Tuesday, June 22, 2010

Siapa yang Salah?

Apakah Anda mencintai anak-anak Anda betapa pun nakalnya mereka? Pasti semua
menjawab, "Ya! Saya amat mencintai mereka. Saya akan melakukan apa saja asal
hidup mereka bahagia nanti." Sekilas tidak ada yang salah dari jawaban di
atas. Akan tetapi bagaimana dengan kisah di bawah ini?

Suatu hari sepasang suami-istri berkonsultasi dengan psikiater. Mereka
mengeluh putus asa menghadapi kenakalan anaknya yang semata wayang.

Masalahnya cukup sederhana, anak itu suka sekali main kuda-kudaan kayu milik
anak tetangga sebelah. Ia tidak mau berhenti meski sudah berkali-kali di
suruh. Padahal ia sendiri sudah dibelikan tiga buah kuda-kudaan kayu di
rumah. Inilah yang membuat orang tuanya kesal. Betapa tidak? Setiap kali
ingin naik kuda-kudaan, si anak segera pergi ke rumah sebelah dan mengganggu
anak tetangga dengan merebut mainan kayu ini.

Usaha kedua orang tuanya untuk memaksanya turun malah membuat si anak
berteriak menjerit-jerit. Keributan semakin menjadi-jadi lantaran si pemilik
mainan tak mau mengalah.

Pertama-tama, sang ahli jiwa merundingkan bayarannya. Setelah itu ia
mendekati anak itu, mengelus rambutnya dengan halus, menunduk, sambil
tersenyum membisikkan sesuatu ke telinganya. Aneh bin ajaib! Segera anak
nakal itu turun dari kuda-kudaan dan dengan manis mengikuti orang tuanya
pulang.

Tentu saja si orang tua gembira melihat semuanya bisa diselesaikan dengan
cepat. "Mantera apa yang Anda gunakan untuk membujuk anak saya?" tanya orang
tua itu terheran-heran.

"Saya hanya berbisik, kalau engkau tidak turun dari kuda-kudaan kayu saat
ini juga, engkau saya pukuli sampai tidak bisa lagi duduk selama satu
minggu. Ketahuilah, saya dibayar untuk tugas ini maka saya
bersungguh-sungguh!"

Nah Kerabat Imelda, sebelum Anda menghukum seorang anak, tanyalah diri sendiri apakah bukan Anda sendiri yang menjadi sebab kesalahan. (Anthony de Mello/Djs)

Sumber: Majalah Intisari

No comments: