Tuesday, May 31, 2011

Kicauan Burung Dan Pikiran Positif

Saat mendengarkan seekor burung yang sedang berkicau, menurut Anda apa yang sedang ia lakukan? Suatu hari, saya berjalan di sebuah penangkaran terlihat papan bertuliskan 'Mari lestarikan nyanyian burung yang merdu ini'. Dan benar saja, kicauan-kicauan burung yang berlarian dari ranting pohon satu ke pohon yang lain terdengar riuh saling bersahutan seperti nyanyian yang kompak. Sungguh indah ciptaan Tuhan yang satu ini.

Benarkah mereka sedang bernyanyi?

Sebenarnya siapa yang bisa menjamin para burung itu bernyanyi lewat kicauannya? Tidak ada! Sekalipun Anda adalah peneliti burung yang lama bergulat dengan mereka di alam bebas, yang bisa dilakukan oleh manusia adalah mengamati tingkah laku mereka dan mengambil kesimpulan dari sana.

Hingga saat ini, ilmu pengetahuan masih mengembangkan penelitian terhadap paus dan lumba-lumba, di mana mereka berkomunikasi lewat gelombang ultrasonik yang juga sedang diteliti maksud dan artinya. Sedangkan untuk kicauan burung sendiri, belum ada penelitian yang dapat menjelaskan arti kicauannya secara detail.

Jadi, bagaimana kita bisa yakin bahwa kicauan burung artinya mereka sedang bernyanyi, dan bukan memaki?

Semua hal itu muncul karena persepsi manusia. Saat mendengarkan kicauan yang terdengar indah dengan susunan nada-nada cantik, maka otak membuat sebuah persepsi bahwa para burung sedang bernyanyi. Persepsi tersebut bisa muncul karena ada mind setting. Yang artinya di dalam benak sudah tersetting bahwa saat mendengarkan nada-nada yang indah dan teratur, itulah sebuah nyanyian.

Inilah yang harus kita pelajari, jika kita bisa mensetting pikiran dan mengisinya dengan yang indah-indah, akan lebih mudah bagi Anda berpikir positif. Kicauan burung yang kita tak tahu apa artinya bisa terdengar seperti sebuah nyanyian, bagaimana jika diaplikasikan pada hal lainnya? Misalnya saat mendengar nasehat dari seseorang?

Ah ya, benar. Ngomong-ngomong soal nasehat, memang membosankan saat mendengar nasehat dari orang tua. Rasanya jadi ingin kabur saat itu juga. Tetapi jika dipikir lagi, nasehat mereka memang benar, hanya saja telinga kita tidak suka mendengarkannya, benar tidak? Inilah yang harus kita ubah. Restart kembali benak kita dan sisipkan bahwa nasehat adalah hal bijak yang perlu direnungkan dan membuat kita introspeksi. Seperti halnya nyanyian burung. Kita tak tahu apa artinya, tetapi kita percaya bahwa itu indah.

SUMBER: Agatha Yunita - kapanlagi.com

No comments: