Di sebuah desa, terdapat sebuah tempat pemotongan kayu. Di sana, para pria bekerja untuk memotong kayu-kayu yang sangat besar menjadi kayu yang lebih kecil dan bisa dijadikan berbagai benda dan aksesoris rumah tangga. Pada hari yang cerah, seorang tukang potong kayu kehilangan jam tangannya. Dia yakin jam tangan itu terjatuh di atas tumpukan serbuk kayu yang menggunung di bagian lantai tempat pemotongan kayu.
Suasana menjadi ramai. Para pekerja yang lain membantu mencari jam tangan itu. Mereka tahu bahwa sang tukang kayu yang kehilangan jam tangan mendapatkan benda tersebut dari putera semata wayangnya yang bekerja di kota. Menghilangkan benda tersebut tentu akan membuat sang putera kecewa karena ayahnya tidak bisa menjaga benda mahal itu dengan baik. Semua orang mencari, tetapi hingga siang, jam tangan itu tidak ditemukan.
Pada saat jam makan siang, para pekerja ke luar untuk mencari makan. Beberapa di antara mereka menghibur pemotong kayu yang kehilangan jam tangannya, tetapi dia tetap murung dan menyesal karena memakai jam tangan itu saat bekerja. Dia tidak berselera menghabiskan makan siangnya, sehingga dia kembali ke dalam tempat pemotongan kayu untuk mencari jam tangan itu sekali lagi.
Tanpa disadari, di dalam tempat pemotongan kayu ada seorang anak laki-laki yang memberikan sebuah jam tangan pada tukang kayu tersebut. Itu adalah jam tangan yang hilang. Sang pemotong kayu tentu senang dan menanyakan pada anak kecil tersebut, bagaimana dia bisa menemukannya sementara para pekerja telah mencari jam tangan tersebut sepanjang pagi dan tidak menemukannya.
Anak kecil itu menjawab, "Saya hanya diam saja saat Anda kehilangan jam tangan itu dan saat orang-orang mencarinya. Saya menunggu hingga kalian semua meninggalkan tempat ini. Dengan begitu saya dapat menemukan jam tangan Anda hanya dengan mendengar suara tik tok tik tok,"Pria itu tersenyum dan berterima kasih pada anak laki-laki yang memang sering membantu para pekerja untuk menumpuk kayu yang telah di potong.
Kerabat Imelda...saat masalah datang, rasa panik seringkali melanda. Tidak jarang kita meminta bantuan dari banyak pihak dan mereka tidak keberatan untuk membantu kita. Hanya saja, seringkali menyelesaikan masalah bersama-sama dan tanpa pemikiran justru tidak menyelesaikan apapun. Kadang, duduk diam terlebih dahulu dan memikirkan pemecahan masalah akan lebih baik daripada 'mengeroyok' masalah tersebut tanpa pemikiran yang matang. Masalah hanya akan terselesaikan dengan baik melalui pemikiran yang tenang.
SUMBER:kapanlagi.com
No comments:
Post a Comment