Jika cerita inspirasi umumnya membahas tentang keuntungan memiliki teman, maka kali ini kita akan merenungkan kebalikannya. Apa manfaat 'baik' seorang musuh?
Musuh di sini bisa berarti musuh dalam arti sesungguhnya, yaitu orang yang bertentangan dengan kita, namun bisa juga mewakili mereka yang kita benci, yang kerap menyakiti hati kita, yang mudah salah paham, yang berada di pihak oposisi, hingga para rival/ saingan.
Cerita ini juga tidak bermaksud mengatakan bahwa Tuhan sengaja menciptakan musuh, sebab bermusuhan merupakan ulah dan kejahatan manusia itu sendiri. Namun dalam hal buruk sekalipun, Tuhan tetap bisa menggunakannya untuk kebaikan. Semua hanya tergantung cara pandang kita saja.
Salah satu manfaat terbesar musuh adalah ia menjadi batasan dan cermin diri sendiri. Batasan untuk apa? Batasan agar kita tidak sombong, merasa diri paling benar, sok, dan lain sebagainya.
Musuh membuat kita ingat bahwa tak semua kelakuan kita bisa diterima. Tak semua humor disukai, tak semua pendapat tepat adanya, bahkan tak semua yang kita tahu itu benar adanya.
Dengan adanya atasan cerewet dan penuntut misalnya, kita otomatis dipacu untuk bekerja ekstra hati-hati, dan bukannya asal-asalan.
Dengan adanya ibu protektif, kita dilatih untuk menjadi anak yang bisa dipercaya dan selalu bertanggung jawab dalam bertindak.
Dengan adanya suami pencemburu, kita diajar untuk lebih hati-hati dalam bersikap terhadap lawan jenis.
Dengan adanya anak yang kurang ajar, kita dididik untuk menjadi orang tua yang berani menerapkan disiplin.
dan sebagainya....
Kerabat Imelda...Jika kita bisa memandang perselisihan dengan orang lain sebagai batu loncatan untuk mengasah karakter kita menjadi lebih baik lagi, maka mengapa tidak mengambil sisi positifnya saja?
Meski begitu, tetaplah ingat tentang salah satu ungkapan pepatah China yang mengatakan "Seribu teman itu kurang, musuh satu sudah terlalu banyak."
Sedapat mungkin, bila hal itu bergantung pada Anda, mari cari perdamaian saja. Dan jika tidak, anggap si 'musuh' sebagai batasan...
SUMBER: kapanlagi.com
No comments:
Post a Comment