Pada zaman dahulu terdapatlah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang
raja wanita, Ratu Sharma namanya. Ratu Sharma memerintah dengan adil dan
selalu memerhatikan rakyatnya. Karena itu, segenap rakyat di kerajaan itu
sangat mencintai ratunya.
Ratu bersikap adil, selalu melindungi rakyatnya, baik yang kaya maupun
miskin. Ratu memberikan hadiah kepada siapa pun yang berjasa, dan
menjatuhkan hukuman yang setimpal bagi siapa pun yang bersalah. Kerajaan
aman, rakyat hidup dalam kemakmuran, gemah ripah loh jinawi.
Suatu hari Ratu Sharma ingin menguji kejujuran rakyatnya. Ia memerintahkan
seorang punggawanya menaruh sebuah pundi berisikan emas di sebuah
persimpangan jalan di pusat keramaian ibu kota kerajaan itu. Penduduk merasa
heran sampai punggawa itu memberikan pengumuman:
”Wahai segenap rakyat, ini pundi Sang Ratu yang berisikan emas dan sengaja
diletakkan di tempat ini. Sang Ratu berharap agar pundi ini jangan diganggu.
Barang siapa berani menyentuh pundi ini akan dihukum dengan dipotong
tangannya dan barang siapa berani menginjak pundi ini akan dihukum dengan
dipotong kakinya.”
Beberapa hari pundi emas tetap utuh di tempatnya semula. Tiada seorang pun
yang berani menyentuh dan menginjaknya. Semua penduduk, karena kejujurannya,
merasa takut untuk mengganggu pundi tersebut.
NAMUN, suatu ketika terjadilah kegemparan. Pundi itu lenyap tanpa bekas.
Tentu saja segenap penduduk heran dan bertanya-tanya siapakah orang yang
berani mencuri pundi itu.
Hilangnya pundi segera dilaporkan kepada Ratu. Sang Ratu sangat marah. Ia
segera mengadakan sayembara, siapa yang sanggup menemukan kembali pundi itu
akan diberi hadiah berupa separuh dari emas di dalam pundi tersebut.
Beberapa hari lamanya banyak penduduk berusaha mencari pundi yang hilang
itu, tetapi sia-sia belaka.
SYAHDAN, ada seorang pemuda penggembala kambing di suatu dusun bernama Kama.
Kama memiliki seekor anjing yang setia membantu menggembalakan kambing.
Anjing yang dia dipelihara sejak kecil itu diajari melacak pencuri di
desanya. Beberapa kali terjadi pencurian, dapat dilacak oleh anjing
tersebut. Ternyata, pencuri-pencuri yang tertangkap berasal dari luar
kerajaan Ratu Sharma.
Kama juga telah mendengar sayembara tersebut. Maka, dengan diiringi
anjingnya, ia berangkat ke istana dan menghadap Sang Ratu.
Dengan takzim Kama berkata, ”Mohon ampun Baginda Ratu, izinkanlah hamba
mengikuti sayembara. Hamba ingin membantu Sang Ratu untuk menemukan kembali
pundi yang hilang.”
”Wahai pemuda, bagaimana engkau dapat menemukan kembali pundi yang hilang
itu?” tanya Ratu.
”Hamba akan dibantu oleh anjing hamba ini, Baginda Ratu,” jawab Kama.
Sang Ratu menyetujui dan memperkenankan Kama untuk mencari pundi emas.
KAMA mengajak anjingnya ke tempat ditaruhnya pundi tersebut. Segera saja
anjing itu mengendus-endus tanah, lalu berjalan ke suatu arah. Anjing itu
kemudian dengan cepat berlari ke sebuah tempat, hingga Kama tak dapat
mengikutinya lagi.
Mengherankan, satu jam kemudian anjing itu telah muncul kembali. Di
moncongnya tampak sebuah pundi yang agak berat.
Tentu saja Kama senang dan segera menggiring anjing itu ke tempat Ratu.
Alangkah senangnya Sang Ratu. Namun, tiba-tiba masuklah patih kerajaan dan
berkata kepada Ratu,
”Ampun Baginda Ratu, bukankah Ratu sudah menetapkan bahwa siapa pun yang
berani menyentuh pundi ini akan dijatuhi hukuman, dipotong tangannya atau
dipotong kakinya.”
Akan tetapi, Ratu Sharma yang bijak itu segera berkata, ”Wahai Paman Patih,
aku tak dapat menghukum anjing ini. Anjing ini tidak menyentuh pundi, baik
dengan tangan maupun kakinya, melainkan dengan moncongnya. Jadi aku tak
dapat menghukum anjing ini. Justru aku akan minta tolong anjing ini untuk
melacak siapakah sebenarnya pencuri pundi ini. Bukankah ia sanggup, Kama?”
kata Ratu sambil menoleh kepada Kama.
MENDADAK sang patih tampak merah mukanya. Ia hendak berkata lagi, tetapi
didahului Kama yang menyahut,
”Anjing ini sanggup, Baginda Ratu. Tetapi, hamba mohon disertai kawalan
prajurit.”
Sang Patih tampak semakin gelisah. Ia hendak mengucapkan sesuatu, tetapi
mulutnya tak sanggup lagi untuk berkata-kata.
Akhirnya anjing milik Kama berjalan ke suatu tempat yang tak jauh dari
istana.
Alangkah terkejutnya para pengawal yang mengiringi anjing itu. Ternyata,
anjing itu berhenti di depan rumah sang patih dan menggonggong keras-keras.
Pengawal segera memasuki rumah sang patih dan melakukan penyelidikan.
KEMUDIAN, pengawal segera melaporkan hal itu kepada Ratu.
Ratu memanggil Sang Patih. Dengan penuh kewibawaan, Sang Ratu meyakinkan
hadirin bahwa yang mencuri pundi itu adalah patihnya sendiri. Apalagi
setelah seorang pengawal mengatakan bahwa terdapat kerusakan kasur di dalam
kamar Sang Patih. Si anjing menemukan pundi itu disembunyikan di bawah
kasur.
Dengan tubuh lunglai, Sang Patih segera diikat kedua tangannya dan digiring
ke tempat ia akan menjalani hukuman.
dari milis motivasi
No comments:
Post a Comment