orang lain untuk jangan mengganggu ‘Albert’-ku saat keluar dari kamar Albert. Hal ini memang sengaja kulakukan agar Albert mendengarnya.
Satu minggu kemudian Albert mau belajar duduk dan melatih keseimbangan. Ia juga bersedia mengikuti latihan fisioterapi asalkan aku mau datang lagi untuk mengobrol. Dua bulan kemudian, Albert sudah mampu menggunakan sepasang alat bantu berjalan. Dan pada bulan ke-3, ia sudah meningkat ke penggunaan sebatang tongkat penyangga.
Pada hari ketika Albert diijinkan pulang, kami merayakannya dengan sebuah pesta. Aku mengajaknya berdansa. Ia memang bukan pria yang romantis, tapi ia mampu untuk berdansa dengan baik. Aku tak dapat menahan air mataku saat berpisah dengannya.
Beberapa waktu setelah perpisahan itu, secara berkala aku selalu mendapatkan kiriman bunga dari Albert. Dan kadangkala disertai dengan sekantung kacang. Ia mulai berkebun lagi seperti dulu.
Beberapa tahun kemudian, pada suatu siang, seorang wanita cantik datang ke rumah sakit. Ia meminta untuk bertemu dengan “si penggoda”. Waktu itu aku sedang memandikan seorang pasien.
“Oh, jadi itu Anda ?” Wanita itu bertanya. Ia mengatakan bahwa Albert adalah seorang pria sejati. Ia juga menceritakan bagaimana Albert telah menjadi seorang motivator yang sangat terkenal di kota tempat tinggalnya. Senyum wanita itu mengembang ketika ia memberiku sebuah undangan untuk datang ke pesta pernikahan mereka.
dari milis motivasi
PERTANYAAN PENTING
Namaku Riri, aku saat ini sedang kuliah semester akhir di sebuah universitas negeri. Aku kuliah disebuah jurusan yang cukup favorit, yaitu jurusan Kedokteran. Sebuah jurusan - yang aku yakini - dapat membuat hidupku lebih baik di masa mendatang.
Bukan kehidupan yang hanya untukku, tetapi juga buat keluargaku yang telah susah payah mengumpulkan uang - agar aku dapat meneruskan dan meluluskan kuliahku. Kakakku juga rela untuk tidak menikah tahun ini, karena ia harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratoriumku yang cukup tinggi.
Hari ini adalah hari ujian semesteranku. Mata kuliah ini diampu oleh dosen yang cukup unik, dia ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan. “Agar aku bisa dekat dengan mahasiswa.” katanya beberapa waktu lalu.
Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, kami para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian kami. Ketakutanku terjawab hari ini, 9 pertanyaan yang dilontarkannya lumayan mudah untuk dijawab. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar aku tulis di lembar jawabku.
Tinggal pertanyaan ke-10.
“Ini pertanyaan terakhir.” kata dosen itu.
“Coba tuliskan nama ibu tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !” katanya.
Seluruh ruangan pun tersenyum. Mungkin mereka menyangka ini hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang sedang diujikan kali ini.
“Ini serius !” lanjut Pak Dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas. “Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama orang !”
Aku tahu ibu tua itu, dia mungkin juga satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran ini. Aku tahu dia, orangnya agak pendek, rambut putih yang selalu digelung, dan ia selalu ramah serta amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswa di sini. Ia selalu menundukkan kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong.
Tapi satu hal yang membuatku konyol.. aku tidak tahu namanya ! dan dengan terpaksa aku memberi jawaban ‘kosong’ pada pertanyaan ke-10 ini.
—
Ujian pun berakhir, satu per satu lembar jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen itu. Sambil menyodorkan kertas jawaban, aku memberanikan bertanya kepadanya kenapa ia memberi ‘pertanyaan aneh’ itu, serta seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini.
“Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini” katanya. Beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan ketika dosen itu berbicara.
“Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika anda tidak mampu menjawabnya, sudah pasti nilai anda hanya C atau D !”
Semua berdecak, aku bertanya kepadanya lagi, “Kenapa Pak ?”
Kata dosen itu sambil tersenyum, “Hanya yang peduli pada orang-orang sekitarnya saja yang pantas jadi dokter.” Ia lalu pergi membawa tumpukan kertas-kertas jawaban ujian itu.
dari milis motivasi
Bukan kehidupan yang hanya untukku, tetapi juga buat keluargaku yang telah susah payah mengumpulkan uang - agar aku dapat meneruskan dan meluluskan kuliahku. Kakakku juga rela untuk tidak menikah tahun ini, karena ia harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratoriumku yang cukup tinggi.
Hari ini adalah hari ujian semesteranku. Mata kuliah ini diampu oleh dosen yang cukup unik, dia ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan. “Agar aku bisa dekat dengan mahasiswa.” katanya beberapa waktu lalu.
Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, kami para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian kami. Ketakutanku terjawab hari ini, 9 pertanyaan yang dilontarkannya lumayan mudah untuk dijawab. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar aku tulis di lembar jawabku.
Tinggal pertanyaan ke-10.
“Ini pertanyaan terakhir.” kata dosen itu.
“Coba tuliskan nama ibu tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !” katanya.
Seluruh ruangan pun tersenyum. Mungkin mereka menyangka ini hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang sedang diujikan kali ini.
“Ini serius !” lanjut Pak Dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas. “Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama orang !”
Aku tahu ibu tua itu, dia mungkin juga satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran ini. Aku tahu dia, orangnya agak pendek, rambut putih yang selalu digelung, dan ia selalu ramah serta amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswa di sini. Ia selalu menundukkan kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong.
Tapi satu hal yang membuatku konyol.. aku tidak tahu namanya ! dan dengan terpaksa aku memberi jawaban ‘kosong’ pada pertanyaan ke-10 ini.
—
Ujian pun berakhir, satu per satu lembar jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen itu. Sambil menyodorkan kertas jawaban, aku memberanikan bertanya kepadanya kenapa ia memberi ‘pertanyaan aneh’ itu, serta seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini.
“Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini” katanya. Beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan ketika dosen itu berbicara.
“Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika anda tidak mampu menjawabnya, sudah pasti nilai anda hanya C atau D !”
Semua berdecak, aku bertanya kepadanya lagi, “Kenapa Pak ?”
Kata dosen itu sambil tersenyum, “Hanya yang peduli pada orang-orang sekitarnya saja yang pantas jadi dokter.” Ia lalu pergi membawa tumpukan kertas-kertas jawaban ujian itu.
dari milis motivasi
Tuesday, November 03, 2009
Apakah anda berani?
Seorang yang berani, bersedia melakukan sesuatu yang penting bagi kecemerlangan hidupnya, ...
meskipun dia belum berpengalaman
meskipun dia tidak memiliki uang untuk itu
meskipun banyak orang meragukan kesempatan keberhasilannya
meskipun telah banyak orang gagal dalam upaya yang sama
meskipun sama sekali tidak ada jaminan
meskipun sebetulnya dia sangat ketakutan
dan meskipun lebih mungkin baginya untuk gagal.
Anda tidak bisa membangun kehidupan yang luar biasa dengan keberanian yang biasa.
Keberanian adalah sebuah kualitas yang memaksimalkan.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan kebesaran dan ketinggian dari yang ingin
Anda capai. Yang selain itu, adalah pembatasan kebebasan hati.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan upaya Anda untuk mencapai yang Anda
inginkan. Yang selain itu, adalah pembatasan kesediaan bekerja.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan tanggung-jawab yang Anda pikul. Yang
selain itu, adalah pembatasan potensi.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan ukuran dan nilai dari kontribusi Anda.
Yang selain itu, adalah pengkerdilan hak untuk menerima.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan peran yang Anda minta dari Tuhan. Yang selain itu, adalah pengecewaan tujuan hidup Anda.
oleh mario teguh
dari milis motivasi
meskipun dia belum berpengalaman
meskipun dia tidak memiliki uang untuk itu
meskipun banyak orang meragukan kesempatan keberhasilannya
meskipun telah banyak orang gagal dalam upaya yang sama
meskipun sama sekali tidak ada jaminan
meskipun sebetulnya dia sangat ketakutan
dan meskipun lebih mungkin baginya untuk gagal.
Anda tidak bisa membangun kehidupan yang luar biasa dengan keberanian yang biasa.
Keberanian adalah sebuah kualitas yang memaksimalkan.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan kebesaran dan ketinggian dari yang ingin
Anda capai. Yang selain itu, adalah pembatasan kebebasan hati.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan upaya Anda untuk mencapai yang Anda
inginkan. Yang selain itu, adalah pembatasan kesediaan bekerja.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan tanggung-jawab yang Anda pikul. Yang
selain itu, adalah pembatasan potensi.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan ukuran dan nilai dari kontribusi Anda.
Yang selain itu, adalah pengkerdilan hak untuk menerima.
Jika Anda berani, Anda akan memaksimalkan peran yang Anda minta dari Tuhan. Yang selain itu, adalah pengecewaan tujuan hidup Anda.
oleh mario teguh
dari milis motivasi
Wednesday, October 14, 2009
Pemisah Antara Hidup dan Mati
Konon, ada seorang bijak yang berangkat mengadakan
perjalanan melalui laut. Ketika penumpang-penumpang lain
memasuki perahu satu demi satu, mereka melihatnya dan
sebagai lazimnya --merekapun meminta nasehat kepadanya.
Ada satu nasehat yang diberikannya pada mereka....
"Cobalah menyadari maut, sampai kau tahu
maut itu apa." Hanya beberapa penumpang saja yang secara
khusus tertarik akan peringatan itu.
Mendadak ada angin topan menderu. Anak kapal maupun
penumpang semuanya berlutut, memohon agar Tuhan
menyelamatkan perahunya. Mereka terdengar berteriak-teriak
ketakutan, menyerah kepada nasib, meratap mengharapkan
keselamatan. Selama itu sang bijak duduk tenang, merenung,
sama sekali tidak memberikan reaksi terhadap gerak-gerik dan
adegan yang ada disekelilingnya.
Akhirnya suasana kacau itu pun berhenti, laut dan langit
tenang
Salah seorang bertanya kepadanya, "Apakah Tuan tidak
menyadari bahwa pada waktu angin topan itu tak ada yang
lebih kokoh daripada selembar papan, yang bisa memisahkan
kita dari maut?"
"Oh, tentu," jawab sang bijak itu. "Saya tahu, di laut selamanya
begitu. Tetapi saya juga menyadari bahwa, kalau saya berada
di darat dan merenungkannya, dalam peristiwa sehari-hari
biasa, pemisah antara kita dan maut itu lebih rapuh dan lebih tipis lagi...."
dari milis motivasi
perjalanan melalui laut. Ketika penumpang-penumpang lain
memasuki perahu satu demi satu, mereka melihatnya dan
sebagai lazimnya --merekapun meminta nasehat kepadanya.
Ada satu nasehat yang diberikannya pada mereka....
"Cobalah menyadari maut, sampai kau tahu
maut itu apa." Hanya beberapa penumpang saja yang secara
khusus tertarik akan peringatan itu.
Mendadak ada angin topan menderu. Anak kapal maupun
penumpang semuanya berlutut, memohon agar Tuhan
menyelamatkan perahunya. Mereka terdengar berteriak-teriak
ketakutan, menyerah kepada nasib, meratap mengharapkan
keselamatan. Selama itu sang bijak duduk tenang, merenung,
sama sekali tidak memberikan reaksi terhadap gerak-gerik dan
adegan yang ada disekelilingnya.
Akhirnya suasana kacau itu pun berhenti, laut dan langit
tenang
Salah seorang bertanya kepadanya, "Apakah Tuan tidak
menyadari bahwa pada waktu angin topan itu tak ada yang
lebih kokoh daripada selembar papan, yang bisa memisahkan
kita dari maut?"
"Oh, tentu," jawab sang bijak itu. "Saya tahu, di laut selamanya
begitu. Tetapi saya juga menyadari bahwa, kalau saya berada
di darat dan merenungkannya, dalam peristiwa sehari-hari
biasa, pemisah antara kita dan maut itu lebih rapuh dan lebih tipis lagi...."
dari milis motivasi
Letak Kecantikan Wanita
Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah dengan kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan setiap orang yang anda jumpai. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian.
Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni. Jadi jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.
Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, dan cara dia memandang dunia. Karena dimatanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, dimana cinta dapat berkembang.
Kecantikan wanita bukan terletak pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan. Dan kecantikan itu akan tetap tumbuh sepanjang waktu.
dari milis motivasi untuk inspirasi pagi
Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni. Jadi jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.
Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, dan cara dia memandang dunia. Karena dimatanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, dimana cinta dapat berkembang.
Kecantikan wanita bukan terletak pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan. Dan kecantikan itu akan tetap tumbuh sepanjang waktu.
dari milis motivasi untuk inspirasi pagi
Berkacalah Pada Diri Sendiri
Ketika dua cermin yang saling berhadapan, muncul pantulan yang tak terhingga. Begitulah bila anda mau bercermin pada diri sendiri. Akan anda temukan bayangan yang tak terhingga. Bayangan itu adalah kemampuan yang luar biasa; ketakterbatasan yang memberi kekuatan untuk menembus batas rintangan diri. Berkacalah pada diri sendiri, dan temukan kekuatan itu.
Singkirkan cermin diri orang lain. Di sana hanya terlihat kekurangan dan kelemahan anda yang akan memupuk ketidakpuasan saja. Dan ini akan menjerumuskan anda ke dalam jurang kekecewaan.
Anda bukan orang lain. Andalah yang memiliki jalan keberhasilan sendiri. Mulailah hari ini degan menatap wajah anda. Carilah bayangan yang tak terhingga itu. Di sana ada kekuatan yang akan membawa anda ke puncak keberhasilan.
dari milis motivasi
Singkirkan cermin diri orang lain. Di sana hanya terlihat kekurangan dan kelemahan anda yang akan memupuk ketidakpuasan saja. Dan ini akan menjerumuskan anda ke dalam jurang kekecewaan.
Anda bukan orang lain. Andalah yang memiliki jalan keberhasilan sendiri. Mulailah hari ini degan menatap wajah anda. Carilah bayangan yang tak terhingga itu. Di sana ada kekuatan yang akan membawa anda ke puncak keberhasilan.
dari milis motivasi
Cara Alam Menghibur Kita
Pernahkah kita mengalami ketika hujan deras mengguyur, kita lupa membawa payung. Lalu kita pun berbasah kuyup kedinginan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas dan terik datang membakar hari. Sebalkah anda?
Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. Sebalkah anda?
Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut dengan “ketidakmujuran”?
Sadari saja, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri kita sendiri, dan bergurau secara nyata. Kejengkelan itu muncul dari karena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski secara kecut…
dari milis motivasi
Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. Sebalkah anda?
Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut dengan “ketidakmujuran”?
Sadari saja, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri kita sendiri, dan bergurau secara nyata. Kejengkelan itu muncul dari karena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski secara kecut…
dari milis motivasi
Arti Sebuah Kepemimpinan
Alexander The Great, atau yang lebih dikenal juga dengan nama Iskandar Zulkarnain, adalah raja Romawi yang sangat terkenal dengan kepemimpinannya.
Suatu waktu Alexander The Great, memimpin pasukannya melintasi gurun pasir yang panas dan kering. Setelah hampir dua minggu berjalan, ia dan pasukannya kelelahan dan hampir mati karena kehausan. Tetapi Alexander tetap memimpin pasukannya untuk terus berjalan penuh semangat.
Pada siang yang terik, dua orang pasukannya datang menemui Alexander dengan membawa semangkuk air yang mereka ambil dari sebuah kolam air yang telah kerontang. Kolam air itu kering dan hanya ada sedikit air yang tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh pasukan. Melihat hal ini, Alexander membuang air itu ke gurun pasir.
Sang Raja berkata, “ Tidak ada gunanya bagi seseorang untuk minum di saat banyak orang sedang kehausan!”
Demikianlah kepemimpinan itu anda tidak bisa memperlakukan orang-orang anda hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan anda. Anda harus menunjukkan ketulusan dan keteguhan diri anda dengan sama-sama merasakan apa yang orang-orang anda rasakan.
dari milis motivasi
Suatu waktu Alexander The Great, memimpin pasukannya melintasi gurun pasir yang panas dan kering. Setelah hampir dua minggu berjalan, ia dan pasukannya kelelahan dan hampir mati karena kehausan. Tetapi Alexander tetap memimpin pasukannya untuk terus berjalan penuh semangat.
Pada siang yang terik, dua orang pasukannya datang menemui Alexander dengan membawa semangkuk air yang mereka ambil dari sebuah kolam air yang telah kerontang. Kolam air itu kering dan hanya ada sedikit air yang tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh pasukan. Melihat hal ini, Alexander membuang air itu ke gurun pasir.
Sang Raja berkata, “ Tidak ada gunanya bagi seseorang untuk minum di saat banyak orang sedang kehausan!”
Demikianlah kepemimpinan itu anda tidak bisa memperlakukan orang-orang anda hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan anda. Anda harus menunjukkan ketulusan dan keteguhan diri anda dengan sama-sama merasakan apa yang orang-orang anda rasakan.
dari milis motivasi
Roda Kehidupan
Suatu hari seorang Murid bertanya kepada Gurunya, “Guru, saya pernah mendengar kisah seorang arif yang pergi jauh dengan berjalan kaki. Cuma yang aneh, setiap ada jalan yang menurun, sang arif konon agak murung. Tetapi kalau jalan sedang mendaki ia tersenyum. Hikmah apakah yang bisa saya petik dari kisah ini?”
“Itu perlambang manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan”, jelas sang Guru. “Itu perlu kita jadikan cermin. Ketika bernasib baik, sesekali perlu kita sadari bahwa suatu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada Sang Maha Pencipta. Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis. Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras.”
“Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar nasib saya sedang jatuh dan berada di bawah,” sang Murid kembali bertanya.
“Alasannya adalah iman, karena kita yakin akan pertolongan Sang Maha Pencipta”, terang sang Guru.
“Hikmah selanjutnya?”, meneruskan tanyanya.
“Orang yang terkenal satu ketika harus siap untuk dilupakan, orang yang di atas harus siap mental untuk turun ke bawah. Orang kaya satu ketika harus siap untuk miskin,” sang Guru mengakhiri jawabannya.
dari milis motivasi
“Itu perlambang manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan”, jelas sang Guru. “Itu perlu kita jadikan cermin. Ketika bernasib baik, sesekali perlu kita sadari bahwa suatu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada Sang Maha Pencipta. Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis. Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras.”
“Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar nasib saya sedang jatuh dan berada di bawah,” sang Murid kembali bertanya.
“Alasannya adalah iman, karena kita yakin akan pertolongan Sang Maha Pencipta”, terang sang Guru.
“Hikmah selanjutnya?”, meneruskan tanyanya.
“Orang yang terkenal satu ketika harus siap untuk dilupakan, orang yang di atas harus siap mental untuk turun ke bawah. Orang kaya satu ketika harus siap untuk miskin,” sang Guru mengakhiri jawabannya.
dari milis motivasi
Kekurangan Diri
Kita semua mengetahui bahwa sesungguhnya manusia itu tidak sempurna, segalanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka, sebaiknya perbedaan yang ada janganlah jadi pertentangan diantara kita, bahkan justru sebaliknya, perbedaan itu diciptakan untuk saling melengkapi.
Dan janganlah kita terlalu mengasihani diri sendiri, jika kita memiliki suatu kekurangan, maka janganlah kita menganggap dri kita ini lemah, anggaplah kita ini hanya sedikit berbeda dari yang lainnya. Karena setiap orang juga pada dasarnya berbeda dan memiliki kelemahan atau kekurangan.
Fokuskanlah diri pada hal-hal yang mampu kita lakukan, bukan pada kekurangan kita. Fokuskan pada kelebihan kita dan bangunlah kekuatan untuk meraih kesuksesan. Janganlah terlalu merenungi diri, mengasihani, atau bahkan mengurung diri dari kenyataan hidup, karena hal itu tidak akan membantu sama sekali.
Bertindaklah dan jangan takut berbuat kesalahan, karena dengan bertindak berarti kita sudah mengatasi kelemahan diri kita dan membangkitkan potensi terbaik diri kita. Hal tersebut sangat berguna bagi kita untuk meraih hal-hal terbaik dalam hidup ini.
Bersyukurlah atas keadaan kita. Tuhan Maha Tahu atas diri kita, dan kita sebaliknya tidak dapat mengetahui apa yang direncanakan-Nya.
dari milis motivasi
Dan janganlah kita terlalu mengasihani diri sendiri, jika kita memiliki suatu kekurangan, maka janganlah kita menganggap dri kita ini lemah, anggaplah kita ini hanya sedikit berbeda dari yang lainnya. Karena setiap orang juga pada dasarnya berbeda dan memiliki kelemahan atau kekurangan.
Fokuskanlah diri pada hal-hal yang mampu kita lakukan, bukan pada kekurangan kita. Fokuskan pada kelebihan kita dan bangunlah kekuatan untuk meraih kesuksesan. Janganlah terlalu merenungi diri, mengasihani, atau bahkan mengurung diri dari kenyataan hidup, karena hal itu tidak akan membantu sama sekali.
Bertindaklah dan jangan takut berbuat kesalahan, karena dengan bertindak berarti kita sudah mengatasi kelemahan diri kita dan membangkitkan potensi terbaik diri kita. Hal tersebut sangat berguna bagi kita untuk meraih hal-hal terbaik dalam hidup ini.
Bersyukurlah atas keadaan kita. Tuhan Maha Tahu atas diri kita, dan kita sebaliknya tidak dapat mengetahui apa yang direncanakan-Nya.
dari milis motivasi
Guru Yang Terbaik
Apakah anda ingat akan guru terbaik anda pada masa sekolah, guru yang memberi inspirasi bagi anda untuk belajar dan mengerjakan yang terbaik?
Guru tersebut memberi tantangan bagi anda untuk maju, lebih dari guru-guru lain. Awalnya, mungkin tantangan ekstra itu terasa tidak adil, atau malah kejam. Tetapi sekarang anda seakan memandang berbeda. Anda memandangnya dengan rasa hormat dan percaya, bahwa karena tantangan itulah anda bisa maju.
Saat ini ada guru hebat yang masih mengajar anda. Ia adalah “kehidupan”.
Kehidupan adalah guru yang terbaik. Tapi pelajarannya sering terasa keras, tajam, dan kadang kejam. Di sana ada kekecewaan, kesedihan, kebingungan, kesendirian, dan frustasi dalam setiap pengajarannya.
Pelajaran dari kehidupan adalah keras, tetapi karenanya kita memperoleh pelajaran dan pertumbuhan terbesar. Kehidupan menantang kita dan mendorong kita lebih tinggi. Ia membantu menyingkapkan karakter sejati kita, dan dengan cara itu mendorong kita membangun karakter yang lebih kuat.
Di luar segala pelajaran itu, renungkanlah. Guru yang paling mencintai dan memelihara kita itu telah membangun yang terbaik dari diri kita. Mungkin kita sekarang tidak menghargainya, tetapi akan tiba harinya anda akan bersyukur. Sama seperti kita bersyukur atas guru sekolah kita terdahulu.
DARI MILIS MOTIVASI
Guru tersebut memberi tantangan bagi anda untuk maju, lebih dari guru-guru lain. Awalnya, mungkin tantangan ekstra itu terasa tidak adil, atau malah kejam. Tetapi sekarang anda seakan memandang berbeda. Anda memandangnya dengan rasa hormat dan percaya, bahwa karena tantangan itulah anda bisa maju.
Saat ini ada guru hebat yang masih mengajar anda. Ia adalah “kehidupan”.
Kehidupan adalah guru yang terbaik. Tapi pelajarannya sering terasa keras, tajam, dan kadang kejam. Di sana ada kekecewaan, kesedihan, kebingungan, kesendirian, dan frustasi dalam setiap pengajarannya.
Pelajaran dari kehidupan adalah keras, tetapi karenanya kita memperoleh pelajaran dan pertumbuhan terbesar. Kehidupan menantang kita dan mendorong kita lebih tinggi. Ia membantu menyingkapkan karakter sejati kita, dan dengan cara itu mendorong kita membangun karakter yang lebih kuat.
Di luar segala pelajaran itu, renungkanlah. Guru yang paling mencintai dan memelihara kita itu telah membangun yang terbaik dari diri kita. Mungkin kita sekarang tidak menghargainya, tetapi akan tiba harinya anda akan bersyukur. Sama seperti kita bersyukur atas guru sekolah kita terdahulu.
DARI MILIS MOTIVASI
Saturday, August 29, 2009
Meraih Kemenangan
Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Kemudian petani itu berpikir bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena dianggapnya berbahaya, jadi tidak berguna untuk menolong keledai. Petani itu mengajak tetangga-tetanggany a untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Ketika keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan keluar dari sumur.
Begitulah kehidupan senantiasa menuangkan masalah, problem, dan kesedihan agar kita mampu menjadi kuat dan dewasa. Mengguncangkan segala macam problem, masalah, kesedihan dari pikiran kita agar tetap jernih dengan menggunakannya sebagai pijakan melangkah naik keluar dari sumur ‘penderitaan’ dan melahirkan sikap kearifan dalam hidup kita.
Dari milis motivasi
Ketika keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan keluar dari sumur.
Begitulah kehidupan senantiasa menuangkan masalah, problem, dan kesedihan agar kita mampu menjadi kuat dan dewasa. Mengguncangkan segala macam problem, masalah, kesedihan dari pikiran kita agar tetap jernih dengan menggunakannya sebagai pijakan melangkah naik keluar dari sumur ‘penderitaan’ dan melahirkan sikap kearifan dalam hidup kita.
Dari milis motivasi
Hidup Itu Di Hati
Hidup Itu Di Hati
Manusia hidup dari hatinya. Manusia bertempat tinggal dihatinya. Hati adalah
sebuah perjalanan panjang. Manusia menyusurinya, menuju kepuasannya,
kesejahteraannya, kebahagiannya, & Tuhannya. Berbagai
makhluk menghalanginya, terkadang, atau sering kali, dirinya sendirilah yang
merintanginya.
Hati adalah pusat kehendak yang membuat manusia tertawa dan menangis, sedih
dan gembira, suka ria atau berputus asa. Manusia mengembara dihatinya:
pikiran membantunya, maka pikiran harus bekerja sekeras-kerasnya, pikiran
bisa perlu ber-revolusi, pikiran tak boleh tidur, pikiran harus dipacu lebih
cepat dari waktu cahaya.
Hati tidak selalu mengerti persis apa yang dikehendakinya. Ia hanya bisa
berkiblat ke Tuhannya untuk memperoleh kejernihan dan ketepatan kemauannya.
Pikiran ikut menolongnya mendapatkan kejernihan dan ketetapan itu, tapi
pikiran tidak bisa menerangkan apa-apa tentang Tuhannya. Pikiran mengabdi
kepada hatinya, hati selalu bertanya kepada Tuhannya. Di
hadapan Tuhan, pikiran adalah kegelapan dan kebodohan. Jika pikiran ingin
mencapai Tuhannya, ia menyesuaikan diri dengan hukum dimensi hatinya. Jika
tidak, pikiran akan menawarkan kerusakan, keterjebakan dan bumerang.
Jika pikiran hanya mampu mempersembahkan benda-benda kepada hatinya, maka
hati akan tercampak ke ruang hampa, dan pikiran sendiri memperlebar jarak
dari Tuhannya.
Badan akan lebur ke tanah. Pikiran akan lebur diruang dan waktu. Hati akan
lebur di Tuhan. Jika derajat hati diturunkan ke tanah, jika tingkat pikiran
bersibuk dengan bongkahan logam, maka dalam keniscayaan lebur ke Tuhan,
mereka akan hanya siap menjadi onggokan kayu, yang terbakar tidak oleh cinta
kasih Tuhan, melainkan oleh api.
Jika hati hanya berpedoman kepada badan, maka ia hanya akan ketakutan oleh
batas usia, oleh mati, oleh kemelaratan, oleh ketidakpunyaan. Jika pikiran
hanya mengurusi badan, jika pikiran tak kenal ujung maka ia akan rakus
kepada alam, akan membusung dengan keangkuhan, kemudian kaget dan kecewa
oleh segala yang dihasilkan.
Ditulis Oleh: Emha Ainun Nadjib diambil dari buku "Dari Pojok Sejarah" penerbit Mizan
dari milis motivasi
Manusia hidup dari hatinya. Manusia bertempat tinggal dihatinya. Hati adalah
sebuah perjalanan panjang. Manusia menyusurinya, menuju kepuasannya,
kesejahteraannya, kebahagiannya, & Tuhannya. Berbagai
makhluk menghalanginya, terkadang, atau sering kali, dirinya sendirilah yang
merintanginya.
Hati adalah pusat kehendak yang membuat manusia tertawa dan menangis, sedih
dan gembira, suka ria atau berputus asa. Manusia mengembara dihatinya:
pikiran membantunya, maka pikiran harus bekerja sekeras-kerasnya, pikiran
bisa perlu ber-revolusi, pikiran tak boleh tidur, pikiran harus dipacu lebih
cepat dari waktu cahaya.
Hati tidak selalu mengerti persis apa yang dikehendakinya. Ia hanya bisa
berkiblat ke Tuhannya untuk memperoleh kejernihan dan ketepatan kemauannya.
Pikiran ikut menolongnya mendapatkan kejernihan dan ketetapan itu, tapi
pikiran tidak bisa menerangkan apa-apa tentang Tuhannya. Pikiran mengabdi
kepada hatinya, hati selalu bertanya kepada Tuhannya. Di
hadapan Tuhan, pikiran adalah kegelapan dan kebodohan. Jika pikiran ingin
mencapai Tuhannya, ia menyesuaikan diri dengan hukum dimensi hatinya. Jika
tidak, pikiran akan menawarkan kerusakan, keterjebakan dan bumerang.
Jika pikiran hanya mampu mempersembahkan benda-benda kepada hatinya, maka
hati akan tercampak ke ruang hampa, dan pikiran sendiri memperlebar jarak
dari Tuhannya.
Badan akan lebur ke tanah. Pikiran akan lebur diruang dan waktu. Hati akan
lebur di Tuhan. Jika derajat hati diturunkan ke tanah, jika tingkat pikiran
bersibuk dengan bongkahan logam, maka dalam keniscayaan lebur ke Tuhan,
mereka akan hanya siap menjadi onggokan kayu, yang terbakar tidak oleh cinta
kasih Tuhan, melainkan oleh api.
Jika hati hanya berpedoman kepada badan, maka ia hanya akan ketakutan oleh
batas usia, oleh mati, oleh kemelaratan, oleh ketidakpunyaan. Jika pikiran
hanya mengurusi badan, jika pikiran tak kenal ujung maka ia akan rakus
kepada alam, akan membusung dengan keangkuhan, kemudian kaget dan kecewa
oleh segala yang dihasilkan.
Ditulis Oleh: Emha Ainun Nadjib diambil dari buku "Dari Pojok Sejarah" penerbit Mizan
dari milis motivasi
Proses Sukses
Seorang pemuda suatu hari bercita menjadi seorang ahli pidato yang
handal. Cita-citanya ini membuat ia menjadi sangat bersemangat dalam
belajar. Meski ia bukan termasuk orang yang banyak menerima
pendidikan formal, ia tetap rajin membaca buku-buku bermutu dan
bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ahli. Ia juga sangat
gemar berkunjung ke berbagai perpustakaan di kotanya untuk meminjam
buku dan membacanya.
Cita-cita untuk menjadi ahli pidato handal juga membuatnya rajin
mendengarkan pidato orang lain. Dikisahkan pada suatu malam ia pernah
berjalan kaki sekitar 30 kilometer hanya untuk mendengarkan sebuah
pidato. Saat tengah malam, dalam perjalanan pulang, ia menyusun
kembali intisari pidato tadi. Intisati ini kemudian dijadikannya
bahan untuk berlatih.
Untuk mengembangkan teknik dan daya tarik pidatonya, pemuda ini juga
mengikuti sejumlah kursus dan seminar. Dia juga tekun dalam berlatih
dan senantiasa berupaya memperbaiki kesalahan-kesalahan nya. Bertahun-
tahun kemudian ia menjadi seorang negarawan sekaligus ahli pidato
yang terkenal. Tahukah Anda siapa orangnya? Ia adalah Abraham
Lincoln, seorang presiden Amerika yang luar biasa dan namanya
dikenang sepanjang masa.
Dari kisah sederhana ini, kita setidaknya bisa menarik beberapa
pelajaran berharga. Pertama, kesuksesan bukanlah suatu kebetulan.
Kita tidak bisa tiba-tiba bangun di pagi hari dengan keadaan yang
tiba-tiba saja sesuai dengan cita-cita kita. Hidup bukanlah sebuah
pertunjukan sulap!
Pelajaran kedua, kesuksesan membutuhkan sebuah proses. Sayangnya,
banyak orang yang ingin menggapai kesuksesan namun tidak mau
menjalani proses yang ada. Kehidupan modern yang serba instant
terkadang membuat kita lupa bahwa segala sesuatu membutuhkan proses.
Pelajaran ketiga yang dapat kita tarik dari kisah di atas adalah
sukses membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Pepatah mengatakan,
tidak ada kesuksesan tanpa pengorbanan. Itu tepat! Tetapi, berapa
banyak dari kita yang sungguh menerapkan prinsip ini dalam hidup kita?
Ditulis oleh Paulus Winarto.
dari milis motivsi
handal. Cita-citanya ini membuat ia menjadi sangat bersemangat dalam
belajar. Meski ia bukan termasuk orang yang banyak menerima
pendidikan formal, ia tetap rajin membaca buku-buku bermutu dan
bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ahli. Ia juga sangat
gemar berkunjung ke berbagai perpustakaan di kotanya untuk meminjam
buku dan membacanya.
Cita-cita untuk menjadi ahli pidato handal juga membuatnya rajin
mendengarkan pidato orang lain. Dikisahkan pada suatu malam ia pernah
berjalan kaki sekitar 30 kilometer hanya untuk mendengarkan sebuah
pidato. Saat tengah malam, dalam perjalanan pulang, ia menyusun
kembali intisari pidato tadi. Intisati ini kemudian dijadikannya
bahan untuk berlatih.
Untuk mengembangkan teknik dan daya tarik pidatonya, pemuda ini juga
mengikuti sejumlah kursus dan seminar. Dia juga tekun dalam berlatih
dan senantiasa berupaya memperbaiki kesalahan-kesalahan nya. Bertahun-
tahun kemudian ia menjadi seorang negarawan sekaligus ahli pidato
yang terkenal. Tahukah Anda siapa orangnya? Ia adalah Abraham
Lincoln, seorang presiden Amerika yang luar biasa dan namanya
dikenang sepanjang masa.
Dari kisah sederhana ini, kita setidaknya bisa menarik beberapa
pelajaran berharga. Pertama, kesuksesan bukanlah suatu kebetulan.
Kita tidak bisa tiba-tiba bangun di pagi hari dengan keadaan yang
tiba-tiba saja sesuai dengan cita-cita kita. Hidup bukanlah sebuah
pertunjukan sulap!
Pelajaran kedua, kesuksesan membutuhkan sebuah proses. Sayangnya,
banyak orang yang ingin menggapai kesuksesan namun tidak mau
menjalani proses yang ada. Kehidupan modern yang serba instant
terkadang membuat kita lupa bahwa segala sesuatu membutuhkan proses.
Pelajaran ketiga yang dapat kita tarik dari kisah di atas adalah
sukses membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Pepatah mengatakan,
tidak ada kesuksesan tanpa pengorbanan. Itu tepat! Tetapi, berapa
banyak dari kita yang sungguh menerapkan prinsip ini dalam hidup kita?
Ditulis oleh Paulus Winarto.
dari milis motivsi
Tengoklah Ke Dalam
Setelah sekian lama hidup berkeluarga suami istri dihadapkan kepada masalah. Suaminya mengira masalah kehidupan rumah tangganya terletak pada istrinya. Sang suami mengira bahwa istrinya tuli. Akhirnya suami pergi berkonsultasi kepada seorang dokter. Dokter menyarankan ketika dirumah agar memanggil istrinya dalam jarak empat meter.
'Nanti kalo istri saya tidak menjawab, apa dia benar-benar tuli, dok?' tanya sang suami.
'oo..belum tentu..kalo jarak empat meter tidak menjawab, cobalah mendekat dengan jarak dua meter,' jawab dokter.
'Kalo masih tidak menjawab dok?" tanya lagi sang suami.
'Panggillah yang lebih dekat lagi, kalo masih tidak menjawab berarti istri anda tuli.' kata dokter.
Begitu sampai di rumah sang suami melihat istrinya sedang menyirami bunga di halaman rumahnya. Dari jarak empat meter suaminya menyapa, 'Hai, sayang sedang ngapain?' Pertanyaannya tidak dijawab, suaminya jadi khawatir, istrinya benar-benar tuli. Kemudian suaminya mendekat dengan jarak dua meter memanggil istrinya. 'Sayang, bunganya indah sekali ya..' Ternyata masih juga tidak mendengar jawaban istrinya. Dengan gagahnya suaminya berdiri mendekat disamping istrinya yang sedang menyiram bunga dan mengatakan dengan suara keras, 'Sayang, Sibuk ya? Lagi ngapain sih?'
Sang istri menoleh dengan wajah memerah menahan amarah dan mengatakan kepada suaminya. 'Kamu ini ada apa sih? sudah tiga kali aku bilang, sedang menyirami bunga, masih aja bertanya.'
begitulah kita, seringkali kita beranggapan orang lain yang salah. Padahal sebenarnya kesalahan itu ada pada diri kita sendiri, terkadang kita tidak menyadari bahwa kesalahan itu terletak pada diri kita sendiri.
'Nanti kalo istri saya tidak menjawab, apa dia benar-benar tuli, dok?' tanya sang suami.
'oo..belum tentu..kalo jarak empat meter tidak menjawab, cobalah mendekat dengan jarak dua meter,' jawab dokter.
'Kalo masih tidak menjawab dok?" tanya lagi sang suami.
'Panggillah yang lebih dekat lagi, kalo masih tidak menjawab berarti istri anda tuli.' kata dokter.
Begitu sampai di rumah sang suami melihat istrinya sedang menyirami bunga di halaman rumahnya. Dari jarak empat meter suaminya menyapa, 'Hai, sayang sedang ngapain?' Pertanyaannya tidak dijawab, suaminya jadi khawatir, istrinya benar-benar tuli. Kemudian suaminya mendekat dengan jarak dua meter memanggil istrinya. 'Sayang, bunganya indah sekali ya..' Ternyata masih juga tidak mendengar jawaban istrinya. Dengan gagahnya suaminya berdiri mendekat disamping istrinya yang sedang menyiram bunga dan mengatakan dengan suara keras, 'Sayang, Sibuk ya? Lagi ngapain sih?'
Sang istri menoleh dengan wajah memerah menahan amarah dan mengatakan kepada suaminya. 'Kamu ini ada apa sih? sudah tiga kali aku bilang, sedang menyirami bunga, masih aja bertanya.'
begitulah kita, seringkali kita beranggapan orang lain yang salah. Padahal sebenarnya kesalahan itu ada pada diri kita sendiri, terkadang kita tidak menyadari bahwa kesalahan itu terletak pada diri kita sendiri.
Friday, August 28, 2009
"Cukup Itu Berapa?"
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia,
barangkali adalah kata "cukup".
Kapan kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang.
Lalu… Kapankah kita bisa berkata cukup?
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.
"Cukup" / jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima/ bukan apa yan belum kita dapatkan//
Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit´berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.
Belajarlah untuk berkata "Cukup"
barangkali adalah kata "cukup".
Kapan kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang.
Lalu… Kapankah kita bisa berkata cukup?
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.
"Cukup" / jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima/ bukan apa yan belum kita dapatkan//
Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit´berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.
Belajarlah untuk berkata "Cukup"
Saturday, August 22, 2009
Bunga Teratai
Anda tahu dan pernah lihat bunga teratai?
Itu bunga yang hidupnya di atas air yang tenang dan kotor, dimana banyak serangga dan sumber penyakit hidup. Daunnya yang besar terapung di atas air dan dijadikan tempat loncatan kodok.
Dengan kondisi yang sedemikian kotornya, orang akan menganggapnya sebagai yang tidak berharga dan kotor, yang tidak pantas untuk diraih karena demikian kotornya tempat ia hidup.
Tapi tahukah Anda, bunga teratai mempunyai bunga yang sangat indah dan bersih, bertolak belakang dengan lingkungannya yang kotor. Dia tampil dengan keindahan bunganya yang sangat menawan bagi yang melihatnya. Dia hidup dengan keindahan dan kebersihan yang demikian tanpa dipengaruhi oleh lingkungannya yang kotor. Betatapun kotornya tempat dia hidup, tapi keindahannya tetap terjaga dengan baik. Bahkan lingkungannya yang ingin merusak dirinya, bunga teratai tetap tumbuh dengan indahnya tanpa merusak lingkungannya.
Kehidupan kita juga ibaratkan bunga teratai, yang hidup di lingkungan yang terkadang dan bahkan tidak bersahabat dengan kita. Tidak jarang, alam sekitar memaksa kita untuk menerima dan menyesuaikan dengan lingkungannya.
Manusia dilahirkan sebagai makhluk dengan keindahan dan kesempurnaan yang akan membawa kebaikan bagi lingkungan dan alam sekitarnya. Keindahan manusia akan terlihat dari seberapa besar pengaruh lingkungan terhadap dirinya.
Banyak orang yang tidak menyadari, bahwa dirinya yang indah dipengaruhi oleh lingkungan yang menjadikannya tidak lagi indah dan bersahaja. Banyak orang yang tadinya merupakan panutan bagi orang lain, tapi menjadi parasit kemudian.
Seberapa besarkah Anda bisa bertahan di lingkungan Anda yang demikian kotornya. Apakah Anda akan membiarkan diri Anda kotor untuk bisa diterima oleh lingkungan Anda, atau Anda akan memeprlihatkan kepada lingkungan Anda bahwa Anda adalah orang yang bersahaja walaupun Anda berada dilingkungan yang kotor.
Jadilah Anda sebagai bunga teratai, walaupun Anda hidup di lingkungan yang kotor. Jadilah Anda yang anggun walaupun lignkungan ingin merusak Anda, dan jadikanlah Anda sebagai yang akan menentukan kualitas lingkungan Anda.
dari milis motivasi
Itu bunga yang hidupnya di atas air yang tenang dan kotor, dimana banyak serangga dan sumber penyakit hidup. Daunnya yang besar terapung di atas air dan dijadikan tempat loncatan kodok.
Dengan kondisi yang sedemikian kotornya, orang akan menganggapnya sebagai yang tidak berharga dan kotor, yang tidak pantas untuk diraih karena demikian kotornya tempat ia hidup.
Tapi tahukah Anda, bunga teratai mempunyai bunga yang sangat indah dan bersih, bertolak belakang dengan lingkungannya yang kotor. Dia tampil dengan keindahan bunganya yang sangat menawan bagi yang melihatnya. Dia hidup dengan keindahan dan kebersihan yang demikian tanpa dipengaruhi oleh lingkungannya yang kotor. Betatapun kotornya tempat dia hidup, tapi keindahannya tetap terjaga dengan baik. Bahkan lingkungannya yang ingin merusak dirinya, bunga teratai tetap tumbuh dengan indahnya tanpa merusak lingkungannya.
Kehidupan kita juga ibaratkan bunga teratai, yang hidup di lingkungan yang terkadang dan bahkan tidak bersahabat dengan kita. Tidak jarang, alam sekitar memaksa kita untuk menerima dan menyesuaikan dengan lingkungannya.
Manusia dilahirkan sebagai makhluk dengan keindahan dan kesempurnaan yang akan membawa kebaikan bagi lingkungan dan alam sekitarnya. Keindahan manusia akan terlihat dari seberapa besar pengaruh lingkungan terhadap dirinya.
Banyak orang yang tidak menyadari, bahwa dirinya yang indah dipengaruhi oleh lingkungan yang menjadikannya tidak lagi indah dan bersahaja. Banyak orang yang tadinya merupakan panutan bagi orang lain, tapi menjadi parasit kemudian.
Seberapa besarkah Anda bisa bertahan di lingkungan Anda yang demikian kotornya. Apakah Anda akan membiarkan diri Anda kotor untuk bisa diterima oleh lingkungan Anda, atau Anda akan memeprlihatkan kepada lingkungan Anda bahwa Anda adalah orang yang bersahaja walaupun Anda berada dilingkungan yang kotor.
Jadilah Anda sebagai bunga teratai, walaupun Anda hidup di lingkungan yang kotor. Jadilah Anda yang anggun walaupun lignkungan ingin merusak Anda, dan jadikanlah Anda sebagai yang akan menentukan kualitas lingkungan Anda.
dari milis motivasi
Daftar Orang Penting
Kalau kita ditanya "untuk apa kita bekerja", maka jawabannya pasti untuk kesejahtaraan dan kebahagiaan keluarga.
Sekarang pertanyaannya; apakah selama ini kita telah mensejahterakan dan membahagiakan keluarga kita?
Setiap orang yang bekerja keras siang dan malam tidak lain adalah untuk memberikan kebahagian kepada orang-orang dekat dan lingkungannya. Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani setiap anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.
Tidak jarang mereka mengorbankan waktu dan pikirannya hanya untuk mendapatkan sesuatu yang dapat membahagiakan dirinya maupun keluarganya. Mereka sibuk mengatur waktu untuk melakukan hubungan bisnis dengan orang-orang yang mereka anggap penting yang dapat memberikan kebahagiaan buat mereka.
Tapi pada kenyataan, banyak para orang tua yang terlalu sibuk dengan urusan dan bisnis mereka sehingga mereka melupakan tujuan mereka untuk membahagiakan keluarganya. Mereka beranggapan, dengan kerja keras mereka selama ini dengan materi yang berkecukupan bisa memberikan kebahagiaan buat mereka. Mereka sibuk melakukan hubungan dengan orang-orang yang mereka anggap penting, tapi mereka lupa bahwa keluarga juga merupakan orang-orang penting yang akan mendorongkan mereka untuk lebih maju.
Karena mereka mengaggap orang lain lebih penting dari keluarga, sehingga mereka sering lupa untuk memberikan sentuhan komunikasi dan kebersamaan dalam keluarga. Yang ada dalam pikirannya; bahwa dia telah mencukupi kebutuhan materi keluarga, sehingga dengan demikian kebutuhan keluarga sudah terpenuhi lahir bathin.
Sebagai ilustrasi sederhana mungkin bisa disimak cerita dibawah ini:
Seorang ayahnya yang super sibuk, yang bekerja setiap hari dengan waktu yang sangat padat. Sehingga demikian sibuknya, dia tidak punya waktu untuk berkumpul dengan keluarganya.
Pada satu hari, sang ayah dikunjungi oleh sang anak di ruang kerjanya. Sang anak memperhatikan sang ayah bekerja; mengetik di komputer, menulis di buku dan sebagainya. Tapi sang ayah tetap fokus dengan pekerjaannya atau mungkin tidak menyadari kehadiran sang anak.
Melihat kesibukan ayahnya, maka sang anak bertanya kepada sang ayah:
Anak: "Ayah, sedang ngapaian?"
Ayah: "Ayah sedang membuat dafar orang penting yang ingin ayah kunjungi hari ini"
Anak: "Apakah nama saya ada dalam daftar ayah?"
dari milis motivasi
Sekarang pertanyaannya; apakah selama ini kita telah mensejahterakan dan membahagiakan keluarga kita?
Setiap orang yang bekerja keras siang dan malam tidak lain adalah untuk memberikan kebahagian kepada orang-orang dekat dan lingkungannya. Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani setiap anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.
Tidak jarang mereka mengorbankan waktu dan pikirannya hanya untuk mendapatkan sesuatu yang dapat membahagiakan dirinya maupun keluarganya. Mereka sibuk mengatur waktu untuk melakukan hubungan bisnis dengan orang-orang yang mereka anggap penting yang dapat memberikan kebahagiaan buat mereka.
Tapi pada kenyataan, banyak para orang tua yang terlalu sibuk dengan urusan dan bisnis mereka sehingga mereka melupakan tujuan mereka untuk membahagiakan keluarganya. Mereka beranggapan, dengan kerja keras mereka selama ini dengan materi yang berkecukupan bisa memberikan kebahagiaan buat mereka. Mereka sibuk melakukan hubungan dengan orang-orang yang mereka anggap penting, tapi mereka lupa bahwa keluarga juga merupakan orang-orang penting yang akan mendorongkan mereka untuk lebih maju.
Karena mereka mengaggap orang lain lebih penting dari keluarga, sehingga mereka sering lupa untuk memberikan sentuhan komunikasi dan kebersamaan dalam keluarga. Yang ada dalam pikirannya; bahwa dia telah mencukupi kebutuhan materi keluarga, sehingga dengan demikian kebutuhan keluarga sudah terpenuhi lahir bathin.
Sebagai ilustrasi sederhana mungkin bisa disimak cerita dibawah ini:
Seorang ayahnya yang super sibuk, yang bekerja setiap hari dengan waktu yang sangat padat. Sehingga demikian sibuknya, dia tidak punya waktu untuk berkumpul dengan keluarganya.
Pada satu hari, sang ayah dikunjungi oleh sang anak di ruang kerjanya. Sang anak memperhatikan sang ayah bekerja; mengetik di komputer, menulis di buku dan sebagainya. Tapi sang ayah tetap fokus dengan pekerjaannya atau mungkin tidak menyadari kehadiran sang anak.
Melihat kesibukan ayahnya, maka sang anak bertanya kepada sang ayah:
Anak: "Ayah, sedang ngapaian?"
Ayah: "Ayah sedang membuat dafar orang penting yang ingin ayah kunjungi hari ini"
Anak: "Apakah nama saya ada dalam daftar ayah?"
dari milis motivasi
Friday, August 14, 2009
Kisah Cinta Jenderal Cagular
Pada jaman dahulu hiduplah dua orang jendral perang besar, Cyrus dan
Cagular. Cyrus adalah raja Persia yang terkenal. Sedangkan Cagular adalah
kepala suku yang terus-menerus melakukan perlawanan terhadap serbuan
pasukan Cyrus.
Pasukan Cagular mampu merobek-robek kekuatan tentara Persia sehingga
membuat berang Cyrus karena ambisinya untuk menguasai perbatasan daerah
selatan menjadi gagal. Akhirnya, Cyrus mengumpulkan seluruh kekuatan
pasukannya, mengepung daerah kekuasaan Cagular dan berhasil menangkap
Cagular beserta keluarganya. Mereka lalu dibawa ke ibu kota kerajaan Persia
untuk diadili dan dijatuhi hukuman.
Pada hari pengadilan, Cagular dan istrinya dibawa ke sebuah ruangan
pengadilan. Kepala suku itu berdiri menghadapi singgasana tempat Cyrus
duduk dengan perkasanya. Cyrus tampak terkesan dengan Cagular. Ia tentu
telah mendengar banyak tentang kegigihan Cagular.
"Apa yang akan kau lakukan bila aku menyelamatkan hidupmu?" tanya sang
kaisar. "Yang mulia," jawab Cagular, "Bila Yang Mulia menyelamatkan hidup
hamba, hamba akan kembali pulang dan tunduk patuh pada Yang Mulia sepanjang
umur hamba."
"Apa yang akan kau lakukan bila aku menyelamatkan hidup istrimu?" tanya
Cyrus lagi. "Yang mulia, bila Yang Mulia menyelamatkan hidup istri
hamba, hamba bersedia mati untuk Yang Mulia," jawab Cagular.
Cyrus amat terkesan dengan jawaban dari Cagular. Lalu ia membebaskan
Cagular dan istrinya. Bahkan ia mengangkat Cagular menjadi gubernur yang
memerintah di propinsi sebelah selatan.
Pada perjalanan pulang, Cagular dengan penuh antusias bertanya pada
istrinya, "Istriku, tidakkah kau lihat pintu gerbang kerajaan tadi?
Tidakkah kau lihat koridor ruang pengadilan tadi? Tidakkah kau lihat kursi
singgasana tadi? Itu semuanya terbuat dari emas murni!"
Istri Cagular terkejut mendengar pertanyaan suaminya, tetapi ia menyatakan, "Aku
benar-benar tidak memperhatikan semua itu."
"Oh begitu!" tanya Cagular terheran-heran, "Lalu apa yang kau lihat tadi?"
Istri Cagular menatap mata suaminya dalam-dalam. Lalu ia berkata, "Aku
hanya melihat wajah seorang pria yang mengatakan bahwa ia bersedia mati demi
hidupku."
Apakah anda tahu demi apa anda mati? Demi kekasih anda? Rumah? Negara?
Keyakinan? Kebebasan? Cinta? Tentukan demi apa anda bersedia untuk mati, dan
anda pun akan menemukan demi apa anda hidup. Hiduplah demi sesuatu yang anda
bersedia untuk berkorban, bahkan mati pun rela, maka anda akan hidup dengan
penuh. Anda pun akan menemukan bagaimana anda bisa berbahagia. (Steve Goodier)
dari milis motivasi
Cagular. Cyrus adalah raja Persia yang terkenal. Sedangkan Cagular adalah
kepala suku yang terus-menerus melakukan perlawanan terhadap serbuan
pasukan Cyrus.
Pasukan Cagular mampu merobek-robek kekuatan tentara Persia sehingga
membuat berang Cyrus karena ambisinya untuk menguasai perbatasan daerah
selatan menjadi gagal. Akhirnya, Cyrus mengumpulkan seluruh kekuatan
pasukannya, mengepung daerah kekuasaan Cagular dan berhasil menangkap
Cagular beserta keluarganya. Mereka lalu dibawa ke ibu kota kerajaan Persia
untuk diadili dan dijatuhi hukuman.
Pada hari pengadilan, Cagular dan istrinya dibawa ke sebuah ruangan
pengadilan. Kepala suku itu berdiri menghadapi singgasana tempat Cyrus
duduk dengan perkasanya. Cyrus tampak terkesan dengan Cagular. Ia tentu
telah mendengar banyak tentang kegigihan Cagular.
"Apa yang akan kau lakukan bila aku menyelamatkan hidupmu?" tanya sang
kaisar. "Yang mulia," jawab Cagular, "Bila Yang Mulia menyelamatkan hidup
hamba, hamba akan kembali pulang dan tunduk patuh pada Yang Mulia sepanjang
umur hamba."
"Apa yang akan kau lakukan bila aku menyelamatkan hidup istrimu?" tanya
Cyrus lagi. "Yang mulia, bila Yang Mulia menyelamatkan hidup istri
hamba, hamba bersedia mati untuk Yang Mulia," jawab Cagular.
Cyrus amat terkesan dengan jawaban dari Cagular. Lalu ia membebaskan
Cagular dan istrinya. Bahkan ia mengangkat Cagular menjadi gubernur yang
memerintah di propinsi sebelah selatan.
Pada perjalanan pulang, Cagular dengan penuh antusias bertanya pada
istrinya, "Istriku, tidakkah kau lihat pintu gerbang kerajaan tadi?
Tidakkah kau lihat koridor ruang pengadilan tadi? Tidakkah kau lihat kursi
singgasana tadi? Itu semuanya terbuat dari emas murni!"
Istri Cagular terkejut mendengar pertanyaan suaminya, tetapi ia menyatakan, "Aku
benar-benar tidak memperhatikan semua itu."
"Oh begitu!" tanya Cagular terheran-heran, "Lalu apa yang kau lihat tadi?"
Istri Cagular menatap mata suaminya dalam-dalam. Lalu ia berkata, "Aku
hanya melihat wajah seorang pria yang mengatakan bahwa ia bersedia mati demi
hidupku."
Apakah anda tahu demi apa anda mati? Demi kekasih anda? Rumah? Negara?
Keyakinan? Kebebasan? Cinta? Tentukan demi apa anda bersedia untuk mati, dan
anda pun akan menemukan demi apa anda hidup. Hiduplah demi sesuatu yang anda
bersedia untuk berkorban, bahkan mati pun rela, maka anda akan hidup dengan
penuh. Anda pun akan menemukan bagaimana anda bisa berbahagia. (Steve Goodier)
dari milis motivasi
Tuesday, August 04, 2009
Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta
Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri
Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang
masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya
tak menemukan kesempatan untuk istirah barang sekejap, Kalau saja tak ada
air
wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa
kecantikannya sudah tak ada
lagi.
Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa
merasakan betapa segar
udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan
kesegarannya.
Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya,
membisingkan telinganya
dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru
berganti pakaian,
sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda pula yang harus
mencucinya.
Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tenang dia? Masihkah Anda
memimpikan tentang
seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti
kisah dari negeri
dongeng sementara di saat yang sama. Anda menuntut dia untuk nenjadi istri
yang penuh
perhatian, santun dalam bicara, lulus dalam memilih kata serta tulus dalam
menjalani tugasnya
sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan
kewajiban istri tetapi
dianggap sebagai kewajibannya.
Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan
yang sempurna,
yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak
Anda membiarkan
istri kita membentak anak-anak dengan mata membelalak. Tidak. Saya hanya
ingin mengajak Anda
melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa
jiwanya, maka
amat wajar kalau ia tidak sabar.
begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh
kesempatan untuk
tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah
jarinya yang
lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita menjerit karena cubitannva yanq
bikin sakit.
Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja
secara
kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah
manusia yang
membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta
kepada Anda.
Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau
mendengar.
Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan
untuk mendengar,
atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan
siapa-siapa
kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang
suaminya tidak
terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh
ledakan, meski
yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar
melainkan
semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam
menghadapi 'Aisyah
yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang
dipecahkan.
Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita.
Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh,
maka bukan
hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain.
Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi
beku, dalam
menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan
agar anak-anak itu
tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta
dan kasih-sayang.
Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar
ia masih tetap
memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita.
Sepenat apa pun ia.
Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi
mestikah kita menunggu
sampai mukanya berkerut-kerut.
Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika
perjalanan waktu telah
melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu.
lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk
menqucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang
berbunga-bunga, bisa
tanpa kata.Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya.
Tubuh yang letih
itu, alangkah bersemangatnya jikadi saat bangun nanti ada secangkir minuman
hangat yang
diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta.
Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman
hangat untuk
istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"
Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar
membantunya
menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan
tindakan-tindakan lain, asal tak
salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan
anak,
atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena
gender-friendly;
tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena
Allah, tak
ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita
saat berjumpa
dengan Allah di yaumil-kiyamah.
Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada
pengakuan untuknya,
baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah
yang terkasih.
Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata
duka yang menetes
dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga
baginya, tak ada
lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa
tak didengar. Dan
semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita
akan
berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap
tentang suaminya,
Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."
Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau
perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak
untuk meneruskan istirahnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa
mengusik tidurnya,
tahanlah dengan sehelai selimut untuknya.
Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang
oleh perubahan,
Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita
kecuali laki-laki
yang mulia.
Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu.
Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri
kita. "Wahai
manusia,sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana
kalian
mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw. melanjutkan,
'kalian mengambil
wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka
dengan kitab Allah.
Takutlah lepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian
untuk selalu
berbuat baik. "
dari milis motivasi
Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang
masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya
tak menemukan kesempatan untuk istirah barang sekejap, Kalau saja tak ada
air
wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa
kecantikannya sudah tak ada
lagi.
Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa
merasakan betapa segar
udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan
kesegarannya.
Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya,
membisingkan telinganya
dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru
berganti pakaian,
sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda pula yang harus
mencucinya.
Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tenang dia? Masihkah Anda
memimpikan tentang
seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti
kisah dari negeri
dongeng sementara di saat yang sama. Anda menuntut dia untuk nenjadi istri
yang penuh
perhatian, santun dalam bicara, lulus dalam memilih kata serta tulus dalam
menjalani tugasnya
sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan
kewajiban istri tetapi
dianggap sebagai kewajibannya.
Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan
yang sempurna,
yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak
Anda membiarkan
istri kita membentak anak-anak dengan mata membelalak. Tidak. Saya hanya
ingin mengajak Anda
melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa
jiwanya, maka
amat wajar kalau ia tidak sabar.
begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh
kesempatan untuk
tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah
jarinya yang
lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita menjerit karena cubitannva yanq
bikin sakit.
Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja
secara
kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah
manusia yang
membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta
kepada Anda.
Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau
mendengar.
Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan
untuk mendengar,
atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan
siapa-siapa
kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang
suaminya tidak
terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh
ledakan, meski
yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar
melainkan
semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam
menghadapi 'Aisyah
yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang
dipecahkan.
Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita.
Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh,
maka bukan
hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain.
Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi
beku, dalam
menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan
agar anak-anak itu
tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta
dan kasih-sayang.
Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar
ia masih tetap
memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita.
Sepenat apa pun ia.
Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi
mestikah kita menunggu
sampai mukanya berkerut-kerut.
Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika
perjalanan waktu telah
melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu.
lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk
menqucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang
berbunga-bunga, bisa
tanpa kata.Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya.
Tubuh yang letih
itu, alangkah bersemangatnya jikadi saat bangun nanti ada secangkir minuman
hangat yang
diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta.
Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman
hangat untuk
istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"
Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar
membantunya
menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan
tindakan-tindakan lain, asal tak
salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan
anak,
atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena
gender-friendly;
tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena
Allah, tak
ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita
saat berjumpa
dengan Allah di yaumil-kiyamah.
Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada
pengakuan untuknya,
baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah
yang terkasih.
Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata
duka yang menetes
dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga
baginya, tak ada
lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa
tak didengar. Dan
semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita
akan
berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap
tentang suaminya,
Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."
Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau
perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak
untuk meneruskan istirahnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa
mengusik tidurnya,
tahanlah dengan sehelai selimut untuknya.
Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang
oleh perubahan,
Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita
kecuali laki-laki
yang mulia.
Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu.
Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri
kita. "Wahai
manusia,sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana
kalian
mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw. melanjutkan,
'kalian mengambil
wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka
dengan kitab Allah.
Takutlah lepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian
untuk selalu
berbuat baik. "
dari milis motivasi
Telur Columbus
Sepulang Columbus dari perjalanannya yang fenomenal "menemukan" benua Amerika,
berbagai penghargaan dan penghormatan datang melimpahinya. Namanya tenar dan
perjalanannya menjadi pembicaraan di mana-mana. Walaupun banyak orang yang
mengakui pekerjaannya sebagai sebuah prestasi, ternyata tidak semua orang dapat
mengapresiasi dan menerima penghargaan yang diberikan atas kepeloporan Columbus.
Apapun motif yang ada di benaknya, mereka senantiasa mencela Columbus.
"Ah, kalau cuma melakukan perjalanan seperti itu aku juga bisa, cuma aku saja
yang nggak mau," kata mereka.
Mendengar kata-kata miring yang ditujukan kepadanya, Columbus mendatangi mereka
sambil membawa sebutir telur. Katanya, "Kalau kamu memang bisa melakukan seperti
yang aku lakukan, sekarang tolong kamu buat supaya telur ini dapat berdiri tegak
pada ujungnya."
Mendapat tantangan Columbus, orang-orang itu satu persatu mencoba memberdirikan
telur itu. Semua mencoba dan semua gagal karena telur itu selalu terguling
setiap dicoba untuk diletakkan pada posisi berdiri. Setelah berulang-ulang
mencoba dan gagal, akhirnya mereka menyerah.
"Kalau kalian menyerah, maka aku akan tunjukkan kepada kalian bagaimana membuat
telur itu dapat berdiri di meja, " kata Columbus. Maka diambilnya telur itu,
lalu diletakkannya dengan keras di meja sehingga bagian bawahnya retak. Dan
telur itupun dapat berdiri di atas meja.
Melihat telur dapat berdiri di meja tapi dilakukan dengan cara seperti itu,
orang-orang kemudian protes. "Kalau caranya seperti itu, kami semua juga dapat
membuat telur itu berdiri di atas meja."
"Kalau kamu dapat melakukan seperti yang aku lakukan, mengapa kamu tidak
melakukannya sejak tadi..?"
Oleh: Sumardiono
dari milis motivasi
berbagai penghargaan dan penghormatan datang melimpahinya. Namanya tenar dan
perjalanannya menjadi pembicaraan di mana-mana. Walaupun banyak orang yang
mengakui pekerjaannya sebagai sebuah prestasi, ternyata tidak semua orang dapat
mengapresiasi dan menerima penghargaan yang diberikan atas kepeloporan Columbus.
Apapun motif yang ada di benaknya, mereka senantiasa mencela Columbus.
"Ah, kalau cuma melakukan perjalanan seperti itu aku juga bisa, cuma aku saja
yang nggak mau," kata mereka.
Mendengar kata-kata miring yang ditujukan kepadanya, Columbus mendatangi mereka
sambil membawa sebutir telur. Katanya, "Kalau kamu memang bisa melakukan seperti
yang aku lakukan, sekarang tolong kamu buat supaya telur ini dapat berdiri tegak
pada ujungnya."
Mendapat tantangan Columbus, orang-orang itu satu persatu mencoba memberdirikan
telur itu. Semua mencoba dan semua gagal karena telur itu selalu terguling
setiap dicoba untuk diletakkan pada posisi berdiri. Setelah berulang-ulang
mencoba dan gagal, akhirnya mereka menyerah.
"Kalau kalian menyerah, maka aku akan tunjukkan kepada kalian bagaimana membuat
telur itu dapat berdiri di meja, " kata Columbus. Maka diambilnya telur itu,
lalu diletakkannya dengan keras di meja sehingga bagian bawahnya retak. Dan
telur itupun dapat berdiri di atas meja.
Melihat telur dapat berdiri di meja tapi dilakukan dengan cara seperti itu,
orang-orang kemudian protes. "Kalau caranya seperti itu, kami semua juga dapat
membuat telur itu berdiri di atas meja."
"Kalau kamu dapat melakukan seperti yang aku lakukan, mengapa kamu tidak
melakukannya sejak tadi..?"
Oleh: Sumardiono
dari milis motivasi
MUMMY.
My mom only had one eye. I hated her... she was such an embarrassment.
She cooked for students & teachers to support the family.
There was this one day during elementary school where my mom came to
say hello to me. I was so embarrassed. How could she do this to me?
I ignored her, threw her a hateful look and ran out.
The next day at school one of my classmates said, "EEEE, your mom only has one
eye!"
I wanted to bury myself. I also wanted my mom to just disappear.
I confronted her that day and said, "If you're only gonna make me a laughing
stock, why don't you just die?" My mom did not respond...
I didn't even stop to think for a second about what I had said, because I was
full of anger. I was oblivious to her feelings. I wanted out of that house, and
have nothing to do with her.
So I studied real hard, got a chance to go abroad to study. Then,I got married.
I bought a house of my own. I had kids of my own. I was happy with my life, my
kids and the comforts, Then one day, my mother came to visit me. She hadn't seen
me in years and she didn't even meet her grandchildren. When she stood by the
door, my children laughed at her, and I
yelled at her for coming over uninvited.
I screamed at her, "How dare you come to my house and scare my children!"
GET OUT OF HERE! NOW!!!"
And to this, my mother quietly answered, "Oh, I'm so sorry. I may have gotten
the wrong address," and she disappeared out of sight.
One day,a letter regarding a school reunion came to my house. So I lied to my
wife that I was going on a business trip. After the reunion, I went to the old
shack just out of curiosity.
My neighbors said that she died. I did not shed a single tear. They handed me a
letter that she had wanted me to have.
"My dearest son,
I think of you all the time. I'm sorry that I came to your house and scared
your children.
I was so glad when I heard you were coming for the reunion. But I may not be
able to even get out of bed to see you.
I'm sorry that I was a constant embarrassment to you when you were growing up.
You see........when you were very little, you got into an accident, and lost
your eye.
As a mother, I couldn't stand watching you having to grow up with one eye. So I
gave you mine.
I was so proud of my son who was seeing a whole new world for me, in my place,
with that eye.
With all my love to you,
Your mother."
If you don't then it shows you have no heart Always tell someone that you love
them because you never know what day will be their last, or your own.
Always seek to resolve your problems or disagreements with loved ones because if
either of you should pass on before, the one who is left alive will have the
rest of their life to ponder those unresolved feelings but will never find
closure. And closure usually brings peace...
Source: unknown
She cooked for students & teachers to support the family.
There was this one day during elementary school where my mom came to
say hello to me. I was so embarrassed. How could she do this to me?
I ignored her, threw her a hateful look and ran out.
The next day at school one of my classmates said, "EEEE, your mom only has one
eye!"
I wanted to bury myself. I also wanted my mom to just disappear.
I confronted her that day and said, "If you're only gonna make me a laughing
stock, why don't you just die?" My mom did not respond...
I didn't even stop to think for a second about what I had said, because I was
full of anger. I was oblivious to her feelings. I wanted out of that house, and
have nothing to do with her.
So I studied real hard, got a chance to go abroad to study. Then,I got married.
I bought a house of my own. I had kids of my own. I was happy with my life, my
kids and the comforts, Then one day, my mother came to visit me. She hadn't seen
me in years and she didn't even meet her grandchildren. When she stood by the
door, my children laughed at her, and I
yelled at her for coming over uninvited.
I screamed at her, "How dare you come to my house and scare my children!"
GET OUT OF HERE! NOW!!!"
And to this, my mother quietly answered, "Oh, I'm so sorry. I may have gotten
the wrong address," and she disappeared out of sight.
One day,a letter regarding a school reunion came to my house. So I lied to my
wife that I was going on a business trip. After the reunion, I went to the old
shack just out of curiosity.
My neighbors said that she died. I did not shed a single tear. They handed me a
letter that she had wanted me to have.
"My dearest son,
I think of you all the time. I'm sorry that I came to your house and scared
your children.
I was so glad when I heard you were coming for the reunion. But I may not be
able to even get out of bed to see you.
I'm sorry that I was a constant embarrassment to you when you were growing up.
You see........when you were very little, you got into an accident, and lost
your eye.
As a mother, I couldn't stand watching you having to grow up with one eye. So I
gave you mine.
I was so proud of my son who was seeing a whole new world for me, in my place,
with that eye.
With all my love to you,
Your mother."
If you don't then it shows you have no heart Always tell someone that you love
them because you never know what day will be their last, or your own.
Always seek to resolve your problems or disagreements with loved ones because if
either of you should pass on before, the one who is left alive will have the
rest of their life to ponder those unresolved feelings but will never find
closure. And closure usually brings peace...
Source: unknown
ISYARAT
Suatu malam di sebuah rumah, seorang anak usia tiga tahun sedang
menyimak sebuah suara.
Tiba tiba.. "Ting...ting...ting! Ting...ting...ting!"
Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah. Tapi, tak satu pun yang
pas jadi jawaban.
"Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!" suara sang ibu menangkap
kebingungan anaknya. "Kenapa ia melakukan itu, Bu?" tanya sang anak
polos. Sambil senyum, ibu itu menghampiri. "Itulah isyarat. Tukang
bakso cuma ingin bilang, 'Aku ada di sekitar sini!" jawab si ibu lembut.
Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suara
asing. Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan.
"Teeet...teeet....teeet!"
Ia melongok lewat jendela. Sebuah gerobak dengan lampu petromak
tampak didorong seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi,
anak kecil itu bingung. Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu pun
yang menghalangi jalan. Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi!
"Anakku. Itu tukang sate ayam. Suara klakson itu isyarat. Ia pun
cuma ingin mengatakan, 'Aku ada di dekatmu! Hampirilah!" ungkap sang
ibu lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya. "Kok ibu tahu?" kilah si
anak lebih serius. Tangan sang ibu membelai lembut rambut anaknya.
"Nak, bukan cuma ibu yang tahu. Semua orang dewasa pun paham itu.
Simak dan pahamilah. Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!" ucap
si ibu penuh perhatian. **
Di antara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap dan
memahami isyarat, tanda, simbol, dan sejenisnya. Mungkin, itulah bahasa
tingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia.
Begitu efesien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlu
menerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud si pembicara.
Cukup dengan berdehem 'ehm' misalnya, orang pun paham kalau di ruang
yang tampak kosong itu masih ada yang tinggal.
Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat.
Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetar
kuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angin yang tiba-tiba mampu
menerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah darimana
sekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia.
Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh mereka
yang dewasa. Itulah isyarat Tuhan: "Aku selalu di dekatmu, kemana pun
kau menjauh!"
Simak dan pahamilah. Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cuma
bisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klakson
pedagang sate ayam
dari milis motivasi
menyimak sebuah suara.
Tiba tiba.. "Ting...ting...ting! Ting...ting...ting!"
Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah. Tapi, tak satu pun yang
pas jadi jawaban.
"Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!" suara sang ibu menangkap
kebingungan anaknya. "Kenapa ia melakukan itu, Bu?" tanya sang anak
polos. Sambil senyum, ibu itu menghampiri. "Itulah isyarat. Tukang
bakso cuma ingin bilang, 'Aku ada di sekitar sini!" jawab si ibu lembut.
Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suara
asing. Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan.
"Teeet...teeet....teeet!"
Ia melongok lewat jendela. Sebuah gerobak dengan lampu petromak
tampak didorong seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi,
anak kecil itu bingung. Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu pun
yang menghalangi jalan. Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi!
"Anakku. Itu tukang sate ayam. Suara klakson itu isyarat. Ia pun
cuma ingin mengatakan, 'Aku ada di dekatmu! Hampirilah!" ungkap sang
ibu lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya. "Kok ibu tahu?" kilah si
anak lebih serius. Tangan sang ibu membelai lembut rambut anaknya.
"Nak, bukan cuma ibu yang tahu. Semua orang dewasa pun paham itu.
Simak dan pahamilah. Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!" ucap
si ibu penuh perhatian. **
Di antara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap dan
memahami isyarat, tanda, simbol, dan sejenisnya. Mungkin, itulah bahasa
tingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia.
Begitu efesien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlu
menerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud si pembicara.
Cukup dengan berdehem 'ehm' misalnya, orang pun paham kalau di ruang
yang tampak kosong itu masih ada yang tinggal.
Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat.
Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetar
kuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angin yang tiba-tiba mampu
menerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah darimana
sekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia.
Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh mereka
yang dewasa. Itulah isyarat Tuhan: "Aku selalu di dekatmu, kemana pun
kau menjauh!"
Simak dan pahamilah. Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cuma
bisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klakson
pedagang sate ayam
dari milis motivasi
Dasar Anak-anak!
Berada di tengah-tengah anak-anak kita di waktu luang adalah suatu kebahagiaan
yang tak ternilai oleh apapun (kalau memang kita benar-benar menikmatinya),
Karena ada saja yang membuat kita tertawa...
Episode I
Suatu hari..karena ada tetangga yang terkena DB, maka RT kami mengadakan
penyemprotan di rumah-rumah warga. Walupun asapnya menyesakkan dada, tapi ada
hal yang membuat saya tertawa terpingkal-pingkal...
Kata anak saya yang kecil:"ma, kenapa sih kok rumah kita pakai disemprot
segala?". belum sempat saya jawab, anak saya yang besar jawab.."ya, kalau adik
ga mau digigit nyamuk, tidurnya di becak aja". "Lho, emang kenapa, bang?".
Sambil berlalu, anak saya yang besar bilang "kan, nyamuk takutnya sama tiga
roda?.
Episode II
Suatu kali, anak saya yang kecil minta saya menggambar sesuatu...
Tiba-tiba datang anak saya yang besar "Sini dik, abang gambarin naga"...dengan
senang hati adiknya memberikan buku gambarnya....Lalu si abang gambar bulatan
aja sebesar telur..."Nih, udah gambarnya"...Kata adiknya:"lho, naganya mana,
bang?". Dengan entheng si abang berlalu sambil menjawab "ya, tungguin aja dik
telurnya...nanti juga pecah keluar naganya".
Episode III
Si adik sepulang sekolah suka cerita dan senang berandai-andai (karena seusia
dia memang suka berimajinasi teruama kalau dia punya keinginan.......)
Kata si adik pada saya:"Ma,.seandainya nih...hari ini kita punya uang 1 miliar.
Mama mau beli apa aja?. Saya diam sambil tersenyum..masih nebak-nebak arah
impian dia sebenarnya....Lalu dia melanjutkan:"pasti mama beli mobil baru yang
kaya punya tante anu,..mama juga...pasti beli hp baru....dst, Kalau aku
nih...mau beli beedos, beli komputer-komputeran...wah, banyak deh". Eh, datang
abangnya nyeletuk: "Wah, kalau abang nih punya uang 1 miliar...abang mo bagiin
semua orang, semua tetangga, lalu abang obral semuanya dengan pesawat....". Kata
adiknya:"Lho, kok gitu, bang?Nanti kalau uangnya habis, gimana?....Jawab si
abang dengan santainya...."Ya...kita ngelamun aja lagiii..."
Nikmatnya bersama anak-anak! Anak cerdas bukan hanya yang super
pintar...tapi, anak yang mudah merespon sesuatu dengan baik terutama bisa
merespon kondisi lingkungannya dengan baik, apa bukan juga anak cerdas?Jadi,
apapun dan bagaimanapun anak kita pasti mereka adalah kebanggaan kita yang
membuat kita selalu bahagia dan santai di dekat mereka.
dari milis motivasi
yang tak ternilai oleh apapun (kalau memang kita benar-benar menikmatinya),
Karena ada saja yang membuat kita tertawa...
Episode I
Suatu hari..karena ada tetangga yang terkena DB, maka RT kami mengadakan
penyemprotan di rumah-rumah warga. Walupun asapnya menyesakkan dada, tapi ada
hal yang membuat saya tertawa terpingkal-pingkal...
Kata anak saya yang kecil:"ma, kenapa sih kok rumah kita pakai disemprot
segala?". belum sempat saya jawab, anak saya yang besar jawab.."ya, kalau adik
ga mau digigit nyamuk, tidurnya di becak aja". "Lho, emang kenapa, bang?".
Sambil berlalu, anak saya yang besar bilang "kan, nyamuk takutnya sama tiga
roda?.
Episode II
Suatu kali, anak saya yang kecil minta saya menggambar sesuatu...
Tiba-tiba datang anak saya yang besar "Sini dik, abang gambarin naga"...dengan
senang hati adiknya memberikan buku gambarnya....Lalu si abang gambar bulatan
aja sebesar telur..."Nih, udah gambarnya"...Kata adiknya:"lho, naganya mana,
bang?". Dengan entheng si abang berlalu sambil menjawab "ya, tungguin aja dik
telurnya...nanti juga pecah keluar naganya".
Episode III
Si adik sepulang sekolah suka cerita dan senang berandai-andai (karena seusia
dia memang suka berimajinasi teruama kalau dia punya keinginan.......)
Kata si adik pada saya:"Ma,.seandainya nih...hari ini kita punya uang 1 miliar.
Mama mau beli apa aja?. Saya diam sambil tersenyum..masih nebak-nebak arah
impian dia sebenarnya....Lalu dia melanjutkan:"pasti mama beli mobil baru yang
kaya punya tante anu,..mama juga...pasti beli hp baru....dst, Kalau aku
nih...mau beli beedos, beli komputer-komputeran...wah, banyak deh". Eh, datang
abangnya nyeletuk: "Wah, kalau abang nih punya uang 1 miliar...abang mo bagiin
semua orang, semua tetangga, lalu abang obral semuanya dengan pesawat....". Kata
adiknya:"Lho, kok gitu, bang?Nanti kalau uangnya habis, gimana?....Jawab si
abang dengan santainya...."Ya...kita ngelamun aja lagiii..."
