Saturday, March 26, 2011

Dua Hari Yang Boleh Anda Abaikan

Manusia tertekan dan stres karena mereka suka berpikir. Semuanya dipikirkan untuk mendapatkan yang terbaik, dengan harapan jika yang terbaik sudah di tangan, maka kehidupan mereka akan bahagia. Namun seseorang seringkali lupa, hal terbaik yang mereka miliki adalah apa yang mereka ada saat ini. Bukan apa yang pernah mereka miliki kemarin, atau apa yang akan dimiliki esok hari.

Dalam satu minggu, ada dua hari yang tidak seharusnya kita khawatirkan. Dua hari yang harus bebas dari ketakutan dan rasa khawatir akan apa yang bakal terjadi.

Hari yang pertama adalah hari kemarin, lengkap dengan kesalahan dan kesusahan, kesialan dan hal buruk yang terjadi saat itu. Hari kemarin telah berlalu selamanya tanpa bisa kita cegah. Semua uang di dunia ini tidak bisa membawa kembali hari kemarin, dan tidak bisa membatalkan apa yang telah terjadi. Bahkan tidak bisa untuk menghapus sebuah kalimat yang telah kita ucapkan. Tidak ada lagi hari kemarin.

Hari berikutnya yang tidak perlu kita takutkan adalah hari esok, lengkap dengan segala kemungkinan, kemalangan, keberuntungan, beban dan janji-janji di hari esok. Hari esok juga berada di luar kendali kita. Besok matahari masih akan terbit, entah diselimuti awan atau terang benderang, namun pasti akan terbit. Hingga matahari terbit kembali esok hari, kita masih belum masuk pada hari esok. Hari esok masih belum ada.

Dengan demikian hanya tertinggal satu hari, yaitu hari ini. Setiap orang bisa melakukan apa saja pada hari ini. Kita bisa melakukan dan mendapatkan yang terbaik pada hari ini, hanya jika kita bisa mengesampingkan beban dan kekhawatiran akan hari kemarin dan hari esok. Jujur saja, bukan pengalaman hari ini yang seringkali membuat orang marah, tapi apa yang terjadi kemarin dan apa yang diperkirakan bakal terjadi esok hari yang membuat seseorang cemas, takut, marah dan gelisah. Jika Anda hanya berusaha maksimal untuk hari ini, maka Anda akan merasakan sebagian besar beban hidup Anda serasa hilang.

SUMBER: Jennifer Kritsch - kapanlagi.com

No comments: