Menurut Cheryl Reimold, seorang ahli mengenai bahasa tubuh mengatakan, “Bila
Anda berdiri ketika berbicara dengan orang yang sedang duduk, maka Anda
menang tinggi, dan bahkan merasa lebih berkuasa sesaat. Namun, bila Anda
menghadapi orang itu dalam kesejajaran, duduk atau berdiri, maka Anda akan
lebih berkemungkinan menjalin komunikasi yang baik.“
Ini ada cerita menarik tentang kesejajaran. Suatu ketika, Pangeran Albert
bertengkar dengan isterinya, Ratu Vicoria. Albert mengalah, kemudian menuju
kamarnya. Ratu Victoria kemudian menyusulnya dan mendapati pintu terkunci.
Ia kemudian mengetuk pintu dengan keras.
Dari dalam kamar, Albert bertanya, “Siapa itu?”
”Ratu Inggris!” jawab Ratu Vicoria. Pintu tetap terkunci.
Victoria kemudian mengetuk pintu lagi.
Albert pun kembali bertanya, ”Siapa itu?”
”Ini aku, isterimu.” jawab Ratu Inggris.
Pintupun kemudian terbuka.
Kesetaraan akan terwujud, saat kita menganggap lawan bicara kita tidak lebih
tinggi atau lebih rendah dari kita. Hal ini dilakukan agar komunikasi
berjalan dengan efektif. Tak sulit. Tak pula butuh biaya. Dengan kelegaan
hati kami memaklumi kesalahan office boy siang itu. Terus terang, tak banyak
uang yang keluar untuk membantu beban Budi saat itu. Budi terlihat lebih
rileks. Senyumpun mengembang. Saya tahu bukan uang yang masuk ke kantong
celananya, namun sikap merasa diperhatikan yang membuatnya merasa dianggap
setara. Diwongke, istilahnya. Selanjutnya, langkah Budi pun terlihat lebih
ringan.
Begitulah, komunikasi tak hanya efektif, tapi juga terlihat indah, bila kita
mampu mensejajarkan diri kita dengan orang lain. Ya, sejajar itu indah.
oleh : Sonny Wibisono
dari milis motivasi
No comments:
Post a Comment