Nikmatnya bersama anak-anak! Anak cerdas bukan hanya yang super
pintar...tapi, anak yang mudah merespon sesuatu dengan baik terutama bisa
merespon kondisi lingkungannya dengan baik, apa bukan juga anak cerdas?Jadi,
apapun dan bagaimanapun anak kita pasti mereka adalah kebanggaan kita yang
membuat kita selalu bahagia dan santai di dekat mereka.
dari milis motivasi
Rumah Jiwa
INI satu kisah tentang sembilan bersaudara yang telah berhasil dalam
meraih karir dan cita-cita yang diimpikan. Dari kesembilan
bersaudara tersebut, hanya seseorang yang memiliki rumah sangat
sederhana. Delapan bersaudara yang lain, rumahnya tergolong mewah
dan lapang. Bahkan berlantai dua. Lantas, ada apa dengan rumah
sederhana itu?
Rumah itu tak luas. Tergolong rumah mungil dengan nama generik: tipe
36. Namun kok anehnya, orang yang tinggal di sana selalu berwajah
ceria, senang, dan hampir tak ada cekcok.
Tidak hanya itu. Di waktu-waktu tertentu, saat liburan sekolah tiba,
rumah sederhana itu tiba-tiba penuh sesak dengan anak-anak. Usut
punya usut, mereka adalah keponakan si empunya rumah, Pak Joko,
itulah nama pemilik rumah sederhana itu. Mereka datang ke sana, dari
berbagai tempat. Dalam setiap acara dan kegiatan, para saudara dekat
dan jauh mereka, lebih senang memilih dan menginap di rumah
tersebut. Bukan semata karena mereka tak punya uang untuk sekadar
menginap di rumah yang sempit itu. Dengar-dengar, ayah mereka hidup
berkecukupan.
Pernah beberapa kali, ketika kakak dan adiknya Pak Joko mengadakan
hajatan dan menyediakan lantai duanya yang lebih lapang dengan
beberapa kamar untuk menginap, mereka malah memilih untuk menginap
di rumah Pak Joko. Mereka pun diantar ke rumah itu dengan mobil yang
masih mengilap dan baru modelnya.
Tapi memang begitulah faktanya. Mereka justeru lebih senang jika
bertandang dan bertamu ke rumah Pak Joko walau rumahnya tergolong
sederhana. Itulah yang dirasakan saudara-saudara Pak Joko. Ya, tapi
kenapa mereka mau berdesakan di sana?
Pakde Joko, begitulah mereka memanggilnya. Pria berambut keriting
dengan kacamata yang selalu nangkring di hidungnya itu punya cara
asoy untuk menjadikan rumahnya selalu membuat betah pengunjungnya.
Pak Joko tak pernah menyuguhkan kemewahan dan fasilitas layaknya
hotel berbintang lima. Keluarga Pak Joko hidup secara sederhana.
Jika tamu-tamu datang, Pak Joko beserta isterinya hanya menyuguhkan
minuman teh dan kopi panas ditambah makanan khas daerah.
Tetapi yang paling penting yang diberikan Pak Joko kepada tamu-
tamunya ialah sikapnya yang justru membentuk rumahnya yang sederhana
menjadi rumah jiwa. Rumah jiwa, rumah yang diisi oleh keramahan,
ketulusan, kesederhanaan, kenyamanan, dan keikhlasan yang
ditampilkan oleh Pak Joko beserta keluarganya.
Keramahan. Itulah yang dilakukan Pak Joko setiap kali menerima
saudara dan tamunya. Pak Joko selalu menyambut dengan penuh
kehangatan. Dengan tawa dan senyum yang tak pernah lepas setiap kali
ia berjumpa dengan orang lain. Pak Joko sendiri memang pandai
bergaul kepada setiap orang. Berbicara dengan penuh canda dan
persahabatan kepada setiap orang tanpa kecuali.
Ketulusan. Pak Joko tak pernah menolak bahkan mengeluh sedikitpun
kepada siapa saja yang bertandang ke rumahnya. Ia tak pernah
membedakan status seseorang yang hadir di rumahnya. Semua ia layani
dengan penuh ketulusan.
Kesederhanaan. Itu jugalah yang ada pada keseharian Pak Joko.
Hidupnya betul-betul sederhana, jauh dari kemewahan. Ia melayani
saudara dan tamunya apa adanya. Pak Joko tak pernah membuat sesuatu
menjadi ada kalau memang tidak ada, atau istilahnya, mengada-ada
yang tidak ada. Begitu juga sebaliknya, Pak Joko tak pernah
menyembunyikan yang ada menjadi tidak ada. Malah, saudaranya yang
selalu membawakan oleh-oleh dan panganan ringan untuk disantap
bersama.
Kenyamanan. Setiap orang yang berkunjung ke rumahnya selalu merasa
nyaman. Kalau orang seberang bilang, feel like at home. Merasakan
seperti rumah sendiri.
Dan ini yang paling penting, keikhlasan. Pak Joko selalu menerima
siapa saja yang hadir di rumahnya dengan penuh keikhlasan. Tanpa
pamrih sekalipun.
Dengan kata lain, rumah Pak Joko merupakan pantulan jiwa Pak Joko
sendiri. Memang begitulah sejatinya sebuah konsep rumah. Bukan dalam
pengertian fisik rumah itu sendiri. Rumah bukanlah sebuah tempat tinggal biasa,
tetapi lebih dari itu.
Rumah yang baik adalah rumah yang diisi oleh jiwa-jiwa yang baik.
Jiwa-jiwa yang penuh dengan ketenangan. Penuh ketulusan, keikhlasan,
dan memiliki kedamaian
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda membangun rumah jiwa disana?
ditulis oleh Sonny Wibisono,
meraih karir dan cita-cita yang diimpikan. Dari kesembilan
bersaudara tersebut, hanya seseorang yang memiliki rumah sangat
sederhana. Delapan bersaudara yang lain, rumahnya tergolong mewah
dan lapang. Bahkan berlantai dua. Lantas, ada apa dengan rumah
sederhana itu?
Rumah itu tak luas. Tergolong rumah mungil dengan nama generik: tipe
36. Namun kok anehnya, orang yang tinggal di sana selalu berwajah
ceria, senang, dan hampir tak ada cekcok.
Tidak hanya itu. Di waktu-waktu tertentu, saat liburan sekolah tiba,
rumah sederhana itu tiba-tiba penuh sesak dengan anak-anak. Usut
punya usut, mereka adalah keponakan si empunya rumah, Pak Joko,
itulah nama pemilik rumah sederhana itu. Mereka datang ke sana, dari
berbagai tempat. Dalam setiap acara dan kegiatan, para saudara dekat
dan jauh mereka, lebih senang memilih dan menginap di rumah
tersebut. Bukan semata karena mereka tak punya uang untuk sekadar
menginap di rumah yang sempit itu. Dengar-dengar, ayah mereka hidup
berkecukupan.
Pernah beberapa kali, ketika kakak dan adiknya Pak Joko mengadakan
hajatan dan menyediakan lantai duanya yang lebih lapang dengan
beberapa kamar untuk menginap, mereka malah memilih untuk menginap
di rumah Pak Joko. Mereka pun diantar ke rumah itu dengan mobil yang
masih mengilap dan baru modelnya.
Tapi memang begitulah faktanya. Mereka justeru lebih senang jika
bertandang dan bertamu ke rumah Pak Joko walau rumahnya tergolong
sederhana. Itulah yang dirasakan saudara-saudara Pak Joko. Ya, tapi
kenapa mereka mau berdesakan di sana?
Pakde Joko, begitulah mereka memanggilnya. Pria berambut keriting
dengan kacamata yang selalu nangkring di hidungnya itu punya cara
asoy untuk menjadikan rumahnya selalu membuat betah pengunjungnya.
Pak Joko tak pernah menyuguhkan kemewahan dan fasilitas layaknya
hotel berbintang lima. Keluarga Pak Joko hidup secara sederhana.
Jika tamu-tamu datang, Pak Joko beserta isterinya hanya menyuguhkan
minuman teh dan kopi panas ditambah makanan khas daerah.
Tetapi yang paling penting yang diberikan Pak Joko kepada tamu-
tamunya ialah sikapnya yang justru membentuk rumahnya yang sederhana
menjadi rumah jiwa. Rumah jiwa, rumah yang diisi oleh keramahan,
ketulusan, kesederhanaan, kenyamanan, dan keikhlasan yang
ditampilkan oleh Pak Joko beserta keluarganya.
Keramahan. Itulah yang dilakukan Pak Joko setiap kali menerima
saudara dan tamunya. Pak Joko selalu menyambut dengan penuh
kehangatan. Dengan tawa dan senyum yang tak pernah lepas setiap kali
ia berjumpa dengan orang lain. Pak Joko sendiri memang pandai
bergaul kepada setiap orang. Berbicara dengan penuh canda dan
persahabatan kepada setiap orang tanpa kecuali.
Ketulusan. Pak Joko tak pernah menolak bahkan mengeluh sedikitpun
kepada siapa saja yang bertandang ke rumahnya. Ia tak pernah
membedakan status seseorang yang hadir di rumahnya. Semua ia layani
dengan penuh ketulusan.
Kesederhanaan. Itu jugalah yang ada pada keseharian Pak Joko.
Hidupnya betul-betul sederhana, jauh dari kemewahan. Ia melayani
saudara dan tamunya apa adanya. Pak Joko tak pernah membuat sesuatu
menjadi ada kalau memang tidak ada, atau istilahnya, mengada-ada
yang tidak ada. Begitu juga sebaliknya, Pak Joko tak pernah
menyembunyikan yang ada menjadi tidak ada. Malah, saudaranya yang
selalu membawakan oleh-oleh dan panganan ringan untuk disantap
bersama.
Kenyamanan. Setiap orang yang berkunjung ke rumahnya selalu merasa
nyaman. Kalau orang seberang bilang, feel like at home. Merasakan
seperti rumah sendiri.
Dan ini yang paling penting, keikhlasan. Pak Joko selalu menerima
siapa saja yang hadir di rumahnya dengan penuh keikhlasan. Tanpa
pamrih sekalipun.
Dengan kata lain, rumah Pak Joko merupakan pantulan jiwa Pak Joko
sendiri. Memang begitulah sejatinya sebuah konsep rumah. Bukan dalam
pengertian fisik rumah itu sendiri. Rumah bukanlah sebuah tempat tinggal biasa,
tetapi lebih dari itu.
Rumah yang baik adalah rumah yang diisi oleh jiwa-jiwa yang baik.
Jiwa-jiwa yang penuh dengan ketenangan. Penuh ketulusan, keikhlasan,
dan memiliki kedamaian
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda membangun rumah jiwa disana?
ditulis oleh Sonny Wibisono,
Friday, July 17, 2009
Sebuah Renungan Tentang Bosan
Pada awalnya manusialah yang menciptakan kebiasaan. Namun lama kelamaan, kebiasaanlah yang menentukan tingkah laku manusia.
Ada seorang yang hidupnya amat miskin. Namun walaupun ia miskin ia tetap rajin membaca.
Suatu hari secara tak sengaja ia membaca sebuah buku kuno. Buku itu mengatakan bahwa di sebuah pantai tertentu ada sebuah batu yang hidup, yang bisa mengubah benda apa saja menjadi emas.
Setelah mempelajari isi buku itu dan memahami seluk-beluk batu tersebut, iapun berangkat menuju pantai yang disebutkan dalam buku kuno itu.
Dikatakan dalam buku itu bahwa batu ajaib itu agak hangat bila dipegang, seperti halnya bila kita menyentuh makhluk hidup lainnya.
Setiap hari pemuda itu memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja.
Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut.
Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun ia berada di pantai itu.
Kini menggenggam dan membuang batu telah menjadi kebiasaannya.
Suatu hari secara tak sadar, batu yang dicari itu tergenggam dalam tangannya. Namun karena ia telah terbiasa membuang batu ke laut, maka batu ajaib itupun tak luput terbang ke laut dalam.
Lelaki miskin itu melanjutkan ‘permainannya’ memungut dan membuang batu. Ia kini lupa apa yang sedang dicarinya.
Teman, pernahkah kita merasakan kalau hidup ini hanyalah suatu rentetan perulangan yang membosankan? Dari kecil, kita sebenarnya sudah dapat merasakannya, kita harus bangun pagi-pagi untuk bersekolah, lalu pada siangnya kita pulang, mungkin sambil melakukan aktifitas lainnya, seperti belajar, nonton TV, tidur, lalu pada malamnya makan malam, kemudian tidur, keesokkan harinya kita kembali bangun pagi untuk bersekolah, dan melakukan aktifitas seperti hari kemarin, hal itu berulang kali kita lakukan bertahun-tahun !! Hingga akhirnya tiba saatnya
Untuk kita bekerja, tak jauh beda dengan bersekolah, kita harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke kantor, lalu pulang pada sore/malam harinya, kemudian kita tidur, keesokan harinya kita harus kembali bekerja lagi, dan melakukan aktifitas yang sama seperti kemarin, sampai kapan?
Pernahkah kita merasa bosan dengan aktifitas hidup kita?
Kalau ada di antara teman²ku ada yang merasakan demikian, dengarkanlah nasehatku ini :
“Bila hidup ini cuman suatu rentetan perulangan yang membosankan, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk menemukan nilai baru di balik setiap peristiwa hidup.”
Artinya, jangan melihat aktifitas yang kita lakukan ini sebagai suatu kebiasaan atau rutinitas , karena jika kita menganggap demikian, maka aktifitas kita akan amat sangat membosankan !!
Cobalah maknai setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, mungkin kita akan menemukan suatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya,
“Setiap hari merupakan hadiah baru yang menyimpan sejuta arti.”
dari milis motivasi
Ada seorang yang hidupnya amat miskin. Namun walaupun ia miskin ia tetap rajin membaca.
Suatu hari secara tak sengaja ia membaca sebuah buku kuno. Buku itu mengatakan bahwa di sebuah pantai tertentu ada sebuah batu yang hidup, yang bisa mengubah benda apa saja menjadi emas.
Setelah mempelajari isi buku itu dan memahami seluk-beluk batu tersebut, iapun berangkat menuju pantai yang disebutkan dalam buku kuno itu.
Dikatakan dalam buku itu bahwa batu ajaib itu agak hangat bila dipegang, seperti halnya bila kita menyentuh makhluk hidup lainnya.
Setiap hari pemuda itu memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja.
Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut.
Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun ia berada di pantai itu.
Kini menggenggam dan membuang batu telah menjadi kebiasaannya.
Suatu hari secara tak sadar, batu yang dicari itu tergenggam dalam tangannya. Namun karena ia telah terbiasa membuang batu ke laut, maka batu ajaib itupun tak luput terbang ke laut dalam.
Lelaki miskin itu melanjutkan ‘permainannya’ memungut dan membuang batu. Ia kini lupa apa yang sedang dicarinya.
Teman, pernahkah kita merasakan kalau hidup ini hanyalah suatu rentetan perulangan yang membosankan? Dari kecil, kita sebenarnya sudah dapat merasakannya, kita harus bangun pagi-pagi untuk bersekolah, lalu pada siangnya kita pulang, mungkin sambil melakukan aktifitas lainnya, seperti belajar, nonton TV, tidur, lalu pada malamnya makan malam, kemudian tidur, keesokkan harinya kita kembali bangun pagi untuk bersekolah, dan melakukan aktifitas seperti hari kemarin, hal itu berulang kali kita lakukan bertahun-tahun !! Hingga akhirnya tiba saatnya
Untuk kita bekerja, tak jauh beda dengan bersekolah, kita harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke kantor, lalu pulang pada sore/malam harinya, kemudian kita tidur, keesokan harinya kita harus kembali bekerja lagi, dan melakukan aktifitas yang sama seperti kemarin, sampai kapan?
Pernahkah kita merasa bosan dengan aktifitas hidup kita?
Kalau ada di antara teman²ku ada yang merasakan demikian, dengarkanlah nasehatku ini :
“Bila hidup ini cuman suatu rentetan perulangan yang membosankan, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk menemukan nilai baru di balik setiap peristiwa hidup.”
Artinya, jangan melihat aktifitas yang kita lakukan ini sebagai suatu kebiasaan atau rutinitas , karena jika kita menganggap demikian, maka aktifitas kita akan amat sangat membosankan !!
Cobalah maknai setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, mungkin kita akan menemukan suatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya,
“Setiap hari merupakan hadiah baru yang menyimpan sejuta arti.”
dari milis motivasi
Tuesday, July 14, 2009
Cinta itu seperti kupu-kupu
Tambah dikejar,
tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang disaat kamu tidak
mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih,
tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya.
Jadi jangan terburu-buru dan pilih yang terbaik.
Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang “sempurna” bagi seseorang. Tapi
bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri.
Jangan pernah bilang “I love you” kalau kamu tidak perduli. Jangan pernah
membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup
seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap
matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya berbohong.
Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya
jatuh cinta, sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya…
Cinta bukan “Ini salah kamu”, tapi “Ma’afkan aku”.
Bukan “Kamu dimana sih?”, tapi “Aku disini”.
Bukan “Gimana sih kamu?”, tapi “Aku ngerti kok”.
Bukan “Coba kamu gak kayak gini”, tapi “Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya”.
Kompatibilitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kalian
sudah bersama maupun berapa sering kalian bersama, tapi apakah selama kalian
bersama, kalian selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup
yang berkualitas.
Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat
sedalam yang kamu ijinkan. Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi
kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya.
Caranya jatuh cinta: jatuh tapi jangan terhuyung- huyung, konsisten tapi jangan
memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk
tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu.
Memang sakit melihat orang yang kamu cintai sedang berbahagia dengan orang lain
tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kamu cintai itu tidak berbahagia bersama
kamu.
Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang lebih menyakitkan
apabila kamu dilupakan oleh kekasihMu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi
apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu
rasakan.
Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta,
hanya untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kamu dan kamu sudah menghabiskan
banyak waktu untuk orang yang tidak pernah menghargainya. Kalau dia tidak “worth
it” sekarang, dia tidak akan pernah “worth it” setahun lagi ataupun 10 tahun
lagi. Biarkan dia pergi…
dari milis motivasi
tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang disaat kamu tidak
mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih,
tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya.
Jadi jangan terburu-buru dan pilih yang terbaik.
Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang “sempurna” bagi seseorang. Tapi
bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri.
Jangan pernah bilang “I love you” kalau kamu tidak perduli. Jangan pernah
membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup
seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap
matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya berbohong.
Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya
jatuh cinta, sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya…
Cinta bukan “Ini salah kamu”, tapi “Ma’afkan aku”.
Bukan “Kamu dimana sih?”, tapi “Aku disini”.
Bukan “Gimana sih kamu?”, tapi “Aku ngerti kok”.
Bukan “Coba kamu gak kayak gini”, tapi “Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya”.
Kompatibilitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kalian
sudah bersama maupun berapa sering kalian bersama, tapi apakah selama kalian
bersama, kalian selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup
yang berkualitas.
Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat
sedalam yang kamu ijinkan. Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi
kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya.
Caranya jatuh cinta: jatuh tapi jangan terhuyung- huyung, konsisten tapi jangan
memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk
tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu.
Memang sakit melihat orang yang kamu cintai sedang berbahagia dengan orang lain
tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kamu cintai itu tidak berbahagia bersama
kamu.
Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang lebih menyakitkan
apabila kamu dilupakan oleh kekasihMu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi
apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu
rasakan.
Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta,
hanya untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kamu dan kamu sudah menghabiskan
banyak waktu untuk orang yang tidak pernah menghargainya. Kalau dia tidak “worth
it” sekarang, dia tidak akan pernah “worth it” setahun lagi ataupun 10 tahun
lagi. Biarkan dia pergi…
dari milis motivasi
Bahkan Di Jalan Pun Berserakan Kebijaksanaan
Anda tentu masih ingat dongeng tentang asal muasal persetruan antara semut dan gajah. Konon penyebabnya adalah gara-gara sang gajah suka menginjak semut. Gajah adalah metafor bagi penguasa alias orang-orang besar, sedangkan semut mewakili orang-orang kecil. Kalau diinjak-injak terus, orang kecilpun pada akhirnya akan habis kesabaran, dan kemudian melawan. Namun, tahukah Anda bahwa didunia ini ada ’sesuatu’ yang diinjak-injak seberat apapun dia tetap bersabar, dan menjalankan fungsinya dengan baik. Dia tidak tersinggung sekalipun ditempatkan lebih rendah dari alas kaki kita. Dilindas, dan dilibas. Dia tetap saja tersenyum, dan tidak henti-hentinya memberikan panduan. Anda tahu siapakah yang memiliki sifat seperti itu? Anda benar. Dia adalah ’marka jalan’.
Sekarang, mari kita bayangkan seandainya kita berkendara dijalan raya yang tidak memiliki garis putih marka yang membatasi lajur kiri dengan lajur kanan. Sangat beresiko, bukan? Apalagi jika perjalanan itu ditempuh dimalam hari. Kita akan sangat membutuhkan marka jalan. Jika tidak ada marka jalan, kita menjadi gamang. Jika terlalu kekiri, kita bisa terperosok kejurang. Tapi, kalau terlampau kekanan, kita bisa bertabrakan dengan kendaraan dari arah depan. Namun, karena ada marka jalan itu; kita bisa berkendara dengan tertib dan aman. Oleh sebab itu, orang yang ingin selamat dalam perjalanan mesti mematuhi aturan yang diwakili oleh marka jalan itu.
Dikantor pun, ada ’marka’ yang harus kita patuhi. Yaitu, aturan-aturan yang jika kita semua mengikutinya, maka kita akan bisa menjadi karyawan yang hebat. Contoh sederhana dari aturan dikantor yang pantas kita ikuti adalah etika masuk kerja. Tidak ada kantor yang menghendaki kita masuk dan keluar dengan sesuka hati. Sehingga jika kita tidak mematuhinya, maka kita tidak termasuk karyawan hebat itu. Kadang-kadang kita berkilah; ’yang penting pekerjaan saya kan selesai’. Benar, tugas kita adalah menyelesaikan pekerjaan kita. Namun, bekerja sama sekali bukanlah sekedar menyelesaikan pekerjaan. Sebab, ada aspek lain yang menuntut komitmen kita, semisal; kualitas dari pekerjaan yang kita selesaikan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Juga dampak yang ditimbulkannya kepada departemen atau orang lain atas apa yang kita kerjakan.
Meskipun selesai, tetapi jika pekerjaan orang lain tertunda hanya karena kita terlambat menyelesaikan bagian kita; maka kualitas pencapaian secara keseluruhan menjadi rendah. Lagipula, orang-orang yang merasa puas hanya dengan ’menyelesaikan’ pekerjaannya tidak bisa menjadi karyawan hebat. Mengapa? Karena sekedar menyelesaikan pekerjaan standar tidak menjadikan dia unggul. Selain itu, karyawan hebat mesti pantas untuk diteladani. Bagaimana kita menjadi teladan jika tidak berdisiplin?
Jika kita perhatikan, marka jalan diatas aspal itu ada beragam macam. Ada yang berupa garis terputus-putus, dan ada juga garis yang tidak terputus. Kita boleh melewati garis yang terputus, misalnya saat hendak menyelip kendaraan lain. Tapi, garis yang konsisten tidak boleh dilewati. Sama seperti hidup kita; ada hal-hal yang boleh kita lakukan dan ada hal-hal yang sama sekali tidak pantas kita lakukan. Orang-orang yang melintasi garis tak terputus sama saja mempertaruhkan keselamatan perjalanannya. Orang-orang yang melakukan sesuatu yang tidak pantas sama artinya mempertaruhkan kehormatan mereka. Itulah sebabnya mereka yang ingin selamat diperjalanan selalu menahan diri untuk tidak melanggar garis tak terputus itu. Dan orang-orang yang ingin hidupnya selamat menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan tak senonoh.
Memang, kadang-kadang kita sangat membenci aturan. Kita ingin hidup sesuka hati tanpa aturan. Tetapi, jika setiap orang boleh melakukan apapun yang diinginkannya, mau jadi seperti apa kehidupan ini? Seseorang boleh mengambil milik orang lain, jika dia berani. Dan orang yang merasa terampas haknya boleh membalas, jika dia punya kekuatan. Maka lingkungan kita akan menjadi arena sikut-sikutan. Dan jadilah dunia kita penuh dendam dan pembalasan. Bukankah kita tidak menginginkan kehidupan seperti itu?
Pendek kata, kita memang membutuhkan aturan dalam hidup. Jika kita ingin selamat; sebaiknya memang kita mematuhi aturan yang berlaku. Baik aturan dijalan raya. Aturan dikantor. Terlebih lagi aturan yang digariskan oleh Tuhan. Aturan dijalan raya memperbesar peluang kita untuk mendapatkan keselamatan selama di perjalanan. Aturan dikantor dan tempat kerja memperbesar peluang kita untuk bisa membangun karir dan prestasi tinggi. Sedangkan aturan dari Tuhan memperbesar peluang kita untuk selamat didunia dan diakhirat.
Satu-satunya cara untuk menjamin keselamatan hidup kita adalah dengan mematuhi marka jalan kehidupan yang telah Tuhan sampaikan melalui para nabi dan rasul-rasulnya.
dari milis motivasi
Sekarang, mari kita bayangkan seandainya kita berkendara dijalan raya yang tidak memiliki garis putih marka yang membatasi lajur kiri dengan lajur kanan. Sangat beresiko, bukan? Apalagi jika perjalanan itu ditempuh dimalam hari. Kita akan sangat membutuhkan marka jalan. Jika tidak ada marka jalan, kita menjadi gamang. Jika terlalu kekiri, kita bisa terperosok kejurang. Tapi, kalau terlampau kekanan, kita bisa bertabrakan dengan kendaraan dari arah depan. Namun, karena ada marka jalan itu; kita bisa berkendara dengan tertib dan aman. Oleh sebab itu, orang yang ingin selamat dalam perjalanan mesti mematuhi aturan yang diwakili oleh marka jalan itu.
Dikantor pun, ada ’marka’ yang harus kita patuhi. Yaitu, aturan-aturan yang jika kita semua mengikutinya, maka kita akan bisa menjadi karyawan yang hebat. Contoh sederhana dari aturan dikantor yang pantas kita ikuti adalah etika masuk kerja. Tidak ada kantor yang menghendaki kita masuk dan keluar dengan sesuka hati. Sehingga jika kita tidak mematuhinya, maka kita tidak termasuk karyawan hebat itu. Kadang-kadang kita berkilah; ’yang penting pekerjaan saya kan selesai’. Benar, tugas kita adalah menyelesaikan pekerjaan kita. Namun, bekerja sama sekali bukanlah sekedar menyelesaikan pekerjaan. Sebab, ada aspek lain yang menuntut komitmen kita, semisal; kualitas dari pekerjaan yang kita selesaikan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Juga dampak yang ditimbulkannya kepada departemen atau orang lain atas apa yang kita kerjakan.
Meskipun selesai, tetapi jika pekerjaan orang lain tertunda hanya karena kita terlambat menyelesaikan bagian kita; maka kualitas pencapaian secara keseluruhan menjadi rendah. Lagipula, orang-orang yang merasa puas hanya dengan ’menyelesaikan’ pekerjaannya tidak bisa menjadi karyawan hebat. Mengapa? Karena sekedar menyelesaikan pekerjaan standar tidak menjadikan dia unggul. Selain itu, karyawan hebat mesti pantas untuk diteladani. Bagaimana kita menjadi teladan jika tidak berdisiplin?
Jika kita perhatikan, marka jalan diatas aspal itu ada beragam macam. Ada yang berupa garis terputus-putus, dan ada juga garis yang tidak terputus. Kita boleh melewati garis yang terputus, misalnya saat hendak menyelip kendaraan lain. Tapi, garis yang konsisten tidak boleh dilewati. Sama seperti hidup kita; ada hal-hal yang boleh kita lakukan dan ada hal-hal yang sama sekali tidak pantas kita lakukan. Orang-orang yang melintasi garis tak terputus sama saja mempertaruhkan keselamatan perjalanannya. Orang-orang yang melakukan sesuatu yang tidak pantas sama artinya mempertaruhkan kehormatan mereka. Itulah sebabnya mereka yang ingin selamat diperjalanan selalu menahan diri untuk tidak melanggar garis tak terputus itu. Dan orang-orang yang ingin hidupnya selamat menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan tak senonoh.
Memang, kadang-kadang kita sangat membenci aturan. Kita ingin hidup sesuka hati tanpa aturan. Tetapi, jika setiap orang boleh melakukan apapun yang diinginkannya, mau jadi seperti apa kehidupan ini? Seseorang boleh mengambil milik orang lain, jika dia berani. Dan orang yang merasa terampas haknya boleh membalas, jika dia punya kekuatan. Maka lingkungan kita akan menjadi arena sikut-sikutan. Dan jadilah dunia kita penuh dendam dan pembalasan. Bukankah kita tidak menginginkan kehidupan seperti itu?
Pendek kata, kita memang membutuhkan aturan dalam hidup. Jika kita ingin selamat; sebaiknya memang kita mematuhi aturan yang berlaku. Baik aturan dijalan raya. Aturan dikantor. Terlebih lagi aturan yang digariskan oleh Tuhan. Aturan dijalan raya memperbesar peluang kita untuk mendapatkan keselamatan selama di perjalanan. Aturan dikantor dan tempat kerja memperbesar peluang kita untuk bisa membangun karir dan prestasi tinggi. Sedangkan aturan dari Tuhan memperbesar peluang kita untuk selamat didunia dan diakhirat.
Satu-satunya cara untuk menjamin keselamatan hidup kita adalah dengan mematuhi marka jalan kehidupan yang telah Tuhan sampaikan melalui para nabi dan rasul-rasulnya.
dari milis motivasi
Tuesday, July 07, 2009
ISYARAT
Suatu malam di sebuah rumah, seorang anak usia tiga tahun sedang
menyimak sebuah suara. "Ting...ting...ting! Ting...ting...ting!"
Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah. Tapi, tak satu pun yang
pas jadi jawaban.
"Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!" suara sang ibu menangkap
kebingungan anaknya. "Kenapa ia melakukan itu, Bu?" tanya sang anak
polos. Sambil senyum, ibu itu menghampiri. "Itulah isyarat. Tukang
bakso cuma ingin bilang, 'Aku ada di sekitar sini!" jawab si ibu lembut.
Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suara
asing. Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan.
"Teeet...teeet....teeet!"
Ia melongok lewat jendela. Sebuah gerobak dengan lampu petromak
tampak didorong seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi,
anak kecil itu bingung. Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu pun
yang menghalangi jalan. Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi!
"Anakku. Itu tukang sate ayam. Suara klakson itu isyarat. Ia pun
cuma ingin mengatakan, 'Aku ada di dekatmu! Hampirilah!" ungkap sang
ibu lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya. "Kok ibu tahu?" kilah si
anak lebih serius. Tangan sang ibu membelai lembut rambut anaknya.
"Nak, bukan cuma ibu yang tahu. Semua orang dewasa pun paham itu.
Simak dan pahamilah. Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!" ucap
si ibu penuh perhatian. **
Di antara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap dan
memahami isyarat, tanda, simbol, dan sejenisnya. Mungkin, itulah bahasa
tingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia.
Begitu efesien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlu
menerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud si pembicara.
Cukup dengan berdehem 'ehm' misalnya, orang pun paham kalau di ruang
yang tampak kosong itu masih ada yang tinggal.
Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat.
Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetar
kuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angin yang tiba-tiba mampu
menerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah darimana
sekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia.
Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh mereka
yang dewasa. Itulah isyarat Tuhan: "Aku selalu di dekatmu, kemana pun
kau menjauh!"
Simak dan pahamilah. Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cuma
bisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klakson
pedagang sate ayam
dari milis motivasi
menyimak sebuah suara. "Ting...ting...ting! Ting...ting...ting!"
Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah. Tapi, tak satu pun yang
pas jadi jawaban.
"Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!" suara sang ibu menangkap
kebingungan anaknya. "Kenapa ia melakukan itu, Bu?" tanya sang anak
polos. Sambil senyum, ibu itu menghampiri. "Itulah isyarat. Tukang
bakso cuma ingin bilang, 'Aku ada di sekitar sini!" jawab si ibu lembut.
Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suara
asing. Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan.
"Teeet...teeet....teeet!"
Ia melongok lewat jendela. Sebuah gerobak dengan lampu petromak
tampak didorong seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi,
anak kecil itu bingung. Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu pun
yang menghalangi jalan. Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi!
"Anakku. Itu tukang sate ayam. Suara klakson itu isyarat. Ia pun
cuma ingin mengatakan, 'Aku ada di dekatmu! Hampirilah!" ungkap sang
ibu lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya. "Kok ibu tahu?" kilah si
anak lebih serius. Tangan sang ibu membelai lembut rambut anaknya.
"Nak, bukan cuma ibu yang tahu. Semua orang dewasa pun paham itu.
Simak dan pahamilah. Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!" ucap
si ibu penuh perhatian. **
Di antara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap dan
memahami isyarat, tanda, simbol, dan sejenisnya. Mungkin, itulah bahasa
tingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia.
Begitu efesien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlu
menerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud si pembicara.
Cukup dengan berdehem 'ehm' misalnya, orang pun paham kalau di ruang
yang tampak kosong itu masih ada yang tinggal.
Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat.
Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetar
kuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angin yang tiba-tiba mampu
menerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah darimana
sekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia.
Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh mereka
yang dewasa. Itulah isyarat Tuhan: "Aku selalu di dekatmu, kemana pun
kau menjauh!"
Simak dan pahamilah. Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cuma
bisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klakson
pedagang sate ayam
dari milis motivasi
TAKUT DAN KHAWATIR
manusia mempunyai kecenderungan selalu ingin dianggap
ingin diakui keberadaannya
ingin dihargai pendapatnya
ingin berkecukupan untuk setiap kebutuhannya
untuk semua keinginan-keinginan itu,
manusia kadang terbuai dan mulai melupakan adanya kuasa TUHAN
dua sahabat yang berteman di bangku kuliah,
saling sikut saat melamar pekerjaan
padahal bila saja saling berbagi dan mendukung,
mungkin akan jauh lebih baik keadannya untuk tempo ke depan
manusia menghawatirkab hartanya akan berkurang dan takut kekurangan saat ada orang meminta-minta
padahal, kalau pun kita kehabisan uang untuk kita berikan semua pada pengemis,
ktia akan mendapat lebih nantinya
sebenarnya untuk setiap kebaikan,,,tidak akan membuat pelakunya rugi
kecuali orang-orang yang selalu khawatir dengan keduniawiannya. .
takut kalau semua itu tidak bisa dia dapatkan
padahal..rizki, hidup , mati adalah rahasia milik TUHAN YANG MAHA KUASA
dan..
Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang terlalu khawatir dan mengunggulkan dunia
dari milis motivasi
ingin diakui keberadaannya
ingin dihargai pendapatnya
ingin berkecukupan untuk setiap kebutuhannya
untuk semua keinginan-keinginan itu,
manusia kadang terbuai dan mulai melupakan adanya kuasa TUHAN
dua sahabat yang berteman di bangku kuliah,
saling sikut saat melamar pekerjaan
padahal bila saja saling berbagi dan mendukung,
mungkin akan jauh lebih baik keadannya untuk tempo ke depan
manusia menghawatirkab hartanya akan berkurang dan takut kekurangan saat ada orang meminta-minta
padahal, kalau pun kita kehabisan uang untuk kita berikan semua pada pengemis,
ktia akan mendapat lebih nantinya
sebenarnya untuk setiap kebaikan,,,tidak akan membuat pelakunya rugi
kecuali orang-orang yang selalu khawatir dengan keduniawiannya. .
takut kalau semua itu tidak bisa dia dapatkan
padahal..rizki, hidup , mati adalah rahasia milik TUHAN YANG MAHA KUASA
dan..
Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang terlalu khawatir dan mengunggulkan dunia
dari milis motivasi
Friday, July 03, 2009
BALON
Seorang anak kecil terkagum-kagum saat melihat penjual balon sedang melepaskan balon gasnya untuk promosi.
Ia melihat bahwa balon yang merah bisa terbang! Lalu ia melihat balon yang kuning juga bisa terbang.
Ia semakin semangat ketika melihat balon yang warnanya hijau juga bisa terbang. Kebetulan, ia sangat senang dengan warna biru, lalu dengan jantung berdegup kencang ia ingin melihat apakah balon warna kesukaannya itu juga bisa terbang. Ketika si penjual balon melepaskan pegangannya, ternyata balon yang warnanya biru itu juga terbang, sehingga anak kecil berteriak senang, “Balon warna biru juga bisa terbang ...”
Mungkin kita akan tersenyum geli melihat kepolosan anak kecil ini. Anak ini berpikir bahwa yang bisa menerbangkan balon adalah warnanya. Tentu saja tidak seperti itu, yang membuat balon itu terbang bukan soal warnanya, tapi karena ada gas helium di dalam balon itu. Tanpa adanya gas helium, maka tidak ada balon yang bisa terbang, sebagus apapun juga warna balon itu.
Kerabat Imelda
Sejujurnya kita seringkali bertindak seperti anak kecil itu saat menilai kehidupan kita. Tanpa sadar kita selalu berpikir bahwa penampilan luar itu jauh lebih penting daripada apa yang ada di dalam.
Sehingga selalu merasa bahwa karena kekuatan, kepandaian, pengalaman, kecakapan, kekayaan, kecantikan, atau karena kehebatan yang kita punya lah yang membuat kita bisa “terbang”. Tak menyadari bahwa kita bisa “terbang” karena ada Tuhan di dalam kehidupan kita.
Patutkah warna merah menyombongkan diri karena bisa terbang? Atau si kuning yang merasa warnanyalah yang membuat dirinya terbang? Bukankah hal yang konyol sekaligus menggelikan jika para warna itu menyombongkan diri karena sanggup menerbangkan balon? Bukankah harusnya mereka menyadari bahwa tanpa gas helium yang ada di dalamnya, mereka tak berarti apa-apa?
Penyakit kronis yang sering menghancurkan kehidupan manusia adalah : KESOMBONGAN !!
dari milis motivasi
Ia melihat bahwa balon yang merah bisa terbang! Lalu ia melihat balon yang kuning juga bisa terbang.
Ia semakin semangat ketika melihat balon yang warnanya hijau juga bisa terbang. Kebetulan, ia sangat senang dengan warna biru, lalu dengan jantung berdegup kencang ia ingin melihat apakah balon warna kesukaannya itu juga bisa terbang. Ketika si penjual balon melepaskan pegangannya, ternyata balon yang warnanya biru itu juga terbang, sehingga anak kecil berteriak senang, “Balon warna biru juga bisa terbang ...”
Mungkin kita akan tersenyum geli melihat kepolosan anak kecil ini. Anak ini berpikir bahwa yang bisa menerbangkan balon adalah warnanya. Tentu saja tidak seperti itu, yang membuat balon itu terbang bukan soal warnanya, tapi karena ada gas helium di dalam balon itu. Tanpa adanya gas helium, maka tidak ada balon yang bisa terbang, sebagus apapun juga warna balon itu.
Kerabat Imelda
Sejujurnya kita seringkali bertindak seperti anak kecil itu saat menilai kehidupan kita. Tanpa sadar kita selalu berpikir bahwa penampilan luar itu jauh lebih penting daripada apa yang ada di dalam.
Sehingga selalu merasa bahwa karena kekuatan, kepandaian, pengalaman, kecakapan, kekayaan, kecantikan, atau karena kehebatan yang kita punya lah yang membuat kita bisa “terbang”. Tak menyadari bahwa kita bisa “terbang” karena ada Tuhan di dalam kehidupan kita.
Patutkah warna merah menyombongkan diri karena bisa terbang? Atau si kuning yang merasa warnanyalah yang membuat dirinya terbang? Bukankah hal yang konyol sekaligus menggelikan jika para warna itu menyombongkan diri karena sanggup menerbangkan balon? Bukankah harusnya mereka menyadari bahwa tanpa gas helium yang ada di dalamnya, mereka tak berarti apa-apa?
Penyakit kronis yang sering menghancurkan kehidupan manusia adalah : KESOMBONGAN !!
dari milis motivasi
Seandainya
Joe stoker adalah seorang mekanik kereta api yang ramah, sayang sikapnya kurang bertanggung jawab dan sering menyepelekan dan menunda-nunda pekerjaan Dia juga seorang peminum, bila diingakkan dia selalu menjawab hanya meminum sedikit saja untuk menghangatkan badan.
Pada suatu malam, salju turun dengan lebatnya. Malam itu Joe kebetulan bertugas di atas kereta api yang sedang berjalan. Tiba-tiba, ada berita, bahwa kereta api lain akan datang terlambat. Sambil menunggu, Joe mulai menggerutu dan mengeluh karena berarti ia dan rekan-rekannya harus menunggu lebih lama, menunggu kereta lain lewat. Untuk mengisi waktu, diam-diam Joe mulai mengeluarkan botol whiskinya dan meminumnya. Beberapa saat kemudian, Joe mulai agak mabuk. Ia mulai tertawa-tawa dengan senang, sementara kondektur maupun masinis, hanya bisa melihat dengan prihatin padanya.
Setelah kereta berjalan beberapa saat, tiba-tiba kereta itu berhenti. Tutup silinder kereta api tiba-tiba terlepas. Sementara dalam waktu tidak lama lagi, kereta api cepat akan melalui rel yang sama dari belakang. Kondektur, dengan secepat kilat berlari ke arah Joe dan memerintahkannya untuk memasanglampu merah dan membawanya berjalan ke sepanjang rel di belakang. Namun, tukang rem yang agak mabuk ini tertawa dan berkata, “Ah, jangan tergesa-gesa. Kan katanya agak terlambat. Jadi masih adawaktu"
Kondektur itu menjawab dengan sungguh-sungguh, “Joe, ini sangat penting, jangan ditangguhkan satu menit pun. Kereta api cepat akan segera tiba dan saat itu mungkin kita sudah terlambat terlambat memberitahu! ”
“Baiklah,” kata Joe dengan ogah-ogahan. Sementara si kondektur sibuk mengurusi lokomotifnya, si Joe tukang rem itu, tidak langsung mengerjakan tugasnya. Dengan tenang, ia mengenakan jasnya terlebih dahulu. Lalu menghabiskan satu sloki whiski lagi untuk menghangatkan badannya. Kemudian, barulah perlahan-lahan ia mengambil lentera merah dan dengan melenggang santai ia berjalan sambil bersiul sepanjang rel.
Belum sampai sepuluh langkah, ia mendengar suara tanda kedatangan kereta api cepat. Ia mulai berlari dan berlari menuju ke arah kerata api cepat itu.
Tetapi semuanya sudah terlambat. Joe mencoba melambaikan lenteranya. Tapi, terlalu dekat jaraknya bagi kereta cepat untuk berhenti. Sesaat kemudian, terdengar besi-besi berat saling bertubrukan. Lokomotif kereta api cepat menabrak gerbong-gerbong yang sedang berhenti. Segera badan gerbong dan lokomotifnya menjadi ringsek, gerbong-gerbongpun hancur dan terhantam keras keluar dari relnya, diiringi teriakan para penumpang yang lebur binasa, bercampur dengan suara desis uap yang keluar lepas. Malam yang bisu itu menjadi saksi kecelakaan tabrakan antar kereta api yang menelan begitu banyak korban jiwa.
Bagaimana dengan Joe Stoker?. Saat orang mencarinya, Joe sudah menghilang. Malam harinya Joe ditemukan di sebuah lumbung dalam keadaan tidak waras, ia melambai-lambaikan lentera seakan-akan di depannya ada kereta api, sambil berteriak-teriak, “Ah, seandainya saya lakukan… seandainya saya lakukan…. seandainya”
Seberapa sering kita menunda pekerjaan kita karena berpikir bahwa masih ada banyak waktu??
Sekarang adalah waktu terbaik, disaat kita masih mempunyai kesempatan, segeralah melakukan tindakan agar tidak menyesal kemudian.. lalu di kemudian hari kita hanya bisa berkata “seandainya. …. seandainya”
dari milismotivasi
Pada suatu malam, salju turun dengan lebatnya. Malam itu Joe kebetulan bertugas di atas kereta api yang sedang berjalan. Tiba-tiba, ada berita, bahwa kereta api lain akan datang terlambat. Sambil menunggu, Joe mulai menggerutu dan mengeluh karena berarti ia dan rekan-rekannya harus menunggu lebih lama, menunggu kereta lain lewat. Untuk mengisi waktu, diam-diam Joe mulai mengeluarkan botol whiskinya dan meminumnya. Beberapa saat kemudian, Joe mulai agak mabuk. Ia mulai tertawa-tawa dengan senang, sementara kondektur maupun masinis, hanya bisa melihat dengan prihatin padanya.
Setelah kereta berjalan beberapa saat, tiba-tiba kereta itu berhenti. Tutup silinder kereta api tiba-tiba terlepas. Sementara dalam waktu tidak lama lagi, kereta api cepat akan melalui rel yang sama dari belakang. Kondektur, dengan secepat kilat berlari ke arah Joe dan memerintahkannya untuk memasanglampu merah dan membawanya berjalan ke sepanjang rel di belakang. Namun, tukang rem yang agak mabuk ini tertawa dan berkata, “Ah, jangan tergesa-gesa. Kan katanya agak terlambat. Jadi masih adawaktu"
Kondektur itu menjawab dengan sungguh-sungguh, “Joe, ini sangat penting, jangan ditangguhkan satu menit pun. Kereta api cepat akan segera tiba dan saat itu mungkin kita sudah terlambat terlambat memberitahu! ”
“Baiklah,” kata Joe dengan ogah-ogahan. Sementara si kondektur sibuk mengurusi lokomotifnya, si Joe tukang rem itu, tidak langsung mengerjakan tugasnya. Dengan tenang, ia mengenakan jasnya terlebih dahulu. Lalu menghabiskan satu sloki whiski lagi untuk menghangatkan badannya. Kemudian, barulah perlahan-lahan ia mengambil lentera merah dan dengan melenggang santai ia berjalan sambil bersiul sepanjang rel.
Belum sampai sepuluh langkah, ia mendengar suara tanda kedatangan kereta api cepat. Ia mulai berlari dan berlari menuju ke arah kerata api cepat itu.
Tetapi semuanya sudah terlambat. Joe mencoba melambaikan lenteranya. Tapi, terlalu dekat jaraknya bagi kereta cepat untuk berhenti. Sesaat kemudian, terdengar besi-besi berat saling bertubrukan. Lokomotif kereta api cepat menabrak gerbong-gerbong yang sedang berhenti. Segera badan gerbong dan lokomotifnya menjadi ringsek, gerbong-gerbongpun hancur dan terhantam keras keluar dari relnya, diiringi teriakan para penumpang yang lebur binasa, bercampur dengan suara desis uap yang keluar lepas. Malam yang bisu itu menjadi saksi kecelakaan tabrakan antar kereta api yang menelan begitu banyak korban jiwa.
Bagaimana dengan Joe Stoker?. Saat orang mencarinya, Joe sudah menghilang. Malam harinya Joe ditemukan di sebuah lumbung dalam keadaan tidak waras, ia melambai-lambaikan lentera seakan-akan di depannya ada kereta api, sambil berteriak-teriak, “Ah, seandainya saya lakukan… seandainya saya lakukan…. seandainya”
Seberapa sering kita menunda pekerjaan kita karena berpikir bahwa masih ada banyak waktu??
Sekarang adalah waktu terbaik, disaat kita masih mempunyai kesempatan, segeralah melakukan tindakan agar tidak menyesal kemudian.. lalu di kemudian hari kita hanya bisa berkata “seandainya. …. seandainya”
dari milismotivasi
Subscribe to:
Posts (Atom)