Tuesday, May 31, 2011

Penjual Roti Yang Kelaparan

Kisah ini bermula dari sebuah kota yang tidak memiliki toko kue yang menjual roti yang enak. Seorang pria yang telah berkeluarga dan memiliki seorang putri melihat hal ini sebagai sebuah kesempatan untuk membangun usaha toko roti. Pasti dia akan berhasil jika berhasil menjual roti yang rasanya enak dan disukai banyak orang.

Akhirnya, setelah berlatih membuat kue, pria tersebut membangun sebuah toko kecil di samping rumahnya. Seperti yang sudah dibayangkan oleh si pria, toko rotinya laris manis dan selalu diserbu pembeli. Melihat hal ini, sang penjual roti merasa senang karena usahanya telah berhasil dan dapat semakin berkembang dalam waktu yang singkat.

Berita kelezatan roti ini menyebar ke seluruh negeri, mereka bahkan rela antri untuk mendapatkan sepotong roti yang dibuat oleh pria tersebut. Dengan fakta tersebut, sang pria semakin menaikkan kualitas roti buatannya. Dia memilih tepung terbaik, telur dari peternakan terbaik, dan selalu turun tangan sendiri membuat seluruh roti tersebut. Dari pagi hingga malam, sang pria mendedikasikan hidupnya untuk melayani kepuasan para pelanggan roti.

Tentunya pundi-pundi keuangan keluarga si pria penjual roti mengalami kenaikan. Si pria merasa hal itu akan cukup untuk membahagiakan keluarga dan anak istrinya. Bahkan dia mulai melupakan nasihat sang istri untuk banyak beristirahat atau ajakan anaknya untuk makan siang bersama. Seluruh waktu si pria sudah habis untuk membuat roti dan melayani pelanggan setianya.

Waktu terus berjalan, toko roti semakin berkembang, tetapi kesehatan si pria semakin menurun. Dia telah lelah bekerja untuk kebahagiaan pelanggannya, sehingga dia bahkan tidak sadar bahwa putri kecilnya saat ini telah menjadi remaja yang cantik, dia juga tidak ingat kapan terakhir kali mencium pipi istrinya. Pada akhirnya, si pria tersebut hanya menjadi pria tua yang sakit-sakitan dan kelaparan sekalipun hidupnya selalu dikelilingi oleh roti yang lezat.

Kerabat Imelda... tentunya baik apabila kita bisa memberikan yang terbaik untuk orang lain. Tetapi apakah Anda sudah memberikan yang terbaik kepada diri sendiri dan orang yang selama ini menyayangi Anda? Membagi waktu dengan bijak harus dilakukan, jangan sampai Anda mementingkan orang lain dan lupa akan kebahagiaan diri sendiri dan orang yang Anda sayang.

SUMBER:kapanlagi.com

No comments